Absurd Hyung

2.9K 185 1
                                    

Keesokan harinya, meja makan terlihat sangat awkward.
Ji ra yang diam saja tanpa bereaksi banyak, membuat cemas semua hyungnya. Kecuali Jimin tentu saja.

Taehyung yang duduk paling dekat dengan Ji ra, masih berusaha mencari cara untuk meminta maaf dengan duduk yang gelisah.

"Ji ra sudah selesai! Aku berangkat dulu!" Taehyung yang akan menyusul adiknya ditahan oleh Jimin.

"Jimin antarkan adikmu kesekolah hari ini!" Jin hyung berkata yang dibalas anggukan cepat dari Jimin.

Setelah Taehyung mendengar ucapan semangat dari Jimin, Jin hyung memanggilnya.

"Dan Taehyung, kita akan bicara sebentar dengan Yoongi!"



.






Semua hyungnya tau, bahkan semua fans dari Kim Taehyung tau kalau Taehyung sangat menyayangi adiknya. Bahkan jikalau Ji ra meminta bulan dan bintang padanya, niscaya dia akan memberikannya!.

Eh... Tidak seberlebihan itu sih.

Tapi memang kenyataannya begitu, Taehyung dan para hyungnya sudah melewati banyak hal meyedihkan selama hidup. Ibu mereka yang meninggal saat melahirkan Ji ra, ayah yang menyiksa Ji ra karna menyebut dia pembunuh istrinya, sampai Ji ra yang meringkuk takut dilututnya masih Taehyung ingat jelas dipikirannya.

Sifat kakak yang posesif itu muncul secara tiba-tiba. Dia berjanji dengan dirinya sendiri bahwa selama Ji ra bersamanya, adiknya tidak akan pernah tersakiti bahkan oleh dirinya sekalipun. Dia begitu menjaga Ji ra seperti dia adalah sebuah gelas kaca yang tipis dan mudah pecah, bahkan dia menganggap Ji ra lebih berharga dari setumpuk karung berlian sekalipun.

Tapi tepat saat adiknya beranjak dewasa, Taehyung semakin posesif. Pikirannya mewanti jika adiknya dalam tahapan paling labil dan harus dijaga dengan ketat. Efeknya, dia menyakiti Ji ra. Mungkin sudah sangat dalam.

Adiknya yang menangis dan terisak sangat keras kemarin malam cukup menjelaskan. Pertama kali dalam tiga tahun Ji ra menangis seperti itu. Dan itu cukup mengguncang batin Taehyung.




Taehyung menghembuskan nafas berat, dia sedang berdiri didepan gedung sekolah Ji ra dengan mobil milik Namjoon hyung di belakangnya. Rencananya dia akan membawa Ji ra bersamanya hari ini, selain meminta maaf juga karna rumah sedang kosong saat ini.

Waktu yang tepat untuk menghabiskan hari dengan adik tercinta di saat sore seperti ini, pikir Taehyung berandai.

Siswa-siswi mulai keluar dari pagar besar didepan Taehyung, sebagian ada yang memekik senang karna idola mereka sedang menjeput adiknya, sebagian lagi berlalu tidak peduli.

Adiknya mulai keluar dari pagar dengan bawah mata menghitam disertai raut lelah yang sangat kentara. Dibelakangnya Lai Guanlin memandang adiknya khawatir, Taehyung hanya menatapnya datar sampai pandangan mereka bertemu. Guanlin menunduk sedikit untuk menghormati kemudian berbelok dan menghilang, menyisakan Ji ra yang terkejut didepannya dengan wajah kaget khas adiknya.

"Hyung...?" Taehyung menunduk menatap adiknya dan menurunkan masker putihnya.

"Gwencanayo*? Kenapa wajahmu pucat sekali?" Taehyung sudah bereaksi berlebihan, menyentuh dahi adiknya perhatian dan mengusap pipi tembam Ji ra dengan lembut. Ji ra mendengus saat mendengar fans kakaknya berteriak kegirangan.

Dasar baperan!

"Ji ra baik-baik saja kok!" Ji ra bukan bermaksud menghindari kakak tersayangnya itu, tapi perkataan Taehyung malam kemarin kembali terulang diotaknya. Membuatnya melangkah mundur, dan rentangan tangan Taehyung menggantung diudara.

 Lil SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang