01

14.2K 315 2
                                    

Hana pov

Hari itu begitu indah, ketika kudengar dia mengucap janji setianya kepadaku dihadapan Tuhan, tanpa sadar kunaikkan kedua sudut bibirku mengukir senyum. Suaranya terdengar tegas. Kulirik lagi ke sebelah untuk melihat orang yang akan mendampingiku menghabiskan sisa umurku.

"Han, Hana." panggilan mbak Lara memecah lamunanku.

"eh .. Iya mbak" balasku beranjak dari tempat dudukku.

"dari tadi mbak lihat kok melamun sih ? "

"eh... Iya mbak " jawabku gelagapan.

"kangen arya ya ?" goda mbak Lara.

"hehe mbak tau aja." ucapku tersipu, maklum lah baru seminggu pernikahan kami arya sudah dapat dinas luar kota selama 2 minggu.

Arya suamiku pemimpin sebuah perusahaan menggantikan ayah mertuaku yg memilih pensiun setelah kami bertunangan 2 bulan lalu.

"sabar, lusakan arya balik, kamu sudah dikabarinkan tentang kepulangannya." ucap mbak Lara menghiburku.

"sudah mbak." jawabku menganggukkan kepala.

"gimana kalau kita jemput arya dibandara Han ?" usul mbak Lara .

"ide bagus tuh mbak." senyumku merekah mendengar usul mbak Lara.

"oke, kamu kabarin Arya ya bilang lusa kita jemput dia."

"iya mbak, nanti Hana hubungi Arya."

"yaudah mbak pergi dulu ya mau jemput kezia, kamu jangan melamun lagi" pamit mbak Lara.

Aku hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum melihat mbak Lara berlalu.

Setelah kepergian mbak Lara kuputuskan beranjak ke kamar hendak menghubungi arya.

Dengan semangat kuraih ponselku, namun seketika senyumku memudar "kalau kutelpon sekarang ternyata Arya lagi meeting pasti Arya marah" timbangku.

Yah, Arya suamiku pribadi yang mudah sekali marah namun dibalik sikapnya aku sering melihat betapa perhatiannya dia kepada semua orang namun dia kurang pandai mengeskpresikannya.

Kuurungkan niatku menghubunginya,
Akhirnya kuputuskan mengirimkannya pesan singkat.

Hana
*Ar, kamu apa kabar hari ini ?
Kamu jadi pulangkan Lusa.
Aku sama Mbak Lara jemput ya . 😊*

Kutatap lagi ponselku berharap Arya segera membalas pesanku.

Berulang kali kulirik tak kunjung juga ada balasan dari Arya.

Sayup-sayup kudengar suara mobil memasuki pekarangan rumah.

Kulangkahkan kaki menuju ruang tamu.

"eh ponakan aunty udah pulang." sambutku merentangkan tangan ingin memeluk kezia.

Kezia berjalan dengan cemberut lalu memelukku .

"little girl why you look so scary?"

"I hate mom aunty, I hate her."

Kulirik mbak Lara yang mulai duduk di sofa sambil mengangkat kedua bahunya.

"oke, oke coba ceritakan sama aunty apa sebenarnya yg membuat princess kesal." ucapku sambil menuntun Kezia duduk diseberang mbak Lara duduk.

"Tadi sewaktu istirahat Liana memberitahu Kezia kalau di Mall akan ada pertunjukan pameran Disney aunty."

"lalu."

"aku meminta izin mama tadi tapi tak diizinkan, padahal pertunjukkannya hanya hari ini dan besok aunty." serunya kesal sambil melirik mamanya.

Kualihkan pandanganku pada mbak Lara.

Seakan mengerti tatapanku dy menjawab "Kezia harus les Hana, kalau hari ini bolos besok dy mau bolos lagi. " jelas mbak Lara.

"memangnya besok kita mau kemna aunty?"
Tanya Kezia.

"jemput om arya Key." jawabku.

"tapi Kezia pengen banget lihat pertunjukan itu aunty." ucap kezia tertunduk sedih.

Kutatap kembali mbak Lara.

"mbak." mohonku.

"Tidak Han." jawabnya bersikukuh.

"ayolah mbak, sekali ini saja." ulangku memohon lagi.

Mbak Lara melirik wajah putri kecilnya yg tertunduk sedih.

"yasudah, tapi mbak tak bisa menemaninya sore ini mbak ada arisan." ucap mbak Lara akhirnya memberi izin.

Sontak aku dan Kezia teriak bahagia.

"Gk pa-pa mbak biar Hana nanti yang menemani Kezia." sambutku dengan semangat.

Kezia berlari memeluk mbak Lara.

"makasih ya ma."ucapnya.

"tapi janji lain kali gk boleh ya sayang."

"iya ma." serunya antusias.

"yasudah, sekarang Kezia ganti baju biar kita makan siang." titah mbak Lara.

Kezia terlihat berjalan ke kamarnya dengan raut wajah gembira.

"kamu jangan terlalu memanjakannya Han." ucap mbak Lara setelah Kezia berlalu.

"kezia butuh menikmati masa kanak2nya mbak." tatapku lembut sambil tersenyum.

"baiklah tapi jangan keseringan, nanti dy jadi kebanyakan bermain." ucap mbak Lara, aku menganggukkan kepala mengerti .

"yaudah yukk kita siapin makan siang." ajak mbak Lara.

---------------------------------------

To be with You (COMPLETED)Where stories live. Discover now