luka yang membekas

12 1 0
                                    

Setelah perempuan itu berucap, dari mulutku keluarlah darah yang cair dan tiba-tiba saja ku muntahkan keluar. Kepalaku terasa sakit dan sepertinya aku akan mati.

Sesaat yang kulihat semuanya buram dan semakin hilang kesadaran ku hingga aku terjatuh mati di tempat seperti yang di guyur hujan darah.

"... Sayang sekali, kau menghirup aroma hujan darah... Itu dapat membunuhmu. Tetapi kau sudahlah mati..."

Kata-kata itu keluar dari mulutnya sungguh menusuk dan begitu tajam di perasaan ku.

Tatapan tajam yang setajam pisau melototiku, wajahnya yang cantik tidak terlihat begitu indah lagi karena sudahlah termakan oleh suasana hatinya yang jahat berniat untuk membunuh orang lain, seragam sekolah yang persis seperti seragam SMA ku, rambutnya di ikat side braid yang setengah kepang di sisi kirinya yang membentuk mawar di akhir ikatan dengan jepitan rambut yang seperti bunga sesunggguhnya menempel di bagian kepangnya.

Karena kesal, ia menggigit jari jempol nya sendiri.

Aku mati tak berdaya untuk bangkit lagi. Tumbuhlah bunga red spider lily yang berwarna merah tumbuh di sekitar ku. Hujan darah itu berhenti. Awan gelap itu terbuka dan terlihatlah langit cerah yang di sinari matahari.

Namun, langit itu adalah penglihatan terakhir kali yang ku lihat selama ku hidup. Darahku keluar begitu banyak sekujur tubuhku mulai dingin dan menggigil kedinginan.

Air mataku menetes karena aku bersedih tak dapat hidup lagi. Sesaat aku tiba-tiba berada di sebuah tempat yang luas dan hanya samudra air yang terlihat sehingga malaikat kematian itu duduk memeluk kedua kakinya terdiam di atas samudra air yang jernih itu dengan rangkaian mahkota bunga di atas kepalanya. Bunga itu adalah bunga carnation yang masih segar di atas kepalanya.

Aku tak dapat bergerak sama sekali karena tumbuhan mengelilingi di sekitarku dan mengikat sekujur tubuhku dengan duri yang kecil namun tajam itu menembus tubuhku.

Aku hanya dapat diam dan hanya diam menatap malaikat kematian dari dalam sangkar yang besar itu. Memang bunga yang tumbuh begitu cantik dan berwarna tetapi tetap saja membuatku merasa tak nyaman.

"Sejauh apapun kau berlari, tempat ini merupakan tempat yang di kutuk bagi orang-orang yang mengingkari janjinya... Walaupun begitu aku akan mengejarmu, meskipun kekurangan yang ada padaku tak memberiku patah semangat..."

Ucapnya tak mau menatapku dengan mata tajamnya ia menganggapku tidak ada.

Ia tersenyum menujukkan bahwa wajah nya bahagia. Tetapi, sebuah bunga lotus tumbuh diatas samudra air yang luar itu.

"Apa ini!?"

Ia heran melihat bunga lotus yang tumbuh di mana-mana. Sangatlah cantik dilihat dan dipandang mata. Lotus itu tumbuh dan mekar dengan anggun berdiri di atas air yang jernih dan luas itu.

Aku hanya tertunduk melihat ia heran dengan keadaan sekitarnya dengan tangan yang terikat dan tubuh yang di lapisi oleh akar tanaman yang kuat dan berduri menusuk di tubuhku hingga tembus.

"Lotus itu adalah... Bunga milikku."

Ucapku tetap menundukkan kepala ku dan tubuhku yang di tusuki oleh duri.

"Jika kau menyentuhnya. Kau akan mendapat kutukan yang setimpal dengan kutukan yang kudapat dari mu. Yaitu, terjebak di dalam kehidupan spiral."

Tambahku melototinya hingga ia ketakutan. Tiba-tiba saja iris mata ku menjadi merah. Semerah api yang berkobar dengan darah.

"... Akhirnya, kau menjadi milikku. Wahai boneka ku..."

Bisik perempuan misterius ku temui itu muncul dan memeluk erat tubuhku dari belakang. Perempuan itu tersenyum dengan menampakkan giginya yang tajam dan tak mau mengalihkan perhatian nya dari malaikat kematian dan iris matanya sama seperti ku berwarna merah. semerah garnet yang pekat.

The Last Promised Of Flower - My Flower Promise For Her -Where stories live. Discover now