Chapter 29 ( Part 1 )

2.1K 189 10
                                    

Melepasmu, bukan keinginanku..
Tetapi ditetapkan menjadi takdir..
Menjadi tegar bukan pilihanku..
Tapi, itu menjadi satu-satunya jalan keluar..

-Prilly Latuconsina





Berada disini Prilly sekarang sedang menatap hamparan kebun teh yang begitu indah. Menatap para petani yang sedang memanen daun teh, anak-anak kecil yang sedang bermain di sungai, dan gadis desa yang membawakan makanan untuk orang tua mereka. Hanya matanya saja yang menatap kearah sana tetapi Hati dan Pikirannya berkeliaran ketempat lain. Dan, tidak jauh dari tempat Prilly berdiri sekarang ada Dua orang manusia sedang menatapnya dengan tatapan iba.

"Sudah empat hari kamu menahan Prilly disini? Apa kamu gak kasihan melihat Dia seperti itu?" kata seorang perempuan kepada laki-laki yang sangat tidak ingin menatap kearah Prilly.

"Aku melakukan ini semua juga demi kebaikan Dia, Sayang.." sahut laki-laki itu mencoba membela diri dengan sikapnya yang sudah Ia anggap benar. Perempuan itu mengajak laki-laki tersebut untuk menjauh dari Prilly agar pertengkaran kecil mereka tidak terdengar oleh Prilly.

"Sayang.. Semua hal yang kamu anggap terbaik untuk Prilly belum tentu hal terbaik bagi Dia," perempuan itu mencoba memberi penjelasan kepada laki-laki tersebut bahwa apa yang dilakukannya kali ini salah.

"Tapi, Sayang..."

"Hito... Lihat Adik kamu sekarang!!! Kalau keputusan yang kamu buat sekarang terbaik untuk Prilly tidak mungkin Dia semurung dan sesedih itu. Bahkan, disuasana yang setenang dan seindah ini Hati dan juga pikirannya tidak ada disini Sayang.."

"Vebby.. Keputusan yang aku buat untuk Prilly sekarang adalah keputusan paling benar. Ini semua juga untuk kebaikkan dan kebahagian Adik aku juga, Sayang..."

"Dan, satu hal yang harus selalu kamu ingat. Prilly sedih dan semurung itu bukan karena aku menahannya disini bersama kita. Tapi, ada suatu hal yang mungkin Dia belum berani untuk menceritakannya kepada kita. Terutama aku sebagai Kakak kandungannya," perkataan Hito membuat Vebby langsung terdiam sesaat. Hatinya membenarkan apa yang dikatakan Hito itu, tapi logikanya berkata bahwa dengan menahan Prilly disini selama berhari - hari dan tidak membiarkannya menyelesaikan masalahnya secara dewasa adalah sebuah tindakan yang salah.

Hito dan Vebby, dua pasang manusia yang sedang menahan Prilly untuk kembali ke Jakarta. Lebih tepatnya Hito yang menahan sang Adik untuk kembali ke rumah mereka. Dengan sebuah alasan liburan, Hito menahan Prilly untuk tetap di Bandung bersama Vebby kekasihnya itu. Setelah kejadian malam itu Hito pergi ke rumah kekasihnya dan mengajukan dirinya dengan Prilly untuk ikut liburan bersama Vebby ke Bandung. Selama di perjalanan menuju rumah, Prilly masih terus menangis yang membuat Hito bingung dengan sikap sang Adik. Hito berfikir salah satu alasan yang membuat Prilly menangis sampai sebegitu menyakitkan adalah gara-gara Ali. Laki-laki yang mencoba mendekati Adik kesayangannya yang tidak pernah Hito buat sedih ataupun menangis sedikit pun.

"Aku tau kamu sayang banget sama Adik kamu. Tapi tidak dengan cara seperti ini, Sayang.." Vebby masih terus mencoba memberi pengertian kepada Hito.

"Sekali aku bilang gak yaa, Gak!!!" Hito menaikkan suaranya yang membuat Prilly tersadar bahwa dibelakangnya ada Hito dan Vebby.

"Lohhhh? Kak Ito sama Kak Vebby kok masih disini. Katanya mau pergi jalan-jalan, gak jadi??" tanya Prilly saat melihat Hito dan Vebby yang masih berada di Villa.

"Kamu ganti baju gihh Prill.. Kakak juga mau ngajak kamu jalan-jalan keliling Bandung. Empat hari didalam Villa mulu emang gak bosen??" Prilly menatap sang Kakak seperti meminta izin kepadanya bolehkah Ia ikut dengan Vebby jalan-jalan.

The Most Beautiful AngelWhere stories live. Discover now