bunda yg awalnya hanya mengelus pipi sang cucu kini telah menggendong cucu jagoan kecilnya.

"bunda kayak gendong kamu dulu waktu habis lahiran le," ucap bunda. "yah liat deh, ini persis banget kan sama ale dulu," bunda menggendong dengan menghadap ke ayah.

"iyaa bun, kita kayak punya anak laki-laki satu lagi ya bun?" ayah mendekatkan wajahnya kemudian mencium pucuk kepala sang cucu. "namanya siapa le?"

"belum tau yah, aku sama (namakamu) masih berunding tadi. gatau kenapa juga selama 9 bulan ini ale sama (namakamu) belum kepikiran nama sama sekali,"

"kamu tuh ya," tegur bunda.

iqbaal meringis.

"assalamualaikum," ucap seorang perempuan yg membuka pintu kamar rawat (namakamu).

"waalaikumsalam, ma pa," sapa iqbaal ketika melihat papa dan mama (namakamu) yg datang.

"gimana baal keadaan (namakamu) sama adek?" tanya mama yg baru saja meletakkan tas yg dibawanya dimeja dan berjalan mendekati bunda.

"alhamdulillah baik ma, cuma sekarang (namakamu) tidur, capek katanya abis lahiran,"

"ini cucu mama?" ucap mama melihat bayi mungil didalam gendongan besannya. "ya Allah lucu banget dia, mirip banget sama kamu," ucap mama menatap iqbaal.

"iyaa ma, (namakamu) juga sempet protes ke aku kenapa dia lebih banyak mirip banget sama aku," kekeh iqbaal.

"berarti kamu semangat banget yg bikin," canda ayah.

"jelas dong yah, kan biar cepet ada iqbaal junior,"

semua yg ada diruangan tertawa tertahan karena tidak ingin jika bayi dan (namakamu) terganggu tidurnya.

~?~

jam menunjukkan pukul 09.00 ketika tidur (namakamu) sedikit terganggu karena suara tangisan yg berada disebelahnya.

"sayang, bangun bentar," ucap iqbaal mengusap kepala (namakamu).

"hmm baay," (namakamu) mengerjapkan mata, menyesuaikan dengan cahaya yg ada disekitarnya.

"sayang bangun dulu. ini adek pengen sarapan,"

(namakamu) melihat iqbaal yg kini telah menggendong jagoan yg sedikit menangis.

"sini baay," (namakamu) merubah posisinya menjadi terduduk dan merentangkan tangannya untuk menggendong.

iqbaal segera memberikan arkha kepada (namakamu) karena tidak mau sang anak terlalu lama menangis. (namakamu) menurunkan baju rumah sakit yg digunakannya dan mulai menyusui sang anak yg sudah terlihat merah akibat tangisannya.

"ulu ulu anak mama haus ya? berdoa dulu yaa sebelum minum, bismillahirrahmanirrahim," monolog (namakamu) kemudian memberikan asi kepada sang putra seperti yg dicontohkan perawat semalam.

"baay, bisa minta tolong?" tanya (namakamu) mengalihkan pandangannya kepada iqbaal yg kini tengah duduk di samping ranjang disebelahnya.

"kenapa (nam)?"

"minta tolong ambilin minun, aku haus,"

iqbaal mengangguk kemudian mengambilkan minum yg ada dinakas sebelahnya.

"baay,"

"kenapa (nam)?"

"es teh gaada?"

iqbaal menatap (namakamu) heran. sedari semalam ternyata nyidam (namakamu) tidak berubah.

"nanti ya sayang, sekarang air putih dulu, ya?"

(namakamu) mengangguk. "tapi nanti tetep dapet es teh kan?"

college (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang