39

6.9K 1.6K 376
                                    

Dengan perlahan mereka melangkah memasuki gedung tinggi itu... hingga satu per satu orang yang ada di dalam sana pun mulai menoleh ke arah mereka.










Semuanya tampak mengenakan pakaian yang mirip dengan pakaian mereka. Serba hitam dan dipenuhi dengan pernak-pernik aneh. Bahkan, beberapa di antara mereka juga banyak yang memiliki tato dan tindik pada tubuh dan wajah mereka.
















Suasananya terasa aneh.

Semuanya hanya diam, tidak seperti lansia gila yang bersorak heboh saat mereka datang kemarin.



















"Duduk yang rapi. Dengerin omongan mereka. Jangan buat masalah."

Kalimat itu terus Bunda ulang tanpa henti, sebelum akhirnya Ayah mulai mengajak Bunda untuk meninggalkan mereka.





















Kini para tamu pun mulai berjalan semakin mendekati meja tempat mereka sedang duduk.




Hingga, seorang pria muda tampak beralih ke tengah sembari mengeluarkan sebuah silet dari kantung bajunya. "Ayo, sama-sama."




"A-Ayo apa?" ujar Hyunjin bingung.



Satu per satu dari mereka lalu mulai mengeluarkan siletnya masing-masing. "AYO."




Apa-apaan ini?

Tiba-tiba Ayah lalu datang menyerahkan silet kepada mereka berenam.



A-Apa mereka benar-benar harus menggores lengan mereka?!














"Ayo!" ulang pria muda itu lalu segera menggoresi tangannya menggunakan silet kecil itu.




Sialan.




"AYO!" teriak para pengunjung lalu dengan kompak segera mengikuti apa yang pria itu sedang lakukan.

Namun, keenam remaja itu tentu hanya dapat diam menatapi kelakuan mereka.




Hingga—




"Aw!" seru mereka dengan kompak saat kalung yang mereka kenakan mulai terasa memanas seakan sedang membakar leher mereka.



Dari kejauhan Bunda yang tampak sedang memegang remote kecil itu kini lalu mulai menggerakkan bibirnya. "I KU TIN ME RE KA!"









Mereka tidak mau.

Mereka tidak mau menggores tangannya dengan silet. Hal itu terlalu berbahaya dan menyakitkan.

Mereka tidak mau.










Namun, kalung sialan itu terasa begitu panas hingga membuat kulit leher mereka jadi sangat perih.




Sial.

Siyeon benar-benar tidak tahan lagi. Kulit lehernya terlalu tipis untuk dibiarkan menempel pada kalung panas itu.

Mau tidak mau Siyeon pun dengan terburu-buru segera menggores lengannya mengenakan silet tersebut, bahkan tanpa memikirkan apapun lagi.




Dan kini kalung tersebut dengan begitu cepatnya segera kembali terasa normal.




Melihat Siyeon, mereka yang merasa lehernya terasa seperti akan putus itupun terpaksa segera ikut menggores tangan mereka juga












Sakit.

Darah mereka keluar tanpa henti dan kini satu per satu pengunjung mulai menampung darah mereka semua pada satu botol besar yang kemudian digabung dengan darah Noa dan yang lainnya.

Untuk apa?!




Setelah selesai mengumpulkan darah, seluruh pengunjung pun segera berdiri dalam bentuk lingkaran dan meminta mereka berenam untuk duduk di tengah-tengah.

Kali ini mereka tidak berani menolak lagi karena takut kalung itu kembali menyakiti leher mereka.














Setelah duduk di tengah-tengah, dengan pelan pria yang sejak tadi selalu memimpin itu kini mulai mengoles keningnya dengan darah gabungan tadi.




Apa-apaan?!




PLAK

Pria itu lalu lanjut menampar dirinya sendiri.




Aneh.

Ini jadi semakin aneh.




Botol itu lalu dioper ke seluruh pengunjung dan semuanya melakukan hal yang sama, mengoles darah pada kening lalu menampar pipi sendiri.














Hingga, tepat setelah semua pengunjung telah selesai dengan aksi bodoh mereka, botol berisi darah tersebut pun dioper kepada Jinyoung.

Mereka meminta Jinyoung dan yang lainnya untuk ikut melakukan hal yang sama.













Menyebalkan sekali.

Rasanya seperti ingin pulang, namun mereka tau mereka tidak bisa melakukan apapun selain patuh mengikuti perintah manusia-manusia aneh itu.





Jinyoung pun segera mengoles darah tersebut pada keningnya sebelum lanjut menampar pipinya sendiri.

Heejin, Siyeon, Noa, Hyunjin, dan bahkan Yeji pun juga terpaksa melakukan hal yang sama.














Semuanya lalu bersorak heboh tepat setelah ritual aneh itu selesai.

Lalu... apa lagi?











Tidak ada.


Mereka tiba-tiba bangkit dan segera pergi begitu saja.

Apa acara bodoh ini sudah selesai?




























Bunda dan Ayah lalu beralih menghampiri mereka dengan senyuman yang lebar. "Sekarang udah ngerti tugas kalian itu sebenarnya apa?"

".....apa?"










"Kalian cuma harus ikutin semua fantasi tamu kita.....:)"

Survive | Noa Yeji + 00line ✔️Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα