37

7.1K 1.6K 564
                                    

Keesokan paginya, olahraga pun dimulai.

Mereka diminta berlari mengelilingi seisi rumah dari lantai satu sampai tiga selama 1 jam tanpa beristirahat.






Kalau urusan olahraga, tiba-tiba Noa jadi yang paling kuat.

Setelah 30 menit berlalu, Noa masih tampak biasa-biasa saja, sementara yang lainnya sudah mulai kesulitan untuk bernapas.






Namun yang paling mencemaskan adalah Heejin.

Gadis itu kini sudah keringatan dan hampir muntah beberapa kali. Heejin tidak pernah berolahraga sebelumnya, jadi tentu saja diminta berlari saja sudah cukup untuk membuatnya jadi sepucat ini.





"Tetep lari!" seru Bunda yang terus memperhatikan mereka dari kejauhan. "Engga olahraga artinya engga dapet makan."





Mau tidak mau pun Heejin tetap harus lanjut berlari walaupun tubuhnya sudah terasa begitu kacau.




"Boleh minum engga?" ujar Jinyoung kepada Bunda.

"Engga, minum cuma buat kalian jadi makin gemuk."













Keenamnya pun terus berlari tanpa henti, hingga dengan perlahan pakaian mereka mulai basah akibat keringat.




Dan... 45 menit pun akhirnya berlalu dengan begitu berat.

Mereka sudah tidak dapat saling berbincang lagi karena semakin merasa sulit untuk bernapas.






Hingga—






"Heejin!" teriak Siyeon kaget saat Heejin tiba-tiba jatuh pingsan di sampingnya. "Bunda!"

Dan melihat keadaan Heejin pun tentu saja membuat Bunda merasa kesal. "Angkat ke kamarnya, habis itu lanjut lari lagi."









Sialan.

Noa benar-benar benci kepada Bunda. Wanita tua itu bahkan tidak peduli dengan kondisi Heejin dan lebih mementingkan olahraga mereka.




Hyunjin dan Jinyoung yang membantu mengangkat tubuh Heejin ke kamarnya itu sampai kaget saat merasakan seberapa dinginnya tubuh gadis itu saat ini.





Setelah Heejin dibaringkan di tempat tidurnya, dengan cemas Yeji dan Siyeon lalu mencoba untuk membangunkan gadis itu, namun Heejin masih tidak kunjung bangun.















"Udah," ujar Ayah yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamar Heejin. "Kalian lanjut olahraga lagi, biar Ayah yang ngurusin Heejin."







Diminta untuk pergi, mereka pun terpaksa meninggalkan Heejin di kamarnya.

Namun entah kenapa.. menurut Yeji pagi ini Ayah tampak aneh.

————































"Ok," seru Bunda. "Udah pas 60 menit, ayo sarapan."

Mereka pun segera duduk mengelilingi meja makan, kecuali Yeji yang tiba-tiba beralih menghampiri kamar Heejin lagi.









Perasaan Yeji benar-benar tidak nyaman.

Dan tepat setelah Yeji membuka pintu kamar Heejin, gadis itu malah mendapati Ayah sedang asyik menyentuh paha Heejin.




"Ayah?!" seru Yeji dengan keras.

Dan Ayah pun segera bangkit berdiri menghampiri Yeji dengan panik. "Apa?"




"Ayah ngapain?!" ujar gadis itu sembari menatapi Ayah dengan tajam.

Sejujurnya, Yeji tau apa yang sebenarnya ingin Ayah lakukan, namun entah kenapa rasanya sulit sekali untuk berbicara di depan pria tua sialan itu.

Yeji terlalu kaget.




"Gak ngapa-ngapain," ujar Ayah. "Kamu kenapa engga sarapan?"

"K-Kok Ayah gitu?" ucap Yeji gemetaran.

"Gitu gimana?"




Dan dengan kesal Yeji pun segera berbalik pergi dengan niat ingin menghampiri Bunda.

Namun, Ayah yang tau apa niat Yeji itu dengan cepatnya langsung menarik lengan gadis itu agar tidak ke mana-mana.




"Lepasin!" seru Yeji.

"Jangan bilang ke Bunda!"

"Kenapa? Takut Bunda marah? Gue engga peduli!" ujar gadis itu lalu segera menghempas lengan Ayah dari tangannya.

"Kamu kok susah banget sih dikasih tau?!" seru Ayah yang dengan kuatnya kembali menahan lengan Yeji.

"Ya soalnya ini udah kelewatan!" bentak Yeji.




Namun, entah kenapa kini Ayah tiba-tiba malah tertawa.




"Kamu sengaja ya?" ucap Ayah.

"Sengaja?"

"Kamu mau disentuh juga yaaa?"




Dan dengan kesal Yeji segera meludahi wajah Ayah. "Jijik tau?!"




Ayah jadi tampak begitu kesal.




Namun pada menit berikutnya, tiba-tiba pria itu malah beralih menghela napasnya dengan panjang.


















"Kamu beruntung hari ini," ucap Ayah. "Kalau aja hari minggu nanti engga ada pertemuan sama mereka, kamu udah habis hari ini."

Survive | Noa Yeji + 00line ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang