kerajaan di alam lain.

25 4 3
                                    


Sore hari itu.

Hari yang tadinya terang kini sudahlah gelap. Awan-awan menutupi matahari yang akan terbenam kini tak terlihat lagi. Cuaca dingin dan angin bertiup pelan menghantarkan ku untuk pulang di sore itu.

Hari hujan. Pukul: 15:30

Aku merapikan semua buku-buku yang ku pakai tadinya dan memasukan buku itu kedalam tas.

"Sado...!. Cepatlah...!"

Mikite berteriak memanggil ku dari luar kelas.

Aku tak berbicara sepatah kata pun. Aku hanya diam dan beranjak keluar dari kelas yang tak ada orang lagi.

Aku melintasi lorong berdua dengan mikite saat itu. Lorong yang memiliki lampu sangatlah memberi kesan horor yang mengerikan.

"Hari ini hujan, ya."

Ucap ku mengubah suasana dingin tadi dengan percakapan.

"Ya, benar. Hanya aku dan kau yang pulang bersama. Kata Akai, dia pulang karena mengasuh adiknya.... Eh, bukan kah ini cerita romansa yang dengan orang ketiga...?!"

Mikite latah malu karena dia tidak pernah mengerti tentang cinta.

"... Aku tidak menganggap nya seperti itu..."

Ucapku dengan nada lirih yang tenang.

"Kringgg....!"

Suara bel hp mikite berbunyi.

"Ah. Ada pekerjaan. Maat sado, aku pulang duluan. Dah..."

Mikite langsung pergi meninggalkan ku di lorong yang sepi itu.

"Oh, umm... Hati-hati di jalan."

Aku mengangguk dengan melambaikan tanganku ke arahnya.

Aku berjalan ke loker sepatu dan mengganti sepatu ku lalu membuka payung yang kubawa dari rumah.

"Ame (hujan)"

Saat itu aku sendirian pulang ke rumahku.
Hari ini tampaknya dia tak ada tetapi haruslah hati-hati karena dia selalu mengawasi.

Tiba-tiba ada saja suara...
"Praak...!""

Aku pun terkejut karena pohon sakura yang kelewati tadi patah batang nya.
Aku mulai ketakutan karena hal yang tidak-tidak selalulah terjadi. Aku mendekati pohon itu di dekat semak rumput. Lalu tampaklah kaki seorang gadis yang beralaskan sepatu. Tetapi memakai baju putih polos.

"Anu... Apa kau baik-baik saja?."

Tanya ku, dia tak bersuara sama sekali. Tetapi dia bergerak.

Dia bangkit, sosok perempuan yang sangatlah cantik menatapku dengan wajah dingin yang sangatlah misterius, matanya berwarna biru lautan yang jelas berwarna biru, lalu rambut coklat yang panjang nya terurai, dan dia tampak seperti seorang putri yang sangatlah kaya.

"Kau, siapa...?"

Aku bertanya lagi gugup. Karena melihatnya.

Dia tak menyahut tetapi tiba-tiba dia menghilang begitu saja dalam hitungan detik.
Aku tak tahu kemana dia pergi tetapi yang jelas aku hanya diam menunggu jawaban nya.

Aku seperti mengkhayal saja tetapi yang kulihat tadi sangat lah benar-benar manusia tetapi kemana ia pergi.
Hari mulai gelap, pada saat itu aku harus kembali karena hujan.

Saat di rumah aku menemukan sebuah pesan dari Kitagawa untuk bertemu esok hari.

Aku pun tak berpikir apa-apa tetapi yang jelas aku bertemu esok hari.

The Last Promised Of Flower - My Flower Promise For Her -Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt