Ada Apa dengan Jeongin?!

2.2K 163 2
                                    

Ji ra sudah merasa badannya panas dingin saat ini. Pasalnya dengan senyuman polos dan pemaksanya, Jeongin mengantarkannya tepat didepan pintu rumahnya.

Iya, didepan pintu rumah yang membatasi mereka berdua dengan tujuh macan yang ganas. Membayangkan dia akan diantar oleh seorang laki-laki sampai depan pagar rumahnya saja dia tidak berani. Tapi ini... Ya ampun Jeongin benar-benar ingin bunuh diri.

"Jeongin demi kelanjutan hidupmu selanjutnya, sebaiknya kau segera pulang dan tutup pintu kamarmu rapat-rapat! Sekarang!" Ji ra sudah gemetar luar biasa saat mendengar tawa Jin hyung dan Tae-Tae hyung dari dalam rumah.
Bukannya mengusir, hanya saja hyungnya tidak akan tinggal diam saat tau adik perempuannya sampai diantar pulang oleh laki-laki yang bahkan baru Ji ra kenal setengah hari ini.

"Kenapa? Teman-temanmu bilang kau punya kakak yang populer. Aku hanya ingin menyapa!" Ji ra membelalakan matanya, siapa juga yang bilang pada Jeongin jika kakaknya populer?!. Baiklah itu memang benar, tapi para kakaknya akan berubah mengerikan saat berurusan dengan temanya.

"Jeongin kumohon... Sebelum kakakku keluar dan menemukan kita-"

"Kenapa kalian berisik sekali diluar?"

Oh sial!

Perkataan Ji ra tersendat saat Yoongi hyung tiba-tiba telah membuka pintu disertai pandangan tajamnya. Ji ra sudah pasrah jika hari ini adalah hari kematiannya.

"Eoh Jeongin?! Itu benar kau?" Ji ra langsung bertanya-tanya saat Yoongi hyung menatap Jeongin dengan ekspresi yang... Entahlah. Seperti Rindu?.

"Annyeong hyung.... Sudah lama tidak bertemu, hyung malah tambah galak ya!" Ji ra menatap kedua orang itu dengan heran. Jadi apa yang dia lewatkan sebenarnya?sejak kapan Yoongi hyung mengenal Jeongin.

Setelah bergelut dalam lamunan dan melihat hyungnya dan Jeongin berpelukan seperti teman lama yang sedang bereuni, Ji ra memutuskan untuk masuk kerumahnya.
Menghiraukan Jeongin yang memanggil namanya dengan nyaring.

"Nah, Ji ra sudah datang?" Jin hyung menyapa dari ruang tamu, dengan seorang tamu laki-laki yang tersenyum lembut padanya.

"Seung wu oppa?" sebenarnya dia tidak yakin saat melihat tamu laki-laki itu memandangnya dengan senyuman, tapi melihat cara laki-laki itu menyebut namanya Ji ra segera berlari dengan semangat sambil merentangkan kedua tangannya lebar.

"Ya! Tidak ada acara berpelukan, Yang Seung wu kondisikan mulutmu!" Jin hyung nyaris berteriak saat Ji ra melompat kedalam rentangan tangan Seung wu. Bahkan menghiraukan Jin hyung dihadapannya, Seung wu mencium lembut pucuk kepala Ji ra.

"Ya ampun. Oppa lama sekali tidak kembali ke korea! Oppa tinggal dimana selama ini?" Ji ra masih melingkarkan tangannya pada pinggang Seung wu. Masih terasa kangennya kata hati Ji ra.

"Aigoo*, kau tumbuh dengan cepat Ji ra-ya..." ujar Seung wu tanpa menjawab pertanyaan Ji ra.

"Ck, selalu saja seperti itu. Jeongin hentikan kakakmu sekarang sebelum aku mengusirnya!" Ji ra terbelalak dengan menatap Taehyung galak. Ji ra memang sangat mengidolakan, mengagumi atau apapun itu, pada Seung wu.
Tapi tunggu, Jika Seung wu oppa ada disini, otomatis adiknya atau bernotabene sebagai sahabat kecilnya juga kembali ke korea.

"Jadi kau IN?" Ji ra sudah menatap Jeongin seutuhnya, menghiraukan Seung wu yang sudah tertawa lagi karna kehadiran Hoseok hyung yang sama kagetnya.

"Jadi kamu baru menyadarinya, padahal aku berharap kamu mengenaliku dari pertama melihatku!" ugh... Bagaimana sahabat jelek tersayangnya itu bisa berubah menjadi menggemaskan dan tampan seperti ini?!.

Seingatnya, dia terakhir kali melihat Jeongin saat masih berbadan gemuk, kucel, dan juga berkaca mata. Hell! Masa puber memang mengubah seseorang.

"Aku benar-benar terkejut!" Ji ra melangkah mendekati Jeongin, menangkup wajah anak laki-laki itu dengan kedua tangannya.

"God... Kemana saja kau selama ini..." suara Ji ra lirih sekali, tapi masih terdengar jelas ditelinga Jeongin.

Okey ini tidak lucu, batin Jeongin. Ji ra mulai menunjukan tanda-tanda akan menangis, dengan air mata yang menumpuk dipelupuk matanya Jeongin yakin beberapa detik lagi air matanya akan jatuh.

"Ya! Ya! Jangan menangis. Aku sudah disini sekarang. Maafkan aku membiarkanmu sendirian selama ini..." Ji ra makin terisak, disertai hembusan nafas berat dari Jeongin, Ji ra dengan nyaman telah berada dipelukan hangatnya.

Membuat semua hyungnya melongo untuk sesaat.
Taehyung sih sangat kesal. Tapi mau bagaimana lagi, Ji ra merindukan teman masa kecilnya. Dan juga dia tidak bisa marah pada Jeongin karna anak itu juga ikut berperan besar pada kehidupan keluarga mereka.

"Well kukira Ji ra rindu padaku!, ternyata dia lebih rindu dengan adikku!" ucapan Seung wu ditutupnya dengan kekehan kecil, sebelum mendapat delikan mata dari Taehyung. Sahabat sebayanya.

"Jangan harap mendapatkan adikku Seung Wu-ssi. Bagaimana dengan nasib tunanganmu?" semua tertawa setelah perkataan Taehyung. Padahal tidak ada yang lucu menurutnya.

Lalu pandangan semua hyung teralih pada maknae* mereka yang masih asik berpelukan bahkan sekarang disertai obrolan ringan yang membuat mereka berdua tertawa kecil sendiri.

"Aigoo* aku jadi ingin punya pacar!"
Kata Jin hyung berandai.

"Jangan banyak berharap hyung. Kalau ditolak nanti hyung menangis loh!" Yoongi berkata sambil berlalu.

Meninggalkan Ji ra yang telah kembali tersenyum lebar seperti lima tahun lalu.












































Aigoo - astaga/yaampun

Ssi - panggilan untuk nama orang yang baru dikenal supaya lebih sopan.

Maknae - adik yang paling terkecil.

Oppa - panggilan untuk adik perempuan kepada kakak laki-laki. Biasanya dipakai untuk memanggil pasangan kekasih laki-laki mereka atau panggilan sayang.







Fiks ini saya updatenya subuh.

Semoga suka dengan Jeongin karna mungkin dia bakalan terus muncul di chapter-chapter selanjutnya.

Vote sama komen lohhh! jangan lupa!

 Lil SisterWhere stories live. Discover now