31

5.3K 200 1
                                    

Arya pov

Kubuka ponselku.

Aku terseyum melihat pesan Hana.

Nanti aku akan meminta maaf padanya pikirku lalu kembali bekerja.

Beberapa waktu kemudian kulihat Daniel datang bersama Maria.

Wajah mereka terlihat marah bercampur khawatir menatapku.

Aku berdiri menghampiri mereka.

"kalian kenapa?" tanyaku santai.

"brengsek lo Ar, bisa-bisanya lo setenang ini." ucap Daniel memberi satu pukulan di wajahku.

Maria kemudian menahan Daniel. "Daniel. Ini bukan caranya menyelesaikan masalah." ucap Maria.

"Masalah ? Masalah apa ? Tolong kalian yang jelas dong datang tiba-tiba marah trus main nonjok lagi." seruku kesal.

"dimana Hana?" tanya Daniel.

Maria mengambil ponselnya.

"dirumah." jawabku

Maria memberikan ponselnya.

Aku membaca pesan dari Hana.

Apa ini maksudnya ?
Hana pergi?
Aku mulai khawatir.
Kemana dia ?
Kuberikan kembali ponsel Maria lalu bergegas pulang. Aku ingin memastikan Hana di rumah.

Sampai di rumah. Kubuka pintu dengan cepat lalu kupanggil Hana berulang kali.

Tak ada jawaban.

Aku berlari menaiki anak tangga.

Kubuka kamar.
Hana tidak ada.
Aku semakin takut.

Kulihat lemari, baju-baju Hana sebagian tidak ada.

"Dia pergi" ucapku luruh ke lantai.

Aku merutuki kebodohanku.

Dia pergi ucapku lagi sambil memukul kasur disampingku.
Apa ini arti pesan terakhirmu tadi Hana.

Sesalku dalam hati.
Maafkan aku.

Mama masuk kedalam kamar.

"ada apa Ar, kenapa kau pulang ribut-ribut mencari Hana?" tanya mama.

"Hana pergi ma." seruku sendu.

"iya, Hana memang pergi Ar. Apa dia tak memberitahumu?" tanya mama.

"Hana bilang apa tadi ma ?" tanyaku cepat.

"dia tadi terburu-buru pergi katanya papanya masuk rumah sakit. Tapi anehnya sebelum dia pergi dia memeluk mama. Dan mama lihat matanya merah seperti baru menangis." jelas mama semakin meyakinkanku Hana meninggalkanku.

Kuambil ponselku lalu kucoba menghubungi Hana.

Tak bisa. Hana tak bisa dihubungi. Pikiranku semakin kacau.

"apa yang terjadi Ar?" tanya mama curiga.

"Hana pergi ma. Dia meninggalkanku." ucapku akhirnya menangis lalu memeluk mama.

"temui dia. Dia pasti kerumah orang tuanya. Minta maaf padanya Ar." saran mama.

Mama benar aku haru segera ke Semarang.
Aku harus menemui Hana dan membawanya pulang.

Aku akan minta maaf padanya, pikirku.

Aku tak sabar saat diperjalanan. Pikiranku benar-benar kacau.

Aku takut. Aku benar-benar takut kehilangan Hana.

Aku sampai didepan rumah mertuaku sudah jam 9 malam.

Awalnya kau ragu datang semalam ini.
Tapi aku juga takut, aku takut terlambat sehingga nantinya membuatku akan kehilangan Hana.

Kuberanikan diri mengetuk pintu.

Aku siap menerima segala resiko kecuali kehilangan Hana pikirku.

Kuketuk berulang kali pintunya.
Agak lama pintu baru terbuka.

Tasya adik Hana yang membukakan pintu.

"mas Arya." ucapnya terkejut.

"Hana di rumah sya?" tanyaku berusaha menutupi rasa kecemasanku.

"untuk apa mas mencari mbak Hana lagi. Sudahlah mas. Tinggalkan mbak Hana. Cukup jangan buat lagi dia menderita." ujar Tasya sinis.

"siapa sya." ucap papa mertuaku menghampiri kami.

"eh, Arya. Masuk nak." ucap papa mertuaku.

"kau tak boleh begitu pada kakak iparmu Tasya." nasehat papa mertuaku.

Aku seperti mendapat harapan baru.
Ucapan papa sedikit meringankan pikiranku.

"papa, aku gk mau mbak Hana menangis lagi karna Mas Arya. Sudah cukup. Aku tak rela pa." ucap Tasya menyampaikan rasa kesalnya.

"Tasya, masuk lah ke kamarmu. Biar papa yang berbicara dengan mas Arya." ucap papa.

Kudengar Tasya mendengus lalu pergi.

Aku menyiapkan hati berbicara dengan papa mertuaku.

"Pa, aku minta maaf." ucapku menyesal.

Papa menepuk-nepuk bahuku.

"Papa juga tak ingin kalian berpisah Ar, tapi Hana sudah memutuskannya." ucap papa.

Aku menggelengkan kepala.

"tidak pa, tidak. Aku tak mau berpisah dengan Hana." ucapku hampir menangis.

Aku semakin takut.

Harapanku tadi yang sedikit sudah hancur berkeping-keping.

"papa tak bisa melarang Hana Ar, pergilah bersama orang yang kau cintai. Maaf jika pada akhirnya kalian berpisah padahal dulu papa yang memintamu menikahi Hana." jelas papa.

Apa maksudny?
Pergi dengan orang yang kucintai ?
Sedangkan saat ini aku sadar aku telah jatuh cinta pada Hana.

Iya setelah aku kehilangan Hana aku sadar telah jatuh cinta padanya. Bahkan sudah jatuh terlalu dalam.

"pa, aku mencintai Hana. Cuma Hana yang aku cintai pa." seruku.

Papa menatapku terkejut.

"maaf, aku baru menyadarinya ketika Hana pergi pa." sesalku kemudian.

"sudahlah Ar, jangan memaksakan diri. Kami bisa terima kok." sambung papa lagi .

"aku benar-benar mencintai Hana pa." ucapku meyakinkan papa .

"yakinkan Hana kalau begitu, tapi jika Hana tak ingin diyakinkan lepaskan dia Ar." ucap papa.

"boleh aku bertemu dengan Hana pa?" tanyaku.

"dia tidak ada dirumah. Maaf papa tak bisa berikan informasi lebih dari ini." ucap papa.

Akhirnya aku memutuskan untuk pamit.

Papa menawariku menginap disini barang semalam tapi aku menolak.

--------------------------------------

To be with You (COMPLETED)Where stories live. Discover now