nama

11 2 0
                                    


Mulai saat itu waktu sering terhenti dan kembali ke saat-saat sebelum nya.

Aku terbangun dari sebuah mimpi yang saat itu.

Gadis itu terlihat sedang berdiri di pojok dinding sambil menatap sebuah foto-foto ku di kamar.

"Kau, siapa?."

Tanya ku heran karena dia sangat misterius.
Dia tak berkata sepatah kata pun dengan tatapan tajamnya dan wajah yang sangat misterius membuat ku ingin bertanya.

"Kau... Lagi"

kata ku bangkit dari kasurku.

Dia tertawa kecil dengan sikapnya yang sama.

"Anu...apa kau benar tak memiliki hubungan apa-apa dengan yunna chiade?."

Tanya ku tentang apa yang ada dipikiran ku.

"Tidak!." Katanya dengan nada santai yang menakutkan. Aku pun terkejut.

"Eh?!. Apa maksudmu?. Kau bilang ada?."

Aku bingung karena dia tampak benar-benar tidak mempunyai hubungan itu.

"Hmmm.... Aku berbohong."

Kata nya tertawa kecil.
"Eh?. Bukannya kau bilang kau tak suka berbohong!." Bentak ku marah.

"Memang aku bilang... Tetapi menjadi manusia normal itu lumayan... Aku juga hanya ingin memanfaatkan mu..." Kata nya dengan santai dan pelan.

Dunia menjadi samar samar dan hitam.

"Semuanya adalah... Palsu"

Ucap nya hilang dan pudar.

Aku tidak terlalu senang dan tidak terlalu sedih tetapi di dalam hatiku rasanya sangat bingung.

Aku menemui Kitagawa di tempat kemarin.
Kitagawa tampak menunggu dan melambaikan tangannya ke arahku.

"Sado...!." Teriaknya keluar dari kereta yang sampai.
Aku hanya tersenyum.

Dia berlari riang ke arah ku lalu dia bertanya dengan wajah penuh semangat nya.

"Sado. Kenapa kau tiba-tiba mengajakku?. Kencan"

"Uhm... Tidak, Aku hanya ingin mengajak mu jalan"

Aku berkata gugup karena dia melototi ku dari tadi.

Aku pergi kesebuah kafe dan berbincang dengan nya.
Dia tampak hanya menatap langit dari sebuah dinding kaca di kafe itu. Langit hujan dan warna biru malam di malam hari itu.

Aku pun ingin bertanya tetapi dengan cepat dia berkata. Aku pun tak memiliki kesempatan untuk buka mulut.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?."

Tanya nya sambil menatap ku dengan tatapan sinis yang dingin.

"Oh ya. Sebenarnya begini... Kau tahu tentang yunna chiade yang ada di SMA tanabawa?."

Tanya ku. Karena aku sangat membutuhkan informasi tentang nya.

Dia hanya diam tak berkata apa-apa.

"Rangkaian bunga?."

Dia heran karena bingung.

"Apa maksudnya rangkaian bunga?."

Tanya ku. Aku menghentak- hentak kaki ku beberapa kali. Keringat dingin mulai mengucur di tubuhku. Suasana kafe itu sangatlah dingin-sedingin sebuah ruangan ber-AC.

Dia hanya diam. Tanpa membuka mulutnya dia tak bersuara.

"Entahlah-. Aku ingin ke toilet sebentar..."

The Last Promised Of Flower - My Flower Promise For Her -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang