Bonus chap!**

1.4K 121 0
                                    

Permainan akan di mulai. Sekarang mereka sudah berhadap-hadapan sesuai tim. Di tim kiss terdiri dari Ji ra, Mark, Felix, dan Jeongin. Sedangkan di tim slap tentu saja terdapat Haechan, Chenle, Jaemin, dan Hyunjin. Mereka memutuskan untuk satu orang mewakili gawi, bawi, bo. Dan tim yang kalah akan mendapat hukuman.

Keadaan semakin tegang saat Ji ra terpilih untuk maju duluan melawan Jaemin.
Ji ra meruntuk dalam hati, setelah maju beberapa senti ke hadapan Jaemin.
Mereka memulai permainan.

"Ayo Ji ra. We believe you!" Mark berteriak semangat di sebelah Jeongin.

"Ani! Aku yakin tim slap yang akan menang!" Haechan mulai mengompori yang tidak di tanggapi.
Lalu tangan Ji ra dan Jaemin mulai terayun.

"GAWI-BAWI-BO!" seri, tangan mereka berdua sama-sama menunjuk batu.
"GAWI-BAWI-BO!"

"YESSSSS! kita menang!"
tim slap cemberut saat Jaemin kalah dengan Ji ra karna tangannya membentuk kertas dan Ji ra gunting. Kalah telak di babak 1.

"Baiklah. Saatnya hukuman teman-teman, siapa ingin di tampar terlebih dahulu?" Ji ra mengangkat tangannya semangat, dengan cepat merangkak mendekati Haechan.

"Ji ra ambil Haechan ya. Kalian sisanya!" ucap Ji ra seteh berhasil meraih lengan sweter orange Haechan.

"Ya! Kenapa aku?! Tidak! Aku di tampar Mark hyung saja!"

"Sayangnya aku ketuanya Haechanie. Tidak sakit kok... Siap-siap ya?"
Haechan masih merengek dan menutup matanya erat sedangkan tangan Ji ra sudah terayun.

PLAK!

"Huuu sakit!" semua tertawa termasuk saat Haechan sudah memegangi pipinya.

Lalu permainan di mulai lagi karna hukuman sudah di jalankan.

Saat ini berganti dengan Jeongin melawan Chenle.
"Aku yakin tim slap akan menang!" ujar Chaenle menggebu.

"Buktikan saja dulu boy, baru bicara." Hyunjin membalas sambil masih memegang pipi kanannya, ternyata Felix menamparnya tidak pakai cinta.

"GAWI-BAWI-BO!" semua tertegun lalu berteriak nyaring.

"HUAAA. Kita kalah lagi!" suara Chenle bahkan sudah melengking karna berteriak, di sambut tawa meremehkan dari tim kiss.

"Kemari Chenle-ya. Mau di tampar seperti apa?" ucap Jeongin tertawa sambil memegang bahu Chenle siap menampar.

"Terserah saja."



















Babak 3 di mulai, kali ini Mark hyung yang melawan Hyunjin.
"GAWI-BAWI-BO!" hasil pertama seri kedua tangan sama-sama menunjukkan kertas.

"GAWI-BAWI-BO!" hening beberapa detik lalu memulai lagi karna seri lagi.

"GAWI-BAWI-BO!" semua tercengang, apalagi Hyunjin dan Mark.
Mereka semua tersadar saat suara teriakan Haechan yang paling dahulu terdengar.

"Yuhuuuu! Tim slap menang! Ji ra, kemari chagiya*. Kau harus menciumku!" Ji ra mengeryit jijik saat Haechan mendekatinya.
Yang tiba-tiba di potong oleh Jaemin.

"Ya! Tidak adil. Aku juga ingin di cium Ji ra!" Jaemin berkata sambil cemberut.

"Biar adil Ji ra menciumku saja." ucap Hyunjin sambil tersenyum.

"ANIYO!" jawab Haechan dan Jaemin bersamaan.

"Kalau begitu Chenle akan dicium Felix hyung." ucap Chenle sambil tertawa pelan.

"Ya! Kenapa aku?! Tidak!" suara besar milik Felix terdengar ke seluruh penjuru rumah.

"Sudah-sudah lebih baik kalian kembali melakukan gawi, bawi, bo. Yang menang akan di cium Ji ra."
Mark hyung mulai menengahi dan Ji ra cemberut.

Semua mengangguk setuju, setelah tim slap yang di selimuti ketegangan. Kemenangan akhirnya berpihak pada Hyunjin.
Setelah menyaksikan Felix yang mencium Chanle, lalu Jaemin dengan Jeongin, dan melihat drama dari Mark hyung yang kabur dari Haechan. Akhirnya mereka sampai pada Ji ra yang mencium Hyunjin.

"Kemari, kemari. Lebih dekat dong, kalau begitu kan tidak akan bisa menciumnya." Hyunjin dan Ji ra mendekat dengan Hyunjin yang duduk bersila, dan Ji ra yang menopang tubuhnya di kedua lutut.

"ANI*! jangan dekat-dekat!" Jeongin sudah membatasi dan membuat jarak yang masuk akal, di balas hanya tawa dari teman-teman nya.
Ji ra mendengus pelan sebelum membungkuk sedikit.

"Ini di pipi kan?" tanya Ji ra polos.

"Iyalah. Memang di mana lagi?!" Haechan sudah emosi duluan. Lalu di tahan oleh Chenle saat Hyunjin menyeringai ke arahnya.

"Tapi Hyunjin hyung tutup mata dulu, biar Ji ra bisa cepat ciumnya." ucap Ji ra sambil semakin mendekatkan wajahnya pada pipi kanan Hyunjin.

"Okey."

CUP


"KYAAAAAA!" Chenle berteriak heboh sambil bersorak.
Haechan langsung tidak semangat, dan Hyunjin sudah tersenyum manis. Jaemin bahkan masih menutup separuh wajahnya dengan bantal dan berteriak.

Bukan, bukan karna Ji ra yang mencium Hyunjin di pipinya terlihat aneh, tapi Hyunjin yang tiba-tiba mengarahkan kepalanya kekanan tepat saat Ji ra akan menciumnya membuat semua shock. Apalagi yang mencium seperti Ji ra?.

"Omo!" Mark hyung bahkan menutup mulutnya sangat-sangat terkejut.

Dan Ji ra? jangan bayangkan. Dadanya tiba-tiba berdetak, bibirnya masih hangat, mungkin ciumannya cuma tiga detik lebih tapi efeknya sampai membuat Ji ra terduduk.

"Aku tau ini akan terjadi." ucap Haechan lesu.

"Aku dapat vidionya." ucap Felix dengan riang sambil menunjukan gadgetnya.




"Vidio apa?" semua membeku saat suara Yoongi hyung menerpa telinga mereka.

"Yoongi hyung sudah pulang?"
Ji ra dengan riang sudah menghampiri hyungnya dan berpelukan manja. Telah lupa jika dia sempat berciuman dengan teman, temannya.
Berbeda sekali dengan tatapan teman-temannya yang menoleh kaku seperti melihat hantu.

Lalu mata tajam Kim Yoongi tidak sengaja menatap gadget Felix yang terbuka, menampilkan gambar adiknya mencium Hyunjin, dan mungkin melihat saat hyunjin mencuri first kiss adiknya.

Well, sepertinya keberuntungan tidak berpihak pada mereka.







"Kalian ikut aku setelah ini!" setelah berkata seperti itu Yoongi hyung keluar rumah dengan membawa Ji ra yang berontak.

"Hyung. Tapi Ji ra ingin menginap di rumah Jeongin..., Hyung!"
Setelah suara Ji ra terdengar samar, terlihat Chanwoo hyung memasuki rumah dengan kepala di penuhi oleh tanda tanya.

"Apa terjadi sesuatu? Kenapa Ji ra di paksa pulang seperti itu?" tanya Chanwoo hyung kepada adik dan teman-temannya. Beberapa detik sangat hening sampai,

"Cepat pulang, atau kalian akan mati! Selamatkan nyawa kalian sekarang!" kata Haechan yang tiba-tiba berdiri dan berteriak menyuruh semua temannya untuk pulang.





























































































Vote dan komen ya teman-teman.

 Lil SisterDonde viven las historias. Descúbrelo ahora