KITA; Zaman & Keadilan

235 9 3
                                    

Kali ini aku akan sedikit formal. Yah, aku bukan sebagai peneliti atau akademisi, tetapi ini temuan sekaligus pundi-pundi pikiranku saja, yang bukan tidak mungkin sudah dipikirkan oleh kawan-kawan pembaca.

Jadi, sekarang adalah era digital yang dalam tingkat tertentu seakan-akan era ini ialah sebuah desain dunia generasi milenial, panggung generasi 'zaman now'. Dan saat sekarang ini pula kehidupan sosial berubah secara drastis. Maksudku, tekhnologi dan sosial berkolaborasi lebih nyata dalam sebuah sejarah peradaban; mulai dari cara berinteraksi hingga pembentukan mental manusia itu sendiri secara berkala dalam tempo yang relatif; pola orang bergaul, berbelanja, bahkan pada sampai melakukan kejahatan zaman sekarang lebih banyak dipengaruhi oleh tekhnologi. Dengan mata telanjang kita bisa menyaksikannya sehari-hari; sedang jauh dari pacar, sisa video call. Malas ke toko, ada olshop. Bahkan, sekarang banyak pencuri yang melakukan aksinya hanya dengan duduk di depan komputer, dan biasanya juga ditangkap setelah dilacak dengan sistem komputerisasi yang tentunya lebih canggih. Haha.

Terlepas dari perdebatan dan kontroversi terkait kekurangan dan kelebihan era digital ini, dalam kondisi realistis dan  berpikir secara rasional, sebuah kemustahilan untuk mencegah keterlibatan teknnologi dalam hampir segala aspek kehidupan kita, tidak ada cara kecuali  kita betah menjadi sapiens  yang 'naif. Kehadiran jenis perangkat  tekhnologi dan pola pengembangan dunia digital tersebut dengan sendirinya secara masif akan menentukan perilaku sosial kita sebagai individu bahkan sebagai kelompok masyarakat.

Sebut saja kita sedang berada di  dunia robot, tapi manusia tetaplah manusia, ada bagian otentik yang telah dianugerahkan alam pada kita, apa dan bagaimanapun situasi zaman, satu-satunya yang tidak mungkin hilang dari manusia adalah nilai keadilan dalam dirinya,  sebab keadilan itu sendiri memang diciptakan untuk tumbuh dalam segala jenis ekosistem kehidupan.

Singkatan yang, jika kawan-kawan pembaca memiliki kesadaran tentang keadilan, atau, punya gagasan hingga pada tahap praktisnya, sekiranya suatu tantangan baru juga untuk kita memanfaatkan era digital ini sebagai jembatan lewatnya rasa keadilan itu. Keren bukan ? generasi kita (milenial) bisa menonjolkan identitas sekaligus kredibilitasnya ?. Bukan apa-apa, pemuda era kolonial terkenal dengan semangat patriotismenya, suatu ciri yang disematkan pada satu generasi yang menyumbangkan kemerdekaan pada kita. Lalu, ada juga generasi Reformasi, menunjukkan identitasnya setelah menggulingkan otoriteranisme pada tahun '98. Kemudian mereka bertanya, generasi milenial bikin apa untuk Indonesia? Pertanyaan yang menjengkelkan tapi demi harga diri milenial, pertanyaan itu mesti dijawab. Kita tidak butuh bambu runcing, Imprealisme sudah berakhir. Kita tidak harus jadi korban penculikan, Orba sudah berhasil dibisukan. Milenial punya cirinya sendiri, caranya sendiri, yang dalam hal ini tugasnya adalah melanjutkan apa yang telah dilakukan generasi sebelumnya, memajukan Indonesia. Kita akan melakukannya dengan tekhnologi sebagai salah satu alat perjuangan.

Sekarang, penulis punya wattpad dan sebagainya, organisatoris bisa buat pelatform berbasis internet dalam mengerjakan agenda-agenda positif, dan yang paling umum adalah sosial media mainstream yang mungkin saja  menjadi tongkrongan mata kawan-kawan saat baru saja bangun tidur lalu update status,  barangkali tentang isu injustice yang sedang berlangsung. Itu semua bisa menjadi sarana untuk gagasan kawan-kawan, yang barangkali akan menimbulkan manfaat bagi banyak orang, itu juga salah satu cara kecil menginvestasikan keadilan di era ini kendati bisa juga dilakukan hal sebaliknya.

Intinya adalah bahwa keran arus informasi saat ini begitu deras mengalir, pengetahuan bisa diakses dengan sangat mudah. Tapi pertanyaannya, buat kita yang merasa bagian dari zaman milenial ini, masih punyakah kita antusiasme belajar dan keinginan lebih untuk berkonstribusi pada peradaban atas nama keadilan ?

Jadi, aku punya sedikit curahan, mungkin bisa jadi pemicu bertenaga kecil. Baru-baru ini aku sedang mengikuti pelatihan pemrograman dan aku sekarang lebih banyak belajar tentang perekayasaan sistem manual ke dalam perangkat digital, hegemoni, dan psikologi modern. Bukan pamer, tapi aku pikir bahwa ilmu seperti itulah yang sekarang dituntut peradaban, teori dan implementasinya. Itu hanya semacam usulan terselubung ku saja pada kawan-kawan.

Nah, sekarang aku sedang menjalani satu misi, yang semoga bahwa aku benar sedang berjalan di atas keadilan. Aku sedang membangun team untuk berkontribusi pada masyarakat desa dengan mengenalkan pada mereka dasar-dasar ilmu komputer dan internet, menjelaskan manfaat yang mereka bisa dapatkan, misal saja tentang bagaimana mereka bisa terlibat sebagai masyarakat dalam pengembangan desanya sendiri. Rencananya, misalnya, desa itu punya potensi pertanian, kami akan mengusulkan pada pihak berwenang untuk membuat fasilitas sistem informasi yang dimana dapat membantu masyarakat mempromosikan hasil taninya, mendapatkan informasi pasar, dan pembelajaran untuk meningkatkan produktivitasnya dan sebagainya. Setelah mengusulkan, kalau di beri izin, maka kami sendiri pula yang akan membantu mereka membuat sistem informasi tersebut. Intinya, bagaimana orang desa bisa lebih maju dan sejahtera melalui tekhnologi, agar mereka tidak tertelan zaman, agar mereka bisa menjawab tantangan peradaban yang sangat laju seperti sekarang.

Nah, dan satu hal yang penting bagi pribadi ku sendiri, keliling desa artinya berpetualang 😁. Yah, Memberi dan diberi itu terkadang terjadi secara alami. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui; belajar banyak hal, berguna bagi banyak orang, dan berpetualang ke banyak tempat, itulah 'ambisi'ku. 😂

Baiklah, mungkin terkesan seperti teks pidato. Tetapi sekiranya, apa yang aku tulis di sini adalah semata-mata buah pemikiran, aku hanya berniat dan merasa berkewajiban untuk membagi ide atau gagasan; disepakati pasti menyenangkan, tidak disepakati pasti seru.

Terima kasih, ada ide atau bahkan cercaan. Kolom komentar dibuat memang untuk menerima segala jenis coretan, Silahkan !

Salam Literasi.

DISKUSI ANAK MUDAWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu