EROPA|33

209 16 0
                                    

Selama 2 tahun gua dan Primel tidak saling menyapa seperti dulu, Gua udah meminta maaf ke Primel dan menjelaskan semuanya,mungkin dia masih syok mendengar pernyataannya kaa Arlan.

Setelah lulus SMA,gua mencoba ikut tes beasiswa,dan akhirnya gua di terima di salah satu kampus di Eropa jurusan kedokteran.

DI DALAM KAMAR
"Mamah udah siapin semuanya di sana,kamu jaga diri" kata mamah sambil memeriksa barang bawaan gus untuk di sana.

"makasih mah" sahut gua.

"ABANG" teriak gua memeluk kaa Dev yang masuk ke dalam kamar.

"apa sih lu?abang abang" sahutnya.

"Ada yang sedih tuh" kata gua melihat kearahnya.

"engga" sahutnya.

"Bilang aja" menyenggol badannya.

"Engga" sahutnya.

"Jaga diri lu,baik-baik ya di sana kalo ada apa-apa langsung telpon gua" kata kaa Dev dengan suara sendu.

"Jangan nangis dong" sahut gua.

"gua ga nangis" sahutnya.

"janji deh,setelah lulus gua akan balik lagi ke Indonesia terus kita tanding basket" sahut gua dengan muka memastikan supaya kaa Dev tidak nangis.

"diel" sambil berjabatan tangan.

"belajar yang benar di sana" sahutnya.

"siap pak boss,lu juga kerja yang benar jangan mikirin siapa tuh??Amel" sahut gua.

"Amel?" tanya mamah.

"engga mah,nih anak emang abis obatnya jadi kaya gini" sahut kaa Dev memberantakkan rambut gua.

"Dev,kenalin dong Amel ke mamah" sahut mamah sambil tertawa.

"mah" kata kaa Dev.

"lu sih" sahutnya menatap sinis kearah gua.

"ini mau di sini terus?" tanya mamah.

"keburu ketinggalan pesawat" lanjutnya.

"lupa mah" sahut gua.

Sampai di bandara,
"ABANG" teriak gua.

"Adik bayi gua sudah besar" dia sambil memeluk gua.

"Ihhh" melepas pelukannya.

"assalamualaikum" melambaikan tangan. Melihat mamah dan kaa Dev dengan berlinang air mata.

Perjalan dari Indonesia ke eropa sekitar 11 jam. Gua langsung ke apartemen.

Sampai sana,gua langsung ke apartemen.
"LAPERRRR" teriak gua di dalam kamar.

"Supermarket dekat sini ada ga ya?" ngomong dengan diri sendiri.

Kring...(Bunyi telpon)
"PRIMEL" teriak gua.

"jangan teriak,gua lagi di kampus" sahut Primel.

"ya maap" sahutnya.

"baru sampai?" tanyanya.

"iya,lagi mau ke supermarket" menunjukkan jalan sekitar.

"Istirahat dulu orang,kan capek" sahutnya.

"gua laper,ga bisa di tahan" kata gua.

"ohhhhh" dengan suara khasnya.

"kebiasaan" sahut gua.

"lu mau tau ga?"

"apa?" dengan muka penasaran.

"gua satu kampus sama dia" sahutnya.

"WAHHH,enak parah" sahut gua sambil tersenyum girang,entah kenapa dia yang seneng gua malah kesenengan.

"tapi malu,dia tadi ngeliatin gua" lanjutnya.

"liatin balik" sahut gua.

"gila lu" sahutnya sambil tertawa.

"Lu gimana sama dia?" tanya nya.

"ga tau,gua udah di eropa. Udah kasih kabar ke dia tapi belum di bales" sahut gua.

"sibuk kali" kata Primel.

"mungkin" sahut gua.

"apa jangan-jangan" dengan muka menakutkan.

"apa sih lu mel" sahut gua dengan nada kesal.

"dia udah nikah" melanjutkan omongannya.

"tampol" sahut gua.

"udah dulu ya,mau belanja" kata gua.

"asek ibu-ibu gest" sahutnya.

"BODO AMAT,bye" mematikan telponnya.

Sampai di supermarket,gua mencari bahan makanan yang gua butuhkan. Setelah mendapatkan semuanya gua langsung ke kasir,belum sampai di kasir.
"kaya Kemal" menepuk pundaknya.

"Kemal" Dan ternyata salah orang.

"Sorry" sahut gua.

"salah orang" dalam hati.

Setelah membayar semua belajaan gua,gua langsung pulang ke apartemen untuk masak. Untuk makan hari ini,gua membuat nasi goreng,makanan yang kaa Kemal selalu pesan kalo lagi di resto.

Kaa Dev menelpon gua,
"Gimana di sana?" tanya kaa Dev.

"enak kaa" sahut gua.

"yaudah,istirahat sana" sahutnya.

"siap pak boss" mematikan telponnya.

KEHILANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang