4°R - 4°C= ... °C

4.3K 440 269
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



***

Pecundang kalau mainnya di belakang
apalagi keroyokan.

we are one, we are the best.

***

Aura penuh intimidasi dan tatapan tajam, menghunus siapa saja yang mengganggunya, namun tak melunturkan semangat bagi kalangan fansnya. Bukannya berkurang, semakin hari justru semakin bertambah. Tidak hanya siswi di sekolahnya, banyak tetangga sekolah yang mengaguminya. Tapi usaha mereka hanyalah sia-sia karena si raja Gravitasi pun mengabaikan. Dilirik saja tidak. Yang ada, langsung di depak dari peradaban.

Seperti sekarang, matanya menyala dengan kilat amarah yang terpancar dalam iris kelamnya. Tangannya mengepal kuat dengan nafas memburu begitu melihat sesuatu yang sangat dia benci tepat di depan mata.

Dalam hitungan detik ....

"DELTAA!!! SINI LO!" teriaknya lantang membuat orang-orang yang lewat di sekitar, menatapnya takut. Mereka tau, tidaklah mudah meredam kemarahan sang raja Gravitasi. Penyebab kemarahan itu, terlihat jelas saat tangannya yang sedang memegang gagang pintu loker itu menunjukkan urat-urat menonjol.

"Kenapa Gav?" Tanpa banyak bicara, Gavi menyingkir dari hadapan loker.  Gerakan kepalanya menyuruh Delta untuk mengambil apa yang tidak seharusnya ada di dalam sana.

Delta mendengus kesal dengan kebiasaan si kapten. Segera sajadia mengambil seluruh coklat beserta surat yang menumpuk di dalam loker milik Gavi. Heran, padahal loker sudah dikunci, tetapi masih saja bisa di bobol oleh orang lain. Ya iyalah orang kunci setiap loker saja sama. Poor Delta.

"Pastiin nggak ada yang tersisa!" tekannya tajam.

"Jelaslah. Rejeki nomplok, mana mau ditolak. Tapi kalau setiap hari gue makan ginian terus, bisa ompong gigi gue Gav."

"Bisa cepetan?! Buku gue bisa rusak kalau lo kelamaan!"

Delta mendengus kesal, "Udah ini. Buku aja di sayang, kenapa coklat sama surat nggak lo sayang sih Gav?”

Gavi mengambil bola basket yang ada dalam lokernya. Pelajaran kali ini memanglah olahraga. Gavi sudah mengganti pakaiannya dengan baju olahraganya. Dan karena guru olahraganya yang ngaret, Gavi memilih untuk mengambil bola orange itu, membawanya menuju lapangan setelah memastikan bukunya tersusun rapi tanpa adanya sampah di dalam loker.

Lain halnya dengan Delta yang kurang kerjaan membaca surat para fans Gavi satu persatu.

“Gue yakin kalau si Gavi friendly, pasti cewenya banyak!” Delta berdecak pelan begitu sadar dirinya ditinggal, segera saja Delta menyusul menuju lapangan basket yang ternyata sudah banyak anak kelas Sains 1 di lapangan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 01, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'M  F I B IWhere stories live. Discover now