27

4.3K 180 0
                                    

Hana pov

Malam ini begitu ramai. Namun kami belum melihat sipembuat pesta.

Arya sangat tampan malam ini.
Aku tetap menganguminya.

Sesekali aku mencuri pandang padanya.
Ah, bodohnya aku diakan suamiku untuk apa aku melakukan itu.

"kalian disini rupanya." ucap Reza seakan-akan dia mencari kami sedari tadi.

Aku tersenyum melihatnya.

"kau sangat cantik Han." puji Reza.

Kurasakan Arya semakin mempererat genggamannya.

Aku terkejut atas perlakuan Arya.

"lebih baik kau temui tamumu yang lain Za." saran Arya.

Valeri datang menghampiri kami. Kulihat gaun merahnya melekat pas ditubuhnya dengan belahan dada yang sangat jatuh.

Ah, dia sangat cantik dan menggoda pikirku. Aku minder dengan penampilanku.
Aku tak bisa dibandingkan denganya pikirku.

"aku menemukannya Ar." seru Valeri.

"dimana dia?"tanya Arya.

"disebelah sana, mari ikut aku." ajak Valeri.

Aku melepaskan genggaman Arya. Entah mengapa rasanya aku ingin menjauh, aku merasa tak pantas mendampingi Arya.

Arya menatapku bingung.

"aku ingin ke toilet sebentar Ar." alasanku.

"kenapa harus sekarang Han." ucap Arya sedikit kesal.

"aku bisa sendiri. Pergilah." ucapku.

"kau yakin?" tanya Arya. Aku menganggukkan kepala.

Lalu Arya pergi dengan Valeri. Aku menatap mereka berdua, aku lah disini pemeran yang jahat. Aku yang hadir ditengah-tengah mereka. Seharusnya aku tak ada diantara mereka.

Aku melangkahkan kakiku entah kemana. Aku pun tak tahu. Aku hanya ingin menjauh dari keramaian.

"Han." ucap Reza mengangetkanku.

"Reza." ucapku.

"kau melamun sampai sekaget itu?" ucap Reza tertawa.

Aku tampak menjaga jarak dengan Reza.

"hei jangan takut, aku tak akan berbuat aneh padamu." ucap Reza.

Aku mencoba percaya pada Reza.

"kau mau duduk disana bersamaku?" tanya Reza. Aku seperti berpikir.

"oh ayolah Hana. Aku yakin Arya sedang asik bersama Valeri dan rekan-rekan yang lain. Aku hanya ingin menemanimu." ucap Reza.

Aku menurutinya. Kuikuti langkahnya.

--------------

Arya pov

Aku sedikit kesal tadi Hana ingin ke toilet ketika Valeri sudah menemukan orang yang ingin kutemui di pesta ini.

Aku khawatir karna tempat ini baru bagi Hana.
Tapi dia meyakinkanku.
Akhirnya kubiarkan dia pergi.

Tapi sampai sekarang aku belum melihatnya kembali.
Kemana dia pikirku.

Aku tak bisa berkonsentrasi.
Aku permisi pada mereka.
Aku harus mencari Hana pikirku.

Kukelilingi tempat ini tapi aku belum menemukan Hana. Tunggu sedari tadi aku juga tak melihat keberadaan Reza.

Aku semakin khawatir.
Kucari lagi hingga aku melihat dua sosok sedang bersenda gurau.

Darahku mendidih. Aku melangkah cepat mendekati mereka.
Kuberi satu pukulan pada Reza.

"apa-apaan kau Ar." ucap Hana membantu Reza berdiri.

Kutarik tangan Hana. Ia menatapku tajam.

"kita pulang sekarang. " ucap Arya.

" aku tak mau Ar, kau melukai Reza dan ingin meninggalkannya langsung." seru Hana.

"oh, kau ingin bersamanya . Pergilah." ucapku lalu mendorong Hana ke arah Reza.

Kulihat Reza menangkap Hana agar tak terjatuh.

Aku tersenyum sinis.

Aku meninggalkan mereka.

Aku bergabung dipesta menemui Valeri yang sudah selesai dengan client baru kami.

"kau kenapa Ar?" tanya Valeri.

"temani aku minum." ucapku lalu mengambil beberapa botol.

Kulihat Hana masuk kedalam penginapan bersama Reza. Aku berusaha mengabaikannya.

Paginya aku terbangun. Aku tak ingat apa yang kulakukan semalam setelah aku melihat Hana bersama Reza.

Aku memijit keningku.

"kau terlalu mabuk semalam Ar, aku takut jika mengantarmu ke kamar Hana semalam makanya aku membawamu kemari." jelas Valeri.

Ah iya, semalam aku minum sangat banyak hingga aku tak ingat apa-apa.

Aku segera turun dari tempat tidur dan keluar dari kamar Valeri.

Ketika aku baru keluar aku berpapasan dengan Hana. Dia tampak terkejut lalu kulihat tatapan sendunya.

"Ar ." panggilnya.  Aku mengabaikannya. Aku masuk ke kamar lalu kuhempaskan pintu dengan kuat.

Valeri keluar dari kamar.

"dia sangat mabuk semalam Han. Maaf tidak mengantarnya ke kamarmu, aku takut dia menyakitimu." ucap Valeri. Hana hanya mengangguk namun hatinya menjerit menangis.

Hati siapa yang tak hancur suaminya mabuk dan menginap dengan sahabat wanitanya.

Hana tak tau apa yang mereka lakukan.
Hatinya hancur. Pertahanan Hana hampir hancur. Namun ia berusaha tegar.

Ia tak boleh menyerah secepat ini pikir Hana.

--------------------------------------

To be with You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang