55

6.5K 1.6K 228
                                    

Namanya Taeyeon, dokter yang katanya bertugas untuk memberi Noa terapi agar dapat cepat sembuh.

Taeyeon meminta Noa untuk menceritakan segala hal yang ia ingat, dan yang dapat Noa jelaskan hanyalah tentang kejahatan ayah dan bunda.

Noa sama sekali tidak mengingat apapun tentang dua orang yang kini mengaku sebagai orang tuanya itu.


















"Kamu belum diceritain tentang kejadian sebelum kamu koma 'kan?" ujar Taeyeon. "Jadi, dua tahun yang lalu kamu kecelakaan. Bus yang kamu tumpangin nabrak bus lain dan waktu itu ambulansnya dateng terlambat soalnya jalanan macet total. Tiba di rumah sakit, kamu udah hampir meninggal. Setelah itu, kamu koma sampai 2 tahun. Selama 2 tahun ini, otak kamu melemah dan sedikit demi sedikit mulai lupa dengan kejadian-kejadian yang udah pernah kamu alamin."

"E-Engga percaya!" seru Noa yang masih berusaha untuk kuat agar tidak dapat dipengaruhi oleh mereka. "Terus gimana soal Yeji sama yang lainnya? Ini engga masuk akal!"

"Masuk akal," ucap Taeyeon. "Selama koma kamu mimpi dan pas bangun kamu ngirain semua mimpi kamu itu nyata soalnya memori yang asli udah kamu lupain semua."

.


















Ucapan dokter itu memang terdengar sedikit masuk akal, namun.. Tidak! Tidak! Noa tidak akan percaya semudah itu!

Noa yakin setelah ini pasti ada jebakan lainnya.

.





















"Kalau kamu engga mau percaya, coba sekarang kamu yang jelasin ke saya" lanjut Taeyeon. "Apa cerita kamu ini masuk akal? Orang tua angkat yang jahat, penggemar yang gila, rumah yang aneh, dan.. hutan yang engga ada ujungnya?"

Memang.

Noa sendiri juga merasa semua itu terlalu tidak masuk akal... tapi bukan berarti semuanya tidak nyata. Semua itu nyata dan Noa benar-benar telah melewati semuanya.

.


















"Ingatan kamu bisa kembali, tapi susah kalau kamu sendiri nolak percaya sama kenyataan" ucap Taeyeon. "Terapi ini bukan cuma bisa balikin ingatan kamu, tapi juga buat kamu yakin tentang mana yang benar dan mana yang salah. Tapi kalau kamu engga mau, saya juga engga bisa maksa."

.



























Noa jadi sangat bingung.

Bagaimana jika omongan mereka semua memang benar dan ternyata otak Noa memang sedang bermasalah?

Apa yang akan terjadi jika Noa menolak untuk diobati?

.
































Jujur saja, Noa sama sekali tidak dapat mengingat apapun tentang wanita dan pria yang mengaku sebagai orang tuanya itu dan Noa masih yakin mereka adalah anggota dari para penjahat itu.

Tapi mereka memperlakukan Noa dengan sangat baik. Mereka tampak sangat cemas terhadap Noa dan selalu berusaha untuk membuat Noa merasa nyaman.

Noa jadi bingung dan sedikit tidak tega.






Jika mereka memang benar-benar orang tua Noa... sesedih apa perasaan mereka saat ini?

.















































Noa tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan hal ini tanpa henti.

Noa takut ia akan kembali dimanfaatkan lagi seperti dulu, namun di sisi lain Noa juga takut jika ternyata semua itu benar-benar tidak nyata. Noa takut ia tidak dapat sembuh jika terlambat diobati.





tok tok tok





Setelah suara ketukan terdengar, dengan perlahan pintu kamar Noa segera dibuka oleh wanita tua yang mengaku sebagai bunda Noa itu.

"Kok belum tidur?" ujarnya sembari duduk di pinggir tempat tidur Noa.

"Belum ngantuk."

"Masih pusing engga? Udah lumayan dari pada kemarin 'kan?"

"Hm."













Wanita itu lalu mengedarkan pandangannya ke seisi kamar Noa. "Kamar kamu udah lama engga bunda bersihin soalnya hampir tiap hari nemenin kamu di rumah sakit. Gimana kalau warna dindingnya diganti? Kamu mau warna apa?"

"Terserah," jawab Noa singkat.










Ekspresi wanita itu jadi tampak semakin sedih.

Dengan pelan ia lalu ikut berbaring di samping Noa sembari lanjut mengelus rambut Noa.

"Bunda janji engga bakalan biarin kamu pergi sendirian lagi. Bunda yang bakalan nganter kamu ke mana-mana. Kamu engga perlu naik bus lagi."

.














Suara wanita itu terdengar sangat bergetar.

Dan, kini air matanya sudah mulai mengalir.

.


















Noa jadi semakin bimbang.

.




























"B-Bunda......?" ujar Noa pelan.

"Iya?"

"Ini... beneran, ya?"

.


















Wanita itu segera menghela napas dengan panjang. "Engga usah dipaksa kalau emang engga bisa. Bunda sama ayah bakalan tetep dukung kamu apa adanya. Gapapa kalau kamu engga bisa jadi Noa yang dulu. Liat kamu sadar dan pulang ke rumah lagi kayak gini aja udah lebih dari cukup."

.

































Mendengarnya pun membuat Noa segera ikut menghela napasnya dengan panjang.

"Yaudah... Aku setuju."

"Setuju apa?"




"Ikut terapi."

—————

Survive | Noa Yeji + 00line ✔️Where stories live. Discover now