19

4.2K 190 1
                                    

Arya pov

Awalnya aku ingin ngambek pada Hana.
Lihat sudah jam 1 siang dia belum datang juga.
Aku sudah membayangkan masakan Hana.

Saat dia sudah berada di ruanganku kulihat dia membuka bungkus makanan.
Makanan beli dari luar pikirku.
Segera kulancarkan niat ngambekku.
Namun ternyata dia jadinya yang marah. Ditutupnya semua bungkus yang tadi dibukanya.

Argggg wanita ini selalu mengacaukanku, pikirku.

Kuraih salah satu tangannya dan kugenggam. Entah apa yang merasuki melakukannya, aku hanya spontan.

Lalu aku minta maaf. Dalam hatiku kenapa jadi aku yang minta maaf tapi aku tak mau ambil pusing yang penting Hana berhenti marah padaku.

"Han," panggilku lagi.

"aku tak suka ucapanmu tadi Arya."jelas Hana masih menunjukkan wajah cemberut.

"iya, aku minta maaf. Aku juga hanya bercanda lagi pula sebenarnya aku sudah membayangkan masakanmu tapi ternyata kau membelinya dari luar." jelasku menumpahkan isi pikiranku.

"soal itu aku minta maaf Ar, aku tadi lupa waktu." ucapnya sedih.

" apa yang kau lakukan rupanya Han ?" tanyaku penasaran akan perubahan ekspresi Hana.

"Maria mengajakku bertemu sehingga aku lupa waktu." jawabnya.

"harusnya kau katakan dari tadi agar aku tak salah paham." ucapku lalu mengacak rambutku.

"ayo makan." ajakku kemudian.

Terdengar ketukan dipintuku.
"masuklah." ucapku.

Kulihat Valeri masuk dengan membawa sebuah map.

"letakkan saja dimejaku Leri, nanti akan kupriksa." jelasku.

Ia melakukan yang kuperintahkan.
"ternyata ada Hana, ohhh karna ini kau menolak ajakan makan siangku Ar. Baiklah aku kalah kalau dibanding dengan istrimu." ucapnya sambil tertawa.

"sudahlah Leri sebaiknya kau pergi jangan merusak makan siang kami." seruku lalu Valeri keluar dari ruanganku.

Kusantap lagi makan siangku sambil sesekali melirik Hana dan tersenyum. Aku sadar wanita disebelahku ini pandai sekali memporak porandakan moodku dengan cepat.

Kulihat dia menyudahi makannya.
"kau makan sedikit sekali Hana." protesku.

"aku sudah kenyang Ar." jawabnya lanjut menutup makanannya.

"aku tak percaya." ujarku.

"apa kau ingin aku makan banyak lalu menambah berat badanku, dan dengan begitu aku semakin gemuk sehingga kau dengan mudah melirik wanita lain Arya." serunya dengan menatap sinis.

Aku tak mengerti maksud kemarahannya.
"apa aku pernah melirik wanita lain Hana?" tanyaku lembut bermaksud meredakan amarahnya.

Ia menggeleng.

Aku tersenyum menatapnya.

"lalu apa yang kau takutkan?" tanyaku lagi.

"sudahlah Arya kau lanjutkan saja makanmu." ucapnya melunak.

Aku tau dia sedang menyembunyikan sesuatu.

"kau tidak percaya padaku?" tanyaku lagi dengan lembut.

Lalu tiba-tiba dia menghambur kepelukanku.

Dia menangis seketika.

Aku menjadi bingung.

"aku hanya takut kau akan meninggalkanku." ucapnya masih terisak.

"hei dengar, aku tak pernah berniat meninggalkanmu." ucapku meyakinkan Hana.

Tak ada jawaban. Dia makin mempererat pelukannya.

Kubiarkan posisinya seperti ini dulu hingga dia merasa tenang.

Akhirnya dia melepas pelukannya. Kulihat dia menghapus sisa air matanya dan merapikan penampilannya.

"aku harus pulang, kau kembalilah ke pekerjaanmu" ucapnya sambil berdiri bersiap pergi.

"aku antar kebawah." ucapku cepat, karna mana mungkin aku membiarkannya berjalan sendiri dengan kondisi seperti ini.

"tidak usah Ar, aku bisa sendiri." tolaknya.

Kutarik tangannya lalu berjalan keluar sebelum semakin banyak dia protes.

Dia sempat menarik tangannya namun pasti dia kalah karna aku yang lebih kuat.

Akhirnya dia menurut.

Kulihat para karyawan seakan berbisik melihatku dan Hana. Aku semakin menegakkan kepala berjalan melalui mereka.

Kurasakan Hana berusaha melepas genggamanku lagi. Aku tersenyum.

"hubungilah mang Adi." ucapku setelah didepan.

"mang Adi tadi kusuruh menjemput Kezia Ar. " ucapnya.

"lalu kau tadi ?" tanyaku kaget.

"naik taksi, yaudah aku akan memanggil taksi." ucapnya ingin beranjak.

"tidak, biar aku yang antar."ucapku menahannya.

Dia menatapku heran.

"kau masih banyak pekerjaan Arya. Biarlah aku naik taksi." jelasnya.

"baiklah, tapi tunggu disini. Biar kusuruh mereka menelpon taksi." ucapku  mendudukan Hana lalu berjalan ke arah resepsionis.

Beberapa saat kemudian taksi yang dipesan datang.

Aku mengantarkan Hana masuk.

"kau berlebihan Arya." ucapnya dengan cemberut.

Aku tersenyum mendengar protesnya.

Lalu aku mencium keningnya lalu menutup pintunya.

Aku kembali keruanganku dengan tersenyum.

--------------------------------------

To be with You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang