27 - Sorry

111 5 0
                                    

haloooo balik lg sma cerita gaje ini kwkw

K
U
Y
Y
Y

❄️

"Tapi Gilang belom nembak gue, Mel." Kata Alin dengan kedua telapak tangannya yang ia masukkan ke dalam saku seragam perawatnya yang berada dibagian bawah seragam.

"Belom nembak gimana?"

"Iya-kan biasanya cowok bilang mau gak jadi pacar gue atau-"

Imel langsung tertawa mendengar ucapan Alin yang menurutnya terlalu polos dan terdengar begitu kekanak-kanakkan. "Lin, Lin—itu tuh gak penting. Yang penting kan lu udah tau kalo Gilang tuh sayang sama lu. Kalo misalnya Gilang bilang kaya gitu, tapi perasaannya gak sepenuhnya buat lu. Gimana?"

"Iya—jugasih."

"Elu tuh bukan anak sekolahan lagi yang harus ditembak dulu. Yang penting kan kalian sama-sama sayang, sama-sama nyaman, sama-sama mau serius buat ke depannya."

Kedua mata Alin langsung menatap lekat teman karibnya yang sedang berjalan disamping kirinya sedaritadi dilorong rumah sakit. Ucapan Imel barusan, langsung mengalihkan perhatian Alin sepenuhnya. "Gue belom ngomongin sampe sejauh itu sama Gilang, Mel. Kita kan masih baru, satu bulan aja belom ada."

"Namanya jodoh, kan gaada yang tau, Lin. Buktinya, lu yang pacaran lama sama Jodi sampe bertahun-tahun akhirnya putus juga kan? Sekarang jadinya malah sama yang lain."

Kepala Alin langsung tertunduk, mengalihkan tatapannya kebawah untuk memperhatikan kedua kakinya yang sedaritadi melangkah pelan-pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kepala Alin langsung tertunduk, mengalihkan tatapannya kebawah untuk memperhatikan kedua kakinya yang sedaritadi melangkah pelan-pelan. "Gausah bahas Jodi lagi, Mel. Gue gamau keinget dia terus." Balas Alin dengan suaranya yang terdengar pelan.

Ada rasa sakit yang tercampur kecewa yang begitu dalam, ketika Alin harus teringat dengan mantan kekasihnya yang dulu ia sayangi dengan sangat. Karena bagaimanapun, Jodi pernah menjadi seseorang yang begitu berharga dihidup Alin, dulu.

"Oh iya! Sorry sorry ya Lin. Gue gaada maksud-"

"Alin!"

Ucapan Imel terpotong saat ada seseorang yang berteriak memanggil nama Alin dari belakang mereka, dan saat mereka berdua berbalik, betapa terkejutnya Alin yang langsung melihat Jodi sudah berada dibelakangnya dengan nafasnya yang tersengal juga keringat yang mengalir dikeningnya.

Mungkin Jodi berlari untuk mengejar Alin.

"Ngapain?" satu pertanyaan yang keluar dari dalam mulut Alin. Wajahnya terlihat seperti keberatan dengan kedatangan Jodi dirumah sakit ini.

"Aku mau ngomong."

"Gue duluan ya, Lin." Ucap Imel yang langsung berbalik meninggalkan mereka berdua di ujung lorong rumah sakit. Imel rasa ini adalah urusan mereka berdua, jadi Imel tidak berhak ikut campur. Biarkan Alin menyelesaikan urusan pribadinya.

Break! (Terimakasih Tuhan, dia begitu indah) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang