IV-10. Kantor X Tuosie

1.1K 138 7
                                    

Red, Madoii, dan aku masih larut dalam pembicaraan tentang kebiasaan-kebiasaan di Canaih sampai alarm jam tangan Red berbunyi.

"Sudah hampir jam tiga," ujar Red seraya melihat jam tangannya. "Ayo kita ke markas, Rosie. Sebentar lagi Heii dan Lofelin tiba di kantor akla anmina."

"Kalau begitu aku pulang duluan," pamit Madoii. "Akan kusiapkan makan malam untuk kita bertiga."

Madoii melambaikan tangan dan berjalan ke arah pintu keluar. Red mengajakku berjalan mengikutinya ke arah berlawanan. Aku menurut sampai tersadar akan sesuatu.

"Bolehkah pengunjung masuk ke bagian dalam markas akla?"

"Sebenarnya tidak boleh, tapi untukmu aturan itu tidak berlaku."

"Karena aku adik x tuosie?" sindirku. Red menggeleng.

"Akan kujelaskan setelah kita sampai di markas."

Red membawaku ke pagar besi yang membatasi markas akla dengan area untuk umum. Ia mengangguk pada dua akla putri yang berjaga di sana. Setelah Red memperkenalkanku dan berbincang sebentar, salah satu akla putri membuka pagar dan mempersilakan kami lewat. Kami tiba di jalan setapak berbatu yang diapit pepohonan rimbun. Semakin ke dalam, pepohonan yang merapati jalan setapak semakin jarang dan akhirnya pandanganku meluas.

Kami sudah tiba di markas akla anmina, area terbuka dengan tenda-tenda bundar beratap runcing mirip tenda sirkus. Tenda paling besar terletak di tengah area. Tenda tersebut berhadapan pas dengan jalan setapak, yang melebar menjadi jalan yang muat untuk dilalui dua mobil beriringan, melingkari si tenda besar. Tenda-tenda lain yang berukuran lebih kecil berada di sisi luar jalan setapak, dipisahkan oleh pagar kayu yang melengkung mengikuti jalan. Di sebelah kanan tenda-tenda itu berwarna ungu muda, sedangkan di sebelah kiri warnanya hijau pistacchio.

"Wow ...." gumamku sambil melihat kanan-kiri. "Kalian beraktivitas di tenda-tenda ini?"

"Betul." Red menunjuk tenda terbesar. "Itu kantor x tuosie. Di sana kami mengerjakan tugas sebagai pemimpin organisasi. Kami mengatur administrasi, pertandingan, kegiatan sukarela, serta memimpin sidang pelanggaran kedisiplinan. Yang terakhir bukan tugas yang menyenangkan, jadi kami sering mengimbau semua akla supaya bekerja sama mencegah kemungkinan itu.

"Nah, kau lihat tenda-tenda di sekitar kita? Tenda-tenda itu adalah tempat istirahat dan mengatur strategi sebelum pertandingan. Yang ungu untuk akla putri dan hijau untuk putra. Satu tenda diperuntukkan untuk satu grup yang terdiri dari dua tuosie dan 8-10 axa, yang akan dibimbing selama dua setengah tahun."

"Dua setengah tahun?" ulangku. "Cepat juga ya?"

"Itu karena kami berlatih keras setiap minggunya. Untuk menjadi akla mandiri alias akla yang bertugas langsung di bawah pengawasan x tuosie, kau harus mencapai tiga tingkat. Nah, waktu paling cepat untuk meraih satu gelar adalah sepuluh bulan."

"Aku belum pernah mendengar ini," kataku terkejut.

"Akan kujelaskan kalau kita sudah di dalam. Ayo masuk."

Kami pun masuk ke dalam tenda x tuosie. Di dalam tenda terdapat rak berisi map dan buku-buku, dua meja kerja berikut kursinya, serta dua papan tempat menempelkan pengumuman. Suasananya tak jauh berbeda dari kantor administrasi sekolah. Hanya saja alih-alih ruang beton bersudut, tempat ini melingkar dengan dinding kanvas berwarna putih. 

"Mejanya hanya ada dua. Kutebak Ceo-ha tidak menempati tenda ini?" tanyaku. Red mengangguk.

"Ceo-ha menempati tenda lain pas di belakang tendaku dan Voza-xa. Ceo-ha yang malang. Karena menempati tendanya sendirian, ia memajang banyak plushie supaya terkesan ramai."

PreludeWhere stories live. Discover now