TM 11

16 4 0
                                    

AUTHOR POV

"Chanyeol-ah, jaga dirimu baik-baik. Jangan bodoh membiarkan tubuhmu kedinginan." Ucap Suho sembari mengenakan mantel coklatnya, bersiap-siap akan pergi. Suho berdiri diambang pintu menunggu jawaban dari Chanyeol.

"Ne." Jawaban singkat itu membuat Suho tersenyum lalu menutup pintu.

Malam ini, lagi-lagi Chanyeol hanya termenung dikamarnya dan membiarkan jendela kamarnya terbuka. Ia duduk di tepi jendela kamarnya seorang diri, dengan gitar di pangkuannya, sesekali ia bersenandung menyanyikan lagu. Tidak ada orang lain selain dirinya di dalam kamar itu.

Suho? Tentu saja tidak ada dikamarnya. Karena Suho bukanlah tipe orang yang hanya berdiam diri dan penyendiri seperti Chanyeol. Suho selalu sibuk, maupun tugas sekolahnya, atau pergi bersama temannya.

Bukannya terlalu mengacuhkan atau tidak peduli pada Chanyeol, justru Suho selalu menawarkan Chanyeol untuk ikut dengannya dan bersenang-senang. Tetapi, Chanyeol tetaplah Chanyeol, yang sangat penyendiri.

Oneulbam

Dan konyolnya lagi, malam ini salju turun. Chanyeol sengaja membiarkan angin malam menerpa dirinya bersama dinginnya butiran salju yang menyentuh langsung kulitnya yang tidak terbalut kain tebal untuk menghangatkan dirinya. Chanyeol pun juga sengaja tidak membalut dirinya dengan jaket atau mantel apapun. Ia hanya memakai kaos santai miliknya, dan bahan kain itu sangatlah tipis.

Satu kata yang dapat mengekspresikan Chanyeol saat ini, Bodoh. Chanyeol sangat bodoh hingga ia tidak memperdulikan kesehatannya.

"na~aa~

Kkok naboda deo haengbokhaejyeoyamanhae
Berbahagialah lebih dari pada aku

Na~aa~

Nae maeumeul haneulmaneun algireul
Kuharap langit tau isi hatiku" Chanyeol memetik gitar nada terakhirnya. Puas bernyanyi, ia menghela nafasnya.

"Aku yakin jika Nara sedang bersenang-senang di luar menikmati salju ini. Aku harap ia tidak melupakan mantelnya." Gumam Chanyeol dengan tangan yang terulur, menangkap salah satu butiran salju.

Lagi-lagi hanya Nara yang ia pikirkan.

Chanyeol mendongakkan kepalanya menatap langit, melihat butir-butiran salju yang berjatuhan. "Kau selalu terlambat untuk membalas suratku, bodoh." monolognya lagi.

Nara memang selalu terlambat untuk membalas surat Chanyeol. Tapi tidak dengan Chanyeol, Chanyeol sangat bersemangat saat membalas surat dari Nara. Sebenarnya Nara juga cukup sibuk untuk mengurus toko pamannya. Maka dari itulah ia selalu lambat untuk mengirim suratnya.

Chanyeol juga belum menjawab pertanyaan Nara waktu itu. Tentang Chanyeol berkata, ''Aku menyukaimu", dan juga apa itu "ChanRa".

Nara pikir semua itu hanya gurauan Chanyeol saja. Tapi semakin hari, Nara semakin penasaran dengan maksud Chanyeol. Chanyeol pernah menjawab pertanyaan Nara waktu itu sekali, seperti ini, "Mollasseo. Aku tidak tahu alasan apa yang tepat untuk itu. Suatu saat nanti kau akan mengerti." Tidak masuk akal memang, tapi memang kenyataannya Chanyeol selalu bimbang dengan perasaannya sendiri.

Chanyeol tidak pernah merasakan rasanya jatuh cinta yang sebenarnya sebelumnya. Chanyeol hanya takut jika perasaannya pada Nara bukanlah cinta, melainkan rasa suka dan sayang antara teman atau sahabat. Chanyeol takut jika ia hanya memberi harapan yang besar pada Nara, tapi ketika ia menyadari perasaannya itu bukanlah rasa cinta, ia hanya takut untuk menyakiti perasaan Nara.

"Besok aku akan menemuimu, Nara. Tunggu aku." Gumam Chanyeol lalu ia menutup jendela kamarnya.

"Jja~" Chanyeol segera membaringkan dirinya di ranjangnya dan menyelimuti dirinya sampai sebatas dada. Chanyeol menatap langit-langit kamarnya.

1; THE MEETINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang