NEGERIKU BUKAN NEGERI DONGENG

282 14 1
                                    

Kali ini saya ingin mengajak kawan-kawan untuk berdiskusi tentang negara. Atau,dengan bahasa lain. Saya akan menuturkan pendapat saya tentang Bangsa Indonesia yang tercinta ini.

Alasannya sederhana. Bahwa ini salah satu bentuk kecil dari keperdulian saya sebagai anak bangsa. Sekaligus,ini keluhan dan keprihatinan saya pada NKRI.

Saya tidak perduli,apakah ini akan memberi dampak besar atau tidak. Namanya juga lagi usaha.

Pertama,sebagai anak bangsa. Tentu saja melihat kondisi negri hari ini ialah kemirisan. Dimana ketika kita bisa menyaksikan fenomena dan polemik yang terjadi menyebabkan kemunduran pada hampir segala aspek.

Tapi bukan itu yang akan saya bahas. Karena tidak cukup,kalau di ulas di sini. Saya hanya akan coba menyampaikan pemahaman saya tentang Indonesia dan demokrasi yang kita anut sekarang sebagai sistem dalam bernegara.

Demokrasi ialah sistem yang dimana kebebasan adalah urat nadinya. Jika kebebasan rakyat hilang,maka kita perlu memeriksa ulang urat nadi demokrasi. Apakah baik-baik saja,atau memang putus ?.

Lalu kita bisa lihat realita hari ini. Kebebasan dikungkung absurditas,di kelilingi premis-premis yang menjadikan demokrasi semakin kian paradoks.

Oke,kebebasan itu masih ada,tapi mengawang di udara. Contoh,dalam demokrasi, mengkritik pemerintah, itu sah,secara ideologi hal itu di cantumkan dalam salah satu butir pancasila. Artinya,rakyat memang punya hak dan kedaulatan untuk mengeluarkan pendapat. Tapi kemudian,pengartian itu menjadi samar.

Sebab pada kenyataannya,pemerintah menolak kritikan secara halus. Misalkan demonstrasi,pemerintah berupaya untuk membungkam mahasiswa dengan menyelundupkan aturan pendidikan yang tidak sesuai dengan butir ideologi. Dimana,aturan itu mengharuskan mahasiswa fokus pada kelas dan ijazah semata. Baru-baru ini,dikeluarkan sistem UKT-BKT (boleh cek sendiri aturannya dan analisa sendiri maksudnya).

Secara tidak langsung dan di racik dengan halus,sebenarnya dengan menggunakan metode analisis yang tajam. Kita akan menemukan,bahwa demokrasi kita di huni oleh feodalisme. Politik yang sedang menjamur di negri ini adalah politik identitas. Kedaulatan rakyat itu hanya kalimat tipuan untuk menutupi ketidakadilan.

Pada kesimpulannya,nawacita demokrasi dan kondisi pemerintahan saat ini sangatlah tidak sesuai. Karena demokrasi yang sehat adalah transparansi politik,kebebasan utuh rakyat,dan keadilan serta kemakmuran.

Itu hanya serangkaian pendapat saya yang mungkin absurd bagi kawan-kawan.

Yang saya maksudkan kali ini,sebagai bagian dari negara. Kita punya tugas berat. Yaitu,mencermati dan melatih kejelian kita dalam konteks pemikiran untuk menyelamatkan demokrasi.

Minimal,kita kembang biakkan pemahaman keadilan dan kemanusiaan pada sekitar kita. Atau,apa saja hal yang bisa di lakukan,berefek besar atau tidak,itu soal belakang.

Sebagai individu,kita mesti melaksanakan hak dan kewajiban secara penuh. Karena hanya dengan begitu,kita akan menjemput demokrasi sesungguhnya.

Buat kawan-kawan yang bergelut di dunia pendidikan misalnya,jangan pernah takut bersuara. Karena ketakutan tidak melahirkan peradaban kecuali kebiadaban.

Buat kawan-kawan yang bekerja dimanapun atau dengan aktivitas apapun. Di salah satu tangan kita mesti menggenggam keadilan dan disebelahnya lagi adalah kebebasan. Jangan ragu untuk protes. Karena keraguan hanya milik orang yang tidak mampu.

NB: Demokrasi itu tempat kaum rasional,jadi bersuaralah dengan argumen yang kokoh. Tunjukkan,bahwa intelektual-intelektual bangsa ini belum punah.

Salam Merdeka. (INI PROVOKASI).

DISKUSI ANAK MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang