kertas bangau

14 2 0
                                    

Aku berangkat sekolah dan menjemput yunna di rumahnya.
"Kali ini aku tak boleh gagal lagi. Karena dia adalah perputaran spiral waktu...aku tak mau gagal lagi-" aku melihat kerumunan orang-orang di sebuah persimpangan. Aku sampai di rumah yunna menekan bel. Tak ada jawaban sama sekali. Hari yang cerah tadi menjadi mendung dan hujan. Aku pun heran dan langsung menghampiri persimpangan itu.
"Permisi... mau lewat-" aku berusaha melewati orang orang yang menghalangi penglihatan. Aku terkejut karena itu adalah yunna yang tertabrak mobil lalu terbanting ke jalanan dengan kepalanya yang pecah. Aku tak sengaja menjatuhkan tasku lalu menangis.
"... dejavu...?. Tapi... sudah lah... dia mati....!." Aku berteriak dan menangis.
Tiba-tiba lagi waktu terhenti dunia menjadi hitam putih dengan corengan darah yang memerah kan dunia dan terdapat bunga mawar putih tumbuh dari darah itu.
Aku mulai tak mengerti apa yang terjadi karena selalu saja kembali ke waktu sebelumnya. Aku kembali ke dunia dimana aku sudah SMA. Berada di ruangan rumah sakit seorang perempuan yang dingin dan sangat misterius.
Kami hanya diam tanpa suara. Dan saling mengalihkan pandangan.
Dia tampak membuat bangau dari kertas yang berwarna putih.
"Hey, bolehkah aku bertanya?." Tanya ku penasaran dengan apa yang ia lakukan.
"Terserah kau..." balasnya menyelesaikan bangau itu.
"Apa hubungan nya perempuan yang ada di masa lalu itu dengan mu?." Tanyaku,
"... ada..." jawabnya dengan selesai dengan satu bangau.
Aku terkejut dan bertanya lagi.
"Apa itu...?. Beritahu aku..." aku memohon ke dia agar mudah mengetahui informasinya.
"Cobalah ingat lagi..." jawabnya melipat kertas tadi.
"Um... aku tak... ingat apa pun..." aku berusaha mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya.
"Jawabannya adalah... jika kau berada di masa depan ingatan masa lalu mu hilang... dan jika kau berada di masa lalu kau masih mengingat apa yang kau lalui di masa depan..., Hidup mu hanyalah bagaikan bunga..., bunga akan berbunga pada saat musim semi dan layu di musim gugur. Saat musim dingin rasa sakit dan kesedihan... lebih terasa sangat sakit dari pada sebelumnya dan lama kelamaan bunga itu merasakan sakit dan mati... bunga itu akan jatuh ke dalam samudra darah yang dingin dan terasa buruk... sehingga... tak ada seorang pun yang mengingat masa lalu nya..." ocehnya sambil menyelesikan beberapa bangau.
"Yang artinya... jika kau bersedih kau akan bertemu dengan ku.
Yang artinya... aku hanya sebagai gumpalan rasa sedih dan air mata... menyedihkan menjadi mereka itu... terlupakan jarena mereka selalu bahagia..." jawabnya dengan menangis.
"Hey. Apa kau hidup...?" Aku bertanya dengan malu.
"Entahlah..." jawabnya dengan nada pelan.

Kembalilah aku ke dunia di masa lalu tadi. Tetapi aku harus menghindari yang terjadi sebelumnya.

--------------------------3 maret 2025. 05:00 AM-----------------------------------

Aku bangun dengan cepat dan bersiap siap untuk kerumah yunna. Aku meninggalkan surat di meja makan dan langsung pergi ke rumah yunna.
Saat yunna membuka pintu rumah nya. Dia melihat ku duduk di depan rumahnya.
"Pagi..." aku menyapa yunna.
"...bodoh..." jawab nya dengan wajah ogah ogahan nya.
Aku tersenyum melihat yunna ada. Lalu kami pergi kesekolah bersama. Aku berusaha membuat yunna terbuka dan ingin berbaur dengan orang lain.
Aoi sepertinya sangatlah seperti sebelumnya.

"Hey, aku rasa...kau harus menahan emosimu..." kata yunna.
Aku merasa yunna sudah mengetahui apa yang kulakukan sesudahnya.
"A-apa maksudmu...?." Tanyaku gemetar.
Sikapnya masih tak dapat di kalahkan karena dia selalu membuat orang lain marah dan bingung. Sehingga tak ada orang yang mau bicara dengan nya.
"Lupakan saja..." katanya. Aku pun mulai lega karena mungkin dia akan mengulangi apa yang terjadi hari ini sebelumnya.

---------------------------------sepulang sekolah------------------------------------

Aku bertanya lagi tentang saat hari itu.
"Anu... apa kau masih membenci ayahmu...?." Tanya ku berusaha mencari jawabannya.
"Entahlah..." jawaban nya masihlah sama dan tak bisa di ketahui apa maksudnya.
"Tolong berilah aku jawaban yang lain...?" Aku berusaha membuat yunna percaya padaku.
"... aku tak tahu..." katanya mengalihkan pandangannya ke lain.
Aku semakin penasaran dengannya.
"Beritahu aku tanggal lahirmu...?." Tanya ku berusaha membuatnya mengerti.
"... 31 desember..." jawabnya.
"malam tahun baru, ya." Kata ku tertawa. Tetapi pada saat tengah malam pukul 23:00 PM. Tanggal 30 desember. Yunna mati. Entah karena apa. Tetapi yang ku ingat hanyalah...sebuah sidik jari... yunna. Di sebuah pisau. Apa dia bunuh diri?.
"Chiade, nanti ayo lihat kembang api sama-sama." Ucapku berusaha mengajak yunna ikut.
"Kau bodoh, ya. Kenapa kau mengajak ku?." Jawab nya memalingkan wajah nya ke syal nya yang hangat.
"Karena kita teman." Kata ku tersenyum ke arah nya.
Dia terkejut dan tersipu malu karena dia senang ada yang menganggapnya teman.
"...k-kalau begitu baiklah!. A-a-aku akan datang...!." Teriak yunna berlari meninggalkan ku.
Aku tersenyum,
"E-eh...?." Aku baru menyadari kalau aku mulai menyukai yunna.
"Apa ini...?." Aku berkata dalam hati.

Aku pulang ke rumah dan sendiri dirumah. Tak lama kemudian ibu pulang membawa bahan makan malam.
"Aku pulang..." sebut ibu.
"Selamat datang..." ucapku menyambut kedatangan ibu.
"Sado, ayo makan kare..." kata ibu dengan semangat memasak.
Aku pun mulai gembira dan senang.
"Ah, sado. Kau menyukai yunna?." Tanya ibu memotong sayuran.
"E-eh...?!." Aku terkejut karena lontaran pertanyaan yang membingungkan.
"Soalnya tadi, ibu melihat mu dari depan stasiun. Kau memegang tangan yunna lalu yunna tersipu malu..." ucap ibu.
"A-a-a-a-a-apa...? Sejak kapan... ibu ada di depan stasiun..." aku bingung harus berkata apa.
"Bukannya aku suka atau apa... aku hanya ingin yunna bisa berteman dengan ku..." jawab ku dengan tenang.
"Oh, teman. Ku dengar ayah yunna itu orang yang suka stress dan menyakiti yunna." Kata ibu mengambil bahan-bahan yang lain.
"Benarkah..." aku baru tahu kalau ayah yunna itu sedikit kasar.
"Bagaimana dengan ibu yunna...?" Tanya ku penasaran.
"Ibunya sudah... meninggal. Dan yunna memiliki adik yang bernama yusa." Ibu ku memotong wortel dengan kuat.
"Pantas dia bersikap seperti itu dan jika aku bertanya tentang ayahnya selalu saja menjawab "entahlah". Aku ingin yunna bisa selamat... tetapi bagaimana?." Tanya ku dalam hati.

Beberapa bulan setelah itu.

Kenaikan kelas tiba. Aku sudah kelas 5-2 SD. Sayangnya yunna beda kelas 5-4. Mikite kelas 5-2. Akai kelas 5-2.

1 desember 2025.
Aku selalu bersama yunna selama ini agar dapat menghindari pembunuhan.
Tetapi sang pembunuh yang sebenarnya menunggu di sebuah tempat yang dapat mengintai yunna.

Saat malam hari tiba, aku meminta ke ibu.
"Ibu, aku tak mau pindah ke kawamoto. Aku akan SMP di dekat sini." Kataku ke ibu.
Ibu heran.

Setelah itu. Dunia menjadi sepia.
Aku bertemu perempuan itu. Perempuan itu tampak diam tanpa suara.
"...kau sudah menemukan karena apa kematian yunna...?" Tanya nya sambil menulis sesuatu di bukunya.
"Belum..." jawab ku kecewa karena tak mengerti.
"Kembalilah kedunia mu..." ucap nya.
Dunia menjadi hitam putih dan terdapat sebuah bunga mawar putih tumbuh. Aku melihat seperti mengkhayal.
Aku kembali ke kehidupan SMA ku.
Lalu terdapatlah pesan di hp ku.

???: hey.
Sado: siapa kau?.
???: kau tak perlu tahu aku...
???:temui saja aku... di stasiun shibuya. Aku menunggu...
Sado: baiklah, jam berapa?.
???: sepulang sekolah.
Sado: aku akan datang.
???: baiklah.

Aku pun terpaksa bertemu dengan nya besok.

Esok harinya.

Tampaknya tak ada yang aneh hari ini tetapi aku harus bertemu dengan nya di stasiun shibuya.
"Apa kau yang ingin menemuiku?." Tanya ku keseorang perempuan itu.
"Ya..." dia menoleh kebelakang.
"Aku misami kitagawa..." katanya memperkenalkan dirinya.
"Kitagawa...?. Misami..." aku bingung karena nama itu seperti orang yang ku kenal.

"I never need the happier. I always hiding on cold scale. And scream alone. I hope someone can help me get out. I want to see the other world. And be forgetten... I cant hear you voice if in this scale, forgive me..." that is always i say.

The Last Promised Of Flower - My Flower Promise For Her -Where stories live. Discover now