34

6.9K 1.6K 120
                                    

Setelah rasa sakitnya berkurang, Yeji pun beralih keluar dan kembali duduk pada kursinya.

Namun, suasananya sudah tidak seperti sebelumnya.

Saat ini sudah tidak ada lagi para orang tua yang mengantri untuk berbincang dengan mereka. Kini.. hanya ada mereka sekeluarga.
















Sesekali Hyunjin beralih menatapi Yeji dengan cemas. Pria itu tau kembarnya baru saja dihukum dan Hyunjin benar-benar dapat menyadari seberapa takutnya Yeji saat ini.


















Ayah lalu berdiri tepat di depan mereka sembari memegangi beberapa lembar kertas, sementara Bunda tampak sibuk mengangkat sebuah kotak naik ke atas meja.

"Ayah mau kalian tanda tangan di sini," ucap Ayah sambil menyerahkan kertas tersebut kepada mereka satu per satu.




"Ini... apa?"




Surat tersebut ditulis dengan bahasa Jepang dan mereka sama sekali tidak tau artinya apa.

"Tanda tangan aja pokoknya," ucap Bunda.

"Tapi—"

"Jangan buat Bunda kesel hari ini ya?" seru Bunda. "Tanda tangan, habis itu kita pulang. Kalian laper 'kan?"

























Yeji pun dengan begitu cepatnya segera menandatangi kertas tersebut tanpa berpikir panjang. Gadis itu sudah terlalu takut untuk berani macam-macam kepada Bunda dan Ayah.























"Cepet," seru Bunda kepada Noa yang masih terdiam bingung.

Satu per satu saudaranya sudah menandatangi kertas tersebut namun Noa masih merasa ragu.




Apa isi kertas itu? Apakah sebuah perjanjian?

Sungguh, Noa hanya ingin lari dari sini.




Jika menandatangi kertas yang entah berisi tentang apa, pria itu takut rencananya untuk pergi dari sana jadi semakin sulit untuk dilaksanakan.

"Cepet!" ulang Bunda lagi.







Tapi Noa dapat melihat darah yang kini sudah menembus baju Yeji.







Dan tubuh Noa jadi bergetar hebat.









"Cepetan!" bentak Ayah sambil memukul kepala Noa

"I-Iya!"








Setelah kertas tersebut selesai ditandatangani, Ayah pun segera mengumpulkannya dan menyimpan kertas tersebut dengan rapi di dalam kotak yang sudah Bunda pegang sejak tadi.

























Setelah itu... beberapa gelang aneh pun tampak mulai Bunda keluarkan dari kotak tersebut.









"Semuanya wajib pakai ini setiap hari," ucap Bunda sambil memasangkan gelang tersebut pada tangan mereka. "Bunda sama Ayah pakai juga, kok. Kalau kalian berani buka, alarm yang ada di gelang Bunda sama Ayah bakalan bunyi."

" ......... "

"Kecuali kalau mau mandi," lanjut Ayah. "Nanti kita yang bukain. Selain mandi, gelangnya harus tetep ada di tangan kalian."

"Emangnya buat apa?" ujar Heejin.

Dan Bunda segera tersenyum lebar. "Biar kita tau lokasi kalian ada di mana. Jadi jangan susah-susah buat rencana untuk kabur, ya? Kalian engga bakalan bisa."

Survive | Noa Yeji + 00line ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang