05

5.5K 229 1
                                    

Arya pov

Yang benar saja beraninya dia menggoda istriku didepan teman2 ku.

Dan wanita itu tersenyum menanggapinya.

Aku marah melihat interaksi Hana dan Daniel.

Bagaimanapun juga Daniel sahabatku dan Hana istriku.

Apakah mereka bermaksud mengkhianatiku.
Kesalku.

Kulihat Hana segera beranjak kembali kedapur.

Beberapa saat kemudian Daniel ikut berdiri menuju dapur.

Kulihat dia membawa gelas.

"cih... Alasan " desahku dalam hati.

Tak berapa lama kemudian Daniel kembali dan  bukan malah duduk namun permisi.

"guys, maaf ya aku pergi sebentar ada keperluan." ucapnya.

Syukurlah dia pergi pikirku.

Namun tak berselang kulihat Hana datang dari pintu belakang.

"mau kemna mereka?" tanyaku dalam hati penasaran.

Ah aku tak mungkin langsung beranjak menghampiri mereka karna itu mengundang pertanyaan dari teman2ku.

------------------

Hana pov

Aku berjalan menghampiri Daniel.

Kukira kepergian Daniel membuat Arya akan bertanya namun kulihat dia hanya diam melihat Daniel pergi.

Aku tersenyum melihat kedatangan Daniel.
"ayok." ajak Daniel.

Aku naik ke mobil Daniel.

Aku terlihat canggung karna ucapan Daniel tadi.

Sepertinya Daniel menyadarinya.

"maaf." ucapnya membuka pembicaraan diantara kami.

Aku terperangah mendengarnya.

Kutatap dia dengan penuh tanya.

Daniel masih menatap lurus ke depan dan fokus menyetir.

Setelah itu dia terseyum lalu memandangku sekilas.

"aku minta maaf Han, ucapanku tadi pasti membuatmu tak enak hati." lanjutnya.

"oh." jawabku.

"oh ??? Hanya itu Han." ucapnya lalu tertawa.
Aku kembali terheran.

"lalu kau mau jawaban apa Daniel?" tanyaku sedikit kesal karna tawaannya itu.

"maaf, maaf , maaf."
Daniel kembali minta maaf dan meredakan suara tawanya.

"aku tak bermaksud menggodamu Han. Tapi memang hari ini kau sangat cantik." jujurnya.

Aku menatapnya tak enak hati.

"percayalah Han, kau istri sahabatku. Mana mungkin aku mengkhianati sahabatku." jelasnya akhirnya aku melepaskan napasku lega.

"aku sangat nyaman denganmu Han, aku senang melihatmu tersenyum. Dan aku ingin melindungimu." ucap Daniel.

Aku kembali menegang atas pengakuan Daniel.Apa-apaan ini barusan dia mengatakan takkan mengkhianati Arga tapi pengakuannya membuatku kesal. Pikirku

"aku ingin melindungimu, setiap melihatmu aku teringat mendiang adik sepupuku yang sangat kusayangi." lanjutnya , aku terperengah mendengar pengakuan Daniel.

"kau sangat mirip dengannya. Kalau kau penasaran nanti akan ku kenalkan kw dengan nyan." ucap Daniel.

"bagaimana mungkin Daniel tadi kau bilang Dia mendiang berarti...." ucapku terputus.

"iya, dia sudah meninggal 5 tahun lalu." sambung Daniel.

Daniel menepikan mobilnya.

"jadi jangan salah paham atas semua perhatianku Han, aku menceritakan sekarang hanya tak ingin kau marah dan menjauh. Aku sangat merindukan Gaby. Bolehkan aku menganggapmu sebagai penggantinya." pinta Daniel.

Aku menatapnya ragu namun kulihat tatapan Daniel tak menunjukkan kebohongan.

Aku mengganggukkan kepalaku.

"tapi Arya Dan." ucapku ragu.

"aku yang akan menjelaskan padany. Percayalah." sambung Daniel.

"baiklah." ucapku lalu tersenyum pada Daniel.

"ayo turun kita sudah sampai." sahut Daniel lalu keluar.
Akupun mengikutinya.

Setelah beberapa lama, mungkin 1 jam kami masih duduk di sini.
Dihadapan kami tampak montir sedang sibuk mengotak atik mobil Daniel.

"Han, kamu duluan aja. Kan gk enak kamu lama2 di luar sedangkan di rumahmu ada acara. Lagian kamu gk kasihan sama Kezia pasti lapar menunggu pesanannya." ujar Daniel lagi.

"aku gk mungkin ninggalin kamu Dan. Gk enak lah, aku udah minta tolong trus giliran susah aku gk nemeni kamu." sanggahku.

Daniel tersenyum mendengar ucapanku.
"kenapa ? Kok malah senyum ?" tanyaku heran.

"Arya beruntung Han memiliki kamu." ucapnya membuat aku malu.

"udah ah kamu malah buat aku blushing." cercahku malu.
--------------------------------------

To be with You (COMPLETED)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin