Bonus chap!*

1.6K 121 4
                                    

Minggu pertama setelah sekolah mengadakan ujian tengah semester, ternyata pihak sekolah memutuskan libur selama tiga hari. bukan karna hari minggu atau weekend.

Hari pertama liburan yang jatuh pada hari ini, di gunakan Ji ra untuk mengunjungi rumah Haechan dan Jeongin.
Rencananya dia akan menginap dua hari di sana. Hyungnya tidak bisa melarang karna dengan sangat kebetulan mereka sangat sibuk. Bahkan Yoongi hyung sudah tidak pulang selama tiga hari.

Karna itu juga Jin hyung langsung mengizinkan saat Jeongin ingin membawa Ji ra menginap di rumahnya, lagi pula Haechan juga sedang berada di rumah bersama Chanwoo hyung.

"Annyeonghaseo. Jeongin, Haechan!" Ji ra sudah berada di luar rumah Haechan saat matahari baru tenggelam. Karna hampir malam jadi Ji ra memutuskan untuk menginap sekarang, lagi pula rumahnya tampak mengerikan ketika malam dan alasanya dia sendirian.

"Eoh? Ji ra ingin menginap?" ternyata yang membuka pintu Seung woo oppa, dengan pakaian rapi seperti siap untuk pergi.

"Ne oppa. Jeongin sudah mengizinkan buat menginap kok."

"Ah... begitu? Tapi di dalam sangat ramai. Lebih baik jaga diri ya, aku akan berpesan pada Jeongin untuk menjagamu. Maaf oppa harus pergi segera."

Ji ra mengangguk dan berucap hati-hati saat mobil Seung woo oppa melesat pergi.

Setelah itu Ji ra memutuskan memasuki rumah.
Benar saja, berpasang-pasang sepatu berhamburan di belakang pintu sangat berantakan, juga tawa melengking dan suara umpatan terdengar saat keras dari tempat Ji ra berdiri.
Oh, Ji ra bisa bayangkan betapa ramainya rumah sahabatnya ini.

"Ji ra! Oh my god! kemana saja kau ha?. Kenapa tidak pernah terlihat di sekolah!" sumpah demi apapun suara Chenle terdegar keras dan sakit di telinga Ji ra.

Dengan senyum canggung dia mencari Jeongin dan Haechan. Mereka sedang memegang gadget dengan serius juga di kelilingi tujuh orang laki-laki yang yah Ji ra masih tahu namanya.

"Eoh? Ji ra. Kemari, kita sedang bermain game bersama, sudah makan?" rasanya sangat canggung saat teman-teman sahabatnya memperhatikannya dengan serius. Oh tidak, apalagi ada Mark dan Jaemin yang ketara sekali bahagianya.

Dia pikir hanya akan ada geng Nct dream saja, tapi tentu Jeongin juga mendapat teman baru.
Ji ra memutuskan duduk di samping Jeongin, tepat di sampingnya sambil menyenggol lengannya kasar.

"Ya! Kenapa teman mu banyak sekali!"

"Temanku cuma dua, teman Haechan tuh yang tidak kira-kira!"

Jadi di ruang keluarga Haechan yang besar ini sudah berisi delapan orang bersama Ji ra. Di meja tengah juga ada berbagai makanan dari pizza sampai mie ramyun yang separuh habis juga beberapa kaleng cola.

"Jadi kenapa kemari? Mau menginap sekarang?" Haechan yang sudah kalah dari bermain bersama temannya berbicara yang di balas anggukan polos oleh Ji ra karna mulutnya sibuk memakan pizza.

"Tapi kan janjinya besok. Lagi pula sekarang masih banyak teman laki-lakiku, mau kalau nanti di makan?" Haechan mendekat kemuadian membukakan sekaleng cola. Jaemin bahkan sudah senyum-senyum di belakang Haechan menatap penuh minat pada Ji ra.

"Kau lupa kalau hyungku semuanya laki-laki? Lagi pula siapa yang berani mendekatiku jika ada Jeongin? Dan... Kau!"

"Oh... Jadi ini gadis yang menjadikan Jeongin seperti budak. Uh... Lucunya!"
Abaikan si kakak kelas Hyunjin ini, kalau bicara memang selalu seasalnya.

"Nah, Kalau ada Ji ra kita harus ganti permainan. Kesal juga dari tadi kalah terus dari Jeongin!" kata Felix juga si kakak kelas. Jeongin sudah tertawa duluan.

"Ayo, ayo aja sih! Mau main apa?" itu Mark hyung, yang dari bersandar di kaki sofa mendekat.
Semua mulai tertarik lalu membentuk lingkaran, Ji ra sih pasrah saja sambil mengikuti alur setelah memakan dua slice pizzanya. Memang bosan sih, dan untungnya para teman-temannya ini sangat perhatian padanya.

"Mau main apa nih?" chenle sudah tidak sabar. Lalu Hyunjin berceletuk.

"True or Dare?"
Semua orang mendesah.

"Helooo bung, ini tahun 2019 memang masih jaman permainan seperti itu? Tidak ah!" ucap Haechan dengan gayanya.

"Yeu... Kan cuman saran. Yaudah si kalau tidak mau!"

"Ah! Tau kiss or slap?" sekarang Felix dengan suara beratnya bertanya, membuat merinding sih. Tapi kalau melihat wajahnya malah jadi meleleh karna tampan.

"Oh! Mau main itu?! Yakin? Ini ada Ji ra loh!" Mark wajahnya sudah memerah. Lalu di ikuti tanda tanya oleh yang lain.

"Oh My God! Game yang itu?! Yuk lah. Jaemin suka kiseu!" Jaemin tertawa kecil membuat semuanya memandangnya heran.

"Bentar-bentar jadi ini maksudnya dicium atau di tampar sih?!" mereka meroll eye saat Haechan bertanya.

"Mark hyung tolong jelaskan gamenya." ucap Hyunjin sudah pusing duluan.

"Jadi game ini di mulai dari permainan gawi, bawi, bo* dan biasanya dimainkan oleh pasangan atau cowok dan cewek. Jadi kalau yang kalah cowok, yang cewek akan memberikan hukuman tampar. Tapi kalau yang cewek yang kalah hukumannya harus mencium yang menang."
Mark tersenyum bangga setelah menjelaskan, tapi tidak dengan Ji ra yang melongo.

"Hei! Itu tidak adil. Kan yang disini ceweknya cuman Ji ra, tidak mau!" uh oh... Benar juga.

"Ah... Bagaimana kalau di bagi dua kelompok? Tim cium dengan tim tampar. Jadi yang suka di cium akan masuk tim tampar dan sebaliknya?" celetuk Haechan tiba-tiba.

"Nah ide Bagus!" Chenle mengangguk setuju.

"Kita sih iya aja. Bagaimana Ji ra nya?" Felix membuka suara, dan Ji ra berfikir. Permainannya pasti merugikan sih, tapi seru juga karna pasti bisa menampar seseorang. Apalagi Haechan yang sudah lama ingin Ji ra tampar.

"Call!*" jawab Ji ra semangat.






























































Kita bersambung dari sini ya. Kalau di lanjut tidak akan seru. So.... Komen dan vote jika ingin chapter selanjutnya cepat keluar.
Untuk bahasa asing atau bahasa koreanya bisa di search di google saya lagi malas nulisnya

Salam sayangnya Haechan!

 Lil SisterWhere stories live. Discover now