Chapter 30 ( Part 2 )

3.2K 183 60
                                    

Suatu tempat, dimana Ali bisa melihat keindahan alam dengan hanya diam di tempat itu. Alasan mungkin kenapa Ali ada disana karena itu tempat terakhir mereka mengukir kenangan berdua dengannya. Prilly terus berlari menuju tempat terakhir yang terlintas difikirannya dimana Ali menenangkan diri. Prilly tidak sempat memberi kabar ke Ricky dan Razzi karena harus Ia sendiri yang memastika apakah Ali ada disana atau tidak.

Tepat saat Prilly membuka sebuah pintu, Ia melihat seorang laki-laki bertubuh tegap yang masih memakai baju pasien khas rumah sakit tempat seseorang itu dirawat.  Prilly berjalan perlahan kearah laki-laki tersebut, tetapi seseorang yang saat ini hendak Ia hampiri sepertinya masih belum menyadari keberadaan dirinya. Laki-laki itu masih asik menatap kearah langit, menatap keindahan yang dirinya pun sebenarnya sangat menyukai moment tersebut. Dimana para bintang-bintang yang indah berganti tugas dengan sang surya. Prilly merasa dimana langit memberikannya keindahan warna didalam satu waktu.

"Indah ya, kak?" Prilly akhirnya membuka suara setelah sekian lama menatap Ali dari samping

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Indah ya, kak?" Prilly akhirnya membuka suara setelah sekian lama menatap Ali dari samping.

"Kamu sejak kapan di sini?" tanya Ali bingung, kenapa Prilly bisa mengetahui keberadaannya sekarang.

"Itu tidak penting sekarang.. Yang penting sekarang adalah aku sudah tau tentang kondisi Kakak saat ini," tubuh Ali menegang setelah mendengar apa yang di katakan oleh Prilly sampai Ia merasa sulit untuk membuka mulutnya sendiri.

"Kenapa kak Ali gak pernah cerita ke Aku??" Prilly masih terus berbicara kepada Ali tanpa mendapat jawaban darinya.

"Kalau Kakak cerita ke aku, kita pasti bisa berjuang bersama kan?"

Bukannya menjawab pertanyaan dari Prilly, Ali malah meninggalkan gadis itu begitu saja. Prilly tidak tinggal diam, Ia berusaha mengejar Ali yang semakin mempercepat langkahnya. Saat Prilly berhasil memegang tangan Ali, Ia mendapat penolakan dari sang pemilik. Karena tubuhnya yang cukup kaget dengan gerakan tersebut membuatnya hampir saja terjatuh. Melihat Prilly akan terjatuh Ali dengan sigap menarik kembali tangan gadis itu dan membuat Prilly jatuh ke dalam pelukan-nya.

Mereka berdua masih dalam posisi tersebut, di mana Ali memeluk tubuh Prilly dari belakang. Saat Prilly mencoba melepaskan pelukan tersebut tetap Ali malah mengeratkan pelukan-nya dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Prilly. Ia tahu Ali mencoba tegar di depan-nya tadi. Namun, Ia tetaplah manusia yang bisa merasakan kesedihan di suatu waktu.

"Kalau Kakak mau menangis.. nangis aja gapapa Kak. Karena air mata yang keluar dari mata Laki-laki bukan menandakan bahwa dia lemah.." setelah mengatakan itu Prilly sekarang merasakan bajunya basah terkena air mata seseorang. Prilly terus mengusap punggung tubuh Ali sampai Ia merasakan bahwa Ali sudah mulai tenang.

"Sekarang Kakak bisa cerita semuanya ke Prilly.."

"Apa yang harus Kakak jelaskan ke kamu lagi, Prill..? Kamu sekarang sudah tau kalau laki-laki yang saat ini berdiri di hadapan kamu ini adalah seorang laki-laki penyakitan, lemah, dan seperti memelas untuk mendapatkan rasa kasihan dari orang lain. Itu kan yang kamu lihat dari diri Kakak sekarang?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 23, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Most Beautiful AngelWhere stories live. Discover now