14

4.8K 212 0
                                    

Hana pov

Sebenarnya aku lebih senang jika Arya yang menemaniku hari ini. Tapi tak mungkin dia mau bolos demiku.

Ah .. Gerutuku.

Pintu kamarku terbuka.

"permisi." ucap suster yang akan mengantarkan obatku.

"ini obatnya hari i..... ni mbak." ucapnya terbata.

Kulihat dia terkejut melihat Daniel.

"Maria." ucap Daniel dengan nada terkejut.

"Daniel. Sedang apa kau disini." ucapnya gugup.

"aku menjeguk istri sahabatku. Sudah lama kau bekerja disini?" tanya Daniel.

"baru 2 bulan, ini obatnya mbak jangan lupa diminum. Saya permisi." ucap suster Maria lalu pergi.

Daniel menatap kepergiannya.

"kau menyukainya Dan." tebakku.

Daniel tampak terkejut dengan tebakanku.

"kenapa kau menyimpulkan seperti itu Han?" tanyanya kemudian.

"aku melihat tatapanmu padanya Dan." jelasku.

"ah .. Tidak Hana, Maria hanya teman dekat sepupuku. Dan aku hanya bertemu dengannya ketika aku tinggal di Semarang, itu hanya beberapa kali." elak Daniel menyembunyikan perasaannya.

"Daniel, apakah Dia teman Gaby?" tanyaku menebak.

Daniel menganggukkan kepala.

"kau menyembunyikan perasaanmu karna Gaby?" tebakku lagi.

"tidak Hana." elaknya lagi.

"kau bilang aku kau anggap adikmu tapi kau tak percaya padaku." aku protes dengan sikapnya berbohong.

"ayolah Hana, bukannya aku tak percaya padamu." serunya karna aku memalingkan wajahku darinya.

"kalau begitu ceritakan padaku apa sebenarnya yang terjadi antara kau dan suster Maria Daniel." pintaku.

Daniel menghembuskan nafasnya kuat.

"baiklah baik." ucapnya mengalah.

Aku mengambil posisi duduk ingin mendengarkan cerita Daniel.

"kau semakin mirip dengan Gaby Han. " gerutu Daniel lalu aku membalas dengan senyuman dan wajah yang penasaran.

Daniel menceritakan awal mula ia bertemu Maria. Hingga kecelakaan itu terjadi, Maria enggan menemui semua keluarga Gaby karna merasa bersalah. Daniel sudah menemui Gaby tapi ia selalu meghindar.

"lalu apa kau menyukainya?" tanyaku blak-blakan.

"Hana bisa tidak kau bertanya hal lain?" jawab Daniel dengan bertanya kembali.

"aku sangat penasaran Daniel. Aku percaya kau menyukainya." ucapku sedih.

"lebih baik kau minum obatmu dulu Han, atau kau mau semakin lama terjebak ditempat ini." ucap Daniel mengalihkan pembicaraan kami.

Setelah aku selesai meminum obat, aku kembali menatap Daniel penasaran. Dia sadar akan tatapanku.

"ayolah Daniel. Jujurlah padaku." pintaku lagi.

Daniel menghiraukanku.

"Daniel." ujarku memelas.

" oke, oke. Kau ingin dengar?" ucapnya membuatku penasaran.

Aku mengangguk cepat.

"em......" Daniel masih berpikir.

"ayolah Daniel jangan mempermainkanku." ucapku tak sabaran.

To be with You (COMPLETED)Where stories live. Discover now