Chapter 20

7.1K 549 7
                                    

Ali membawa Prilly ke tempat dimana Ia merasa dapat menghilangkan bosan dan jenuh jika sedang hari weekend tiba. Prilly tercengang ternyata Ali membawanya ke sebuah bioskop mini yang berada di rumahnya. Ruangan yang dimana Ali biasa menghabiskan waktu luang bersama dua sahabatnya.

"Kak sumpah ini keren banget,"

"Makasih,"

"Ruangannya,"

"nih orang sakit masih aja PD tingkat dewa," gerutu Prilly pelan namun Ali mendengarnya karna jarak mereka yang cukup dekat.

"Kakak dengar loh Prill.." Prilly pun hanya terkekeh kearah Ali.

Ali dan Prilly berjalan menuju sofa yang berbentuk tempat tidur berukuran besar. Ali menelpon seseorang yang terhubung dengan bagian dapur.

"Bik tolong bawa makanan ke tempat biasa yaa.." ucap Ali begitu lirih karna tubuhnya yang masih sangat lemas.

"Kapan istirahatnya Kak?" Prilly pun menyuruh Ali untuk mengistirahatkan tubuhnya.

"Iyaa, Bie. Ini aku istirahat.."

"Kak aku mau ngomong serius deh sama Kakak?" tanya Prilly serius sambil menghadap kearah Ali.

"Mau ngomong apa?"

"Aku mau ngomong.." ucapan Prilly terhenti karna suara ketukan pintu.

"Biar aku aja yang buka," kata Prilly saat Ali mencoba bangun dari tidurnya.

Prilly berjalan menuju pintu, ternyata Bik Anna dan salah satu ART membawa makanan dan minuman ringan ke ruangan mereka berdua. Dan salah satu ART masuk kedalam ruangan untuk menaruh makanan dan minuman ringan yang tadi Ia bawa.

"Makasih yaa, Bik maaf ngerepotin.." kata Prilly.

"Gapapa kok Non,"

"Bik Prilly boleh minta tolong?"

"Minta tolong apa Non?"

"Prilly mau ambil air dingin sama handuk kecil dimana yaa Bik?? Buat ngompres Kak Ali, kayaknya panasnya belum turun deh.."

"Gak usah Non, biar nanti suruh Maya untuk ambil.."

"Sudah selesai Maya?" Salah satu ART yang bernama Maya itu hanya mengangguk patuh.

"Yasudah tolong ambilkan air dingin sama handuk kecil. Cepat yaa.." suruh Bik Anna dan dengan segera Maya melaksanakan tugasnya.

"Maaf ngerepotin yaa Bik," tak berapa lama Maya pun kembali dengan membawa air dingin disebuah tempat dan handuk kecil.

"Prill.. Prilly" panggil Ali yang berada di dalam ruangan sendirian.

"Bik aku masuk yaa. Makasih banget atas bantuannya.."

Saat sudah masuk, Prilly menatap bingung kearah Ali "Kenapa sih Kak?" tanya Prilly.

"Kamu lama banget sih.."

"Aku tadi nunggu ini dulu," Prilly menunjukan air dingin dan handuk kecil yang Ia bawa. Dengan sangat lembut Prilly mulai mengompres kening Ali yang masih panas.

"Katanya tadi kamu mau ngomong, mau ngomong apa sih?"

"Aku tuh mau nanya serius sama Kakak?"

"Kenapa Kakak mau jadi sahabat aku? Padahal anak-anak satu sekolah bilang kalau Kakak tuh paling susah berteman atau pun bersahabat selain Kak Razzi dan Kak Ricky. Bahkan, untuk dekat sama Kak Alicya aja kak Ali gak mau.." Ali yang ditanya seperti itu pun langsung menegang.

"Terus kata yang lain juga, Kakak tuh orangnya flat jarang banget yang namanya senyum. Tapi, kenapa saat sama aku senyum itu sangat mudah untuk merekah Kak?" tanya Prilly lagi. Ali tidak menyangkan Prilly akan menanyakan pertanyaan yang Ia pun tidak tau jawabannya apa.

The Most Beautiful AngelWhere stories live. Discover now