16🍃

120 4 0
                                    

"Masih lamakah perjalanan ini?"tanya Azizah yang sudah tidak nyman didalam mobil.

" tidak kok,itu Hotelnya sudah kelihatan."seraya mengelus rambut Azizah.

***
Saat Azizah keluar dari Mobil ada seseorang yang memanggilnya yang membuat Azizah menoleh kearah suara itu.
"Azizah.." sapa Putri sahabatnya Azizah.
"Ehh kamu Put." Putri langsung menarik tangan Azizah agsr segera pergi kedalam Hotel.
"Fan aku duluan kedalem ya." Irfan hanya menjawab dengan anggukan mengerti.

Suasana didalam cukup ramai oleh tamu-tamu pentingnya Papa Fajar.acara tersusun dengan baik.acara pun berjalan dengan lancar dan sekarang waktunya Fajar memasangkan cicin kepada Melany.sungguh detak jantung Azizah seakan terhenti melihat suasana seperti ini.Azizah beranjak untuk pergi dari tempat ini namun tangannya telah dicekal oleh Irfan"tetaplah disini,buktikan pada Fajar kalau kau sudah mengikhlaskannya."bisik Irfan yang membuat Azizah kaku tak mau menjawab ucapan Irfan.

"Maafkan aku Fan,aku terlalu Egois." lirihnya dalam hati.

"Lebih baik kita pulang sekarang ya,lagi pula ini sudah jam 10 kamu kan ada jadwal kuliah pagi."Azizah hanya mengangguk.

Diperjalanan hanya hening,mereka berdua seakan-akan bisu..
'Apakah kamu akan sedih bila aku sudah tidak ada didunia ini,apakah kamu akan menangisiku Zah.'lirih Irfan didalam hatinya.

Azizah hanya menatap aneh melihat Irfan yang sedang menahan Emosinya itu.dan Azizah memutuskan untuk memulai bicara agar Irfan bisa meredam amarahnya." Fan??"

"Hmm" Irfan masih terfokus dengan menyetirnya."Kamu kenapa Fan?"tanya Azizah lagi.

"Aku tidak apa-apa." masih fokus dengan menyetirnya."Maafkan aku Fan,ini pasti salahku yaa."

"Hey kamu tidak usah minta Maaf padaku,kamu tidak salah apa-apa kok.aku hanya sedang Fokus saja."Jawaban bohong Irfan." kau jangan bohong padaku Fan."tanya Azizah lagi,karena dia tau kalau Irfan sedang berbohong.

"Lebih baik kamu tidur saja nanti kalau sudah sampai rumah kamu,aku akan bangunkan." seraya tersenyum pada Azizah untuk menutupi kebohongannya.

Azizah hanya mengangguk. Dia tidak ingin membuat suasana tambah kacau lebih baik dia pura-pura tidur saja.
'Maaf jika aku belum seutuhnya membuat kamu mencintaiku dengan tulus Zah'Lirih Irfan yang terdengar oleh Azizah membuat Azizah paham dengan sikap Irfan sekarang lagi pula ini adalah kesahalannya.

***
"Azizah bangun,kita sudah sampai di rumahmu." sambil menggoyangkan bahu Azizah.

"Euggh sudah sampai Fan?"perlahan membuka matanya dan melihat kearah jendela untuk memastikan udah sampai apa belum.

" iya sudah sekarang kita turun ya."Azizah hanya mengangguk.mereka keluar dari mobil dan Irfan mengantar Azizah masul kedalam rumah.

"Besok aku jemput kamu ya,Good Night Bintang kecilku." seraya tersenyum manis kepada Azizah."Night to Beib,hati-hati dijalan aku sayang kamu."sambil tersenyum pada Irfan.

***
Saat Irfan ingin beranjak ketempat tidurnya namun perutnya tiba-tiba terasa sakit bahkan dia sudah tidak mampu lagi untuk berjalan ketempat tidur meski jaraknya sangat dekat.hal seperti ini yang sangat ditakutkan Irfan saat bersama Azizah
penyakitnya tiba-tiba datang.

Sikap Egois Irfan yang membuat Papinya bingung harus seperti apa lagi dengan Irfan yang keras kepala karena tidak mau berobat keluar negri..Papinya hanya bisa pasrah dengan penyakit Irfan yang semakin parah,bahkan dokter sudah memponis sisa hidupnya,semuanya sangat terkejut dengan perkataan Dokter namun Irfan dia masih bisa tersenyum saat mendengar perkataan Dokter karena Irfan bahagia jika Allah sudah menyuruhnya pulang berarti Dia sudah tidak merasakan sakit yang luar biasa.

Saat ini Irfan berada di Rumah sakit,Arfan yang tidak sengaja melihat Irfan yang tergelak dilantai kamarnya langsung membawanya ke rumah sakit.
"Dok gimana dengan anak saya?" pertanyaan itu terlontar dari bibir Naila Mami Irfan.

"Kalian hanya bisa berDo'a kepada yang kuasa,karena Ginjal anak Ibu sudah rusak."

Air mata jatuh di pipi Naila karena sangat kaget mendengar perkataan dari Dokter itu."apa dia masih bisa sembuh total."dengan muka penuh harapan.

"Kalau sembuh total saya tidak menjamin Bu,namun kembali lagi pada yang maha kuasa.Anak Ibu akan bertahan hidup namun harus mengikuti terapi Cuci darah."

"Lakukan apa saja untuk dia,saya hanya ingin dia sembuh Dok."

"Akan saya Usahakan Bu.saya permisi dulu..Selamat malam."

Air mata Naila terus saja mengalir tak ada hentinya,Arfan dan Ali berusaha menenangkan Naila."Mi udah ya jangan nangis,dengan Mami nangis itu akan membuat Irfan tambah parah."seraya mengelus lembut pipi Naila yang sudah basah oleh air mata.

"Yang Papi bilang bener Mi,kita hanya bisa berdoa untuk kesembuhan Irfan.Arfan percaya Irfan akan kuat dengan segala rasa sakitnya." sambung Arfan.

"Mami tidak mau kehilangan Irfan.Mami tidak bisa Arfan."

"Mi semua yang hidup akan kembali kepada yang Kuasa,kita semua hanya menunggu kapan ajal kita datang."

"Arfan benar Mi,bukankah itu tujuan kita di dunia ini."sambung Ali.

"Mami jangan nangis terus ya,lebih baik Mami sama Papi pulang saja,biar Arfan yang jaga Irfan."

"Mami tidak mau pulang." bantah Naila

"Arfan benar lebih baik kita pulang,besok pagi kita balik lagi ke sini." Naila hanya membalas dengan anggukan pasrah saja.

***
Sudah lima hari Irfan dirawat dirumah sakit ini,dan hari ini dia akan pulang kerumahnya karena keaadan yang sudah membaik.

"Kamu benar udah baikan Fan?"

"Irfan udah baikan Mami."

"Yasudah kamu tiduran dulu aja,abang kamu bentar lagi sampe kok."

"Assalamualaikum Mami,ayo kita pulang Mi."

"Waalaikumsalam,kamu mau duduk dulu Nak?"

"Hmm gausah deh Mi,kita langsung pulang aja..ayo Fan."

"Iya Bang Arfan."

***
"Irfan kamu mau kemana Na?"

"Irfan mau kerumah Azizah Mi,sudah 1minggu Irfan gaada kabar jadi Irfan mau kerumahnya"?

"Emang kamu sudah merasa enakan?"pertanyaan Naila yang meragukan Irfan.

" Mi Irfan gapapa kok,Irfan baik-baik aja Mami gausah khawatir yang berlebihan seperti itu."

"Umm yaudah kalau kamu sudah merasa enakan,Mami izinin,nanti pulangnya kamu bawa Azizah kesini yaa buat temenin Naira."

"Iya Mi makasih,ok nanti Irfan ajak Azizah kesini..Assalamualaikum." pamitan Irfan pada Naila.

"Waalaikumsalam, kamu hati-hati bawa mobilnya Fan." Irfan hanya membalas dengan senyuman saja.

Ikhlas dan BahagiaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora