Maksa sekali

1.8K 154 0
                                    


Ruang tamu rumah tiba-tiba berubah jadi panas sekali. Tujuh bujang laki-laki itu masih saja sibuk mencari-cari bahkan terlihat mengumpat kesal.

"Bagaimana kau bisa kelepasan membawa pacarmu ke rumah sih Jimin!" itu Yoongi hyung. Yang sedang mondar-mandir khawatir karna adiknya telat pulang dari 2 jam yang lalu.

Jin hyung juga sama gelisahnya dengan gadjed yang masih ditelinga. Sibuk sekali menghubungi handphone adiknya yang tidak mau diangkat disebrang sana.

"Maaf hyung, tapi aku benar-benar tidak sadar. Kupikir dia sudah pergi" Jimin benar-benar merasa bersalah.

Tadi pagi pacarnya menjanjikan bertemu untuk mereka berdua, lalu seperti yang biasa terjadi mereka berahir di dormnya. Sayangnya saat itu dorm sedang ramai sampai akhirnya dia nekat membawa pacarnya ke rumah.

Lalu setelah dia bangun tidur, pacarnya mengatakan bahwa ada dua anak remaja sma yang salah masuk kerumahnya. Dijamin seratus persen itu adiknya dan tandanya akan ada acara Ji ra tidak mau pulang sebelum dia putus.

Ya ampun! Jimin tidak bermaksud membuat adiknya kabur dari rumah.

"Hentikan! Lebih baik kalian cari Ji ra saat ini sebelum aku menelan kalian satu persatu!" Jin melotot saat mengatakannya. Tidak mengerikan tapi terkesan lucu. Tapi tidak ada bantahan atau tawa saat ini.

Fokus mereka hanya satu, dimana Ji ra?.

'"Annyeong...." Taehyung yang paling dekat dengan pintu langsung tersadar saat mendengar suara Jeongin.

Tadi Hoseok hyung sudah meneleponnya untuk datang kerumah. Mereka ingin mengintrogasi anak laki-laki itu.

"Masuk dulu" Jeongin mngikuti Taehyung duduk disofa. Dihadapannya Namjoon sedang membaca novel bahasa asingnya, dengan Hoseok dan Jungkook yang main game.

Lalu Jeongin mengernyit saat melihat Jin hyung masih memakai jas kantor lengkap sedang gelisah.

"Apa kau tahu Ji ra kemana?" Jimin berbicara langsung. Wajahnya terlihat khawatir dan tegang, Jeongin mengernyit bingung.

Lalu, ah... Iya Ji ra kan sedang tidur di kamarnya.

"Dia ada di rumah Haechan, sedang tidur dikamarku hyung. Ada apa?" rasanya Jeongin seperti ingin dihajar, kenapa dia bisa berbicara seperti itu dengan tenang sekali.

"Jadi dia sedang di kamarmu? Begitu?! Kamar laki-laki?!"
Wajah Taehyung sudah merah sekali sambil matanya ingin keluar.

Jeongin malah tertawa geli sambil berkata.

"Tadi sore saat pulang sekolah kita akan belajar kelompok dirumah. Tapi karna ada wanita asing yang mengaku pacar hyungnya. Ji ra jadi kesal lalu menangis di kamar sebelum ketiduran. Selesai!" Namjoon dan Hoseok sampai melongo.

Jimin langsung lemas, fiks deh hari ini dia bakal kena marah.







.







Ji ra masih tidak mau pulang, padahal sudah pukul 9 malam. Di sisi lain Jeongin yang dari tadi gelisah untuk membujuknya pulang. Bisa mati dia kalau mengembalikan Ji ra keesokan harinya.

"Ji ra-ya kau harus pulang, kakak-kakak mu pasti menghawatirkanmu. Ya,Ya? Kau pulang ya?" Ji ra yang baru saja bangun tidur sudah dibuat kesal dengan Jeongin yang merengek menyuruhnya pulang.

"Kamu tidak paham bahasaku ya Jeongin? Aku TIDAK mau pulang!" Ji ra menekan kata tidak pada Jeongin sambil kembali berbaring.

Dia tidak mau bertemu kakak-kakak nya saat ini. Tidak saat pikiran buruknya masih bergelung di otaknya.

Jeongin frustasi, bibirnya yang biasanya tersenyum itu terlihat datar. Lelah juga menghadapi anak manja seperti Ji ra ini.

"Ji ra ayolah... Kau tidak kasihan pada Jin hyung yang belum istirahat sama sekali sepulang dari kantor, lalu Yoongi hyung yang begadang lagi karna pekerjaan nya tertunda-"

"Haechan kemana? Aku tidak melihatnya?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan Ji ra!"

Ji ra bungkam, dia tau Jeongin sudah lelah menghadapi sifat kekanak-kanakan nya. Tapi tetap saja dia tidak mau pulang.

"Baiklah. Aku pulang dulu, maaf merepotkanmu." Ji ra turun dari kasur, dan menuju pintu kamar. Jeongin secara cepat menahan tangannya, menghadapkan sahabat nya itu untuk melihatnya.

"Hei, aku suka kau bergantung padaku. Tapi, saat ini kakak-kakak mu mengkhawatirkan mu. Bukannya aku membela mereka tapi kau memang tidak aman jika tidur di kamar teman laki-lakimu, setidaknya kalau tidak mau bicara cukup diam dan segera tidur, lalu besok aku akan menjemputmu dan kita akan berangkat bersama. ok?"

Ji ra hanya mengangguk seadanya, lalu membawa bungkusan yang berisi baju seragamnya di kedua tangan. Sambil tidak bicara lagi dia keluar kamar disusul Jeongin yang mengekor di belakangnya.

"Biar aku antar sampai rumahmu."
Ujar Jeongin sambil mengenggam tangan Ji ra dengan erat.
Yah, rencana Ji ra untuk kabur ke rumah Guanlin jadi batal deh.











.


















Pintu rumah mereka terbuka tiba-tiba, Jin yang paling sensitif itu melihat adiknya disana. Memakai kaos abu-abu kebesaran dengan celana hitam sepaha, dengan rambut berantakan dan mata sembab.

"Ya tuhan... Ji ra, kemana saja? Kemari!" tangan Jin direntangkan lebar saat melihat raut kusut adiknya semakin menjadi, dengan detik ke lima disambut oleh pelukan hangat adiknya.

Hoseok dan Yoongi berdiri menghampiri untuk bergantian bertanya dan mengelus pucuk kepala adiknya lembut, di manja sekali.

Taehyung melirikkan matanya pada Jimin yang di sambut tatapan bertanya.

"Jelaskan padanya nanti!" Jimin hanya membuang nafas berat, lalu Taehyung melihat adiknya merengek ingin tidur.
Meskipun Namjoon sudah mencoba untuk membujuknya makan malam dengan ramyun.

"Biar aku yang menemanimu tidur, ayo." Taehyung memutus perdebatan singkat Hoseok dan Ji ra dengan membawa adiknya itu untuk ke kamarnya, tepat setelah mengucapkan selamat malam.

"Kenapa sulit sekali merawat adik perempuan sih?" Jungkook mengatakan itu saat melihat semua hyungnya terjatuh lelah di sofa.























Di sisi lain.

"Kemari, nanti kedinginan!" Ji ra hanya menurut saat Tae-Tae hyung merentangkan selimut pada tubuhnya, lalu dengan sabar memeluknya dan mengelus rambutnya dengan nyaman.

"Kau marah saat kakakmu punya pacar?" Ji ra malas bicara jika ditanya seperti itu. Apalagi ini yang tanya kakak kesayangannya, makin malas menjawab.

"Jangan bahas itu hyung, aku mengantuk." Taehyung mengerti ini topik yang paling malas dibahas oleh adiknya. Tapi Ji ra selalu jadi orang lain jika para kakaknya bilang akan kencan atau membahas pacar mereka di rumah.

"Kau tau jika kita tidak akan meninggalkanmu kan Ji ra?" Taehyung memeluk adiknya dari belakang, pipinya bersentuhan dengan telinga kecil adiknya.
Sebelum Ji ra hanya mengangguk pelan.

"Ji ra tau."



















































Sedikit panjang, karna lagi ada mood.

Enjoy!

 Lil SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang