>>🌹🌹🌹 <<
Rev mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya, mereka baru saja selesai melaksanakan shalat subuh dan berdoa. Pria itu membalikkan badannya dan menatap lembut kepada seorang gadis yang telah sah menjadi istrinya tersebut.
Ara tersenyum malu-malu saat menggapai tangan kanan Rev dan mencium punggung tangan suaminya itu.
"Kenapa muka kamu merah gitu, sayang?" Tanya Rev yang sebenarnya tahu kalau istrinya itu sedang malu-malu. Tapi apalah daya saat sang suami yang terobsesi menggoda sang istri.
"Ha, Oh..itu sayang, anu kita jadi hari ini kembali ke mansion?" Kata Ara dengan kembali memberi pertanyaan kepada Rev. Pria itu tersenyum dan menarik lembut tubuh Ara dan lalu mendudukkan nya diatas pangkuannya. Mereka masih memakai pakaian shalat, dengan Rev yang tampan dengan peci hitamnya dan sarung merah maron juga baju kaos hitam berlengan panjangnya, dan Ara yang sangat manis dengan mukena bermotif bunga di sisi ujung mukena dan rok mukenanya.
"Iya jadi, sayang. Tapi sebelum ke mansion kita ke kantorku dulu ya, ada beberapa berkas yang perlu aku tanda tangani." Ara mengangguk didalam dada bidang Rev. Dan cukup lama mereka saling terdiam hingga Ara mendongakkan wajahnya, menatap suaminya itu.
"Sayang, gimana..kabar Dera?" Tanya Ara dengan suara pelannya tapi masih bisa didengar jelas oleh Rev.
"Baik," jawab Rev sangat singkat. Ara mengerti dengan ketidak sukaan yang ditujukan Rev itu. Tapi..
"Sayang, aku udah maafin Dera. Kamu juga harus bisa maafin Dera, aku tau kalau Dera udah beneran berubah.."
"Berubah apa, kamu kira dia power rangers yang bisa berubah. Ada-ada aja kamu sayang." Ara menatap cemberut kearah Rev yang terkekeh karena ucapannya barusan. Memangnya lucu?
"Iih, aku ngomong serius loh sayang. Kamu kok malah bercanda.." rengek Ara yang lalu hendak bergerak bangkit dari duduknya diatas pangkuan suaminya itu. Namun Rev yang lebih cepatpun segera menahan pinggangnya dan memeluknya.
"Iya maaf sayang. Sekarang aku serius, Dera baik-baik aja, dia saat ini lagi berada di Jepang. Dera aku kasih kesempatan untuk bekerja di Rumah sakit milikku yang berada di Jepang. Aku tahu kalau dia memang benar-benar berubah, tapi sekedar jaga-jaga maka aku menugaskan Deny untuk bekerja disana juga, untuk memantau Dera." Ucap Rev.
Ara mengernyitkan dahinya dalam.
"Deny juga kamu pindahkan bekerja disana (Jepang). Terus kalau Deny pindah, terus yang jadi sekretaris kamu siapa?" Rev perlahan mengerutkan dahinya, dan menit selanjutnya pria itupun diam-diam membasahi bibir bawahnya. Rev berdehem seraya dengan lembut mengangkat tubuh Ara dan membaringkan nya keatas ranjang tidur.
"Eum, sayang kamu belum beresin baju kita kan, kamu beresin sekarang ya soalnya setelah sarapan kita langsung berangkat." Ara dengan tampang bingung nya hanya bisa menganggukkan kepalanya. Dan gadis itu lalu bergerak melepas semua peralatan shalatnya dan melipat lalu meletakkannya diatas ranjang, lalu kemudian ia kembali bergerak menuju kearah lemari, mengambil koper besar dan mulai mengisi koper itu dengan semua bajunya dan Rev.
Benar. Setelah usai sarapan Rev langsung berpamitan kembali ke mansion mereka, ia pamit kepada kedua mertuanya dan juga iparnya (Farhan). Dan saat inilah keadaan pagi di ibukota. Macet, apalagi sinar matahari yang sudah timbul di pagi hari untuk menyinari kota Jakarta, terdengar berbagai macam umpatan dan klakson dari berbagai macam jenis kendaraan.
"Mereka kayaknya buru-buru banget ya, sayang. Dari tadi juga mobil kita nggak jalan-jalan. Apa panjang banget macetnya sampai motor aja susah untuk lewat." Ucap Ara dengan menatap keluar jendela mobil, melihat orang-orang yang ramai di pagi hari dengan ditemani kendaraan mereka masing-masing.
Rev tersenyum tipis sembari telapak tangannya menyentuh kepala Ara dan mengusapnya.
"Nyaman.." Rev mengulum senyumnya dengan warna pipinya yang sudah bersemu merah.
"Terus usap ya kepala aku, sayang. Nyaman banget kayak gini, hihi.." kikik Ara dengan sembari memejamkan matanya. Dan juga dengan Rev yang terus mengusap kepalanya, pria itu sesaat melepaskan usapan tangannya dan beralih memegang stir mobil karena kemacetan yang sudah sedikit renggang.
"Kok di lepas, sayang?" Ucap Ara dengan mencebikkan bibirnya.
Rev menolehkan kepalanya menghadap kepada istri tercinta nya tersebut.
Cup
Rev tersenyum lembut masih dengan mencondongkan tubuhnya pada Ara, dan kemudian ia kembali lagi menyatukan bibir mereka, mencium lembut bibir manis sang istri.
"Lanjut usap-usapnya di kantor nanti aja ya, sayang. Kita masih di jalan, mumpung jalanannya udah sedikit renggang jadi bisa cepat sampai di kantor." Ara mengembungkan kedua pipinya dan seketika menatap Rev dengan puppy eyes nya.
"Cium lagi, Mr.."
Ohh yeahhhh😅😅😅
Cukup sudah cukup kalian mengumbar kemesraan hai pengantin baru, yang tapi baru sekali malam pertama😂😂😂😂😂.. Tapi emang si Mr, nggak papa katanya sementara nggak dapat yang di bawah asal yang diatas masih dapat😅..
(Itu bohong, kalian mau saja dibohongi sama dia (menunjuk kepada Ara😢) lebih tepatnya DIA (menunjuk AUTHOR😩)).
Gaje emang, dari awal😊..
Udahlah cukup author ini yang selalu cantik dimata kalian ken. Okey byee✋..🚫🚫 STOP YOU PLAGIAT 🚫🚫
❌❌DON'T COPY PASTE ❌❌
😈😈 SIN WARNING 😈😈* 18 April 2019 *
00:41
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND BULE (COMPLETED)
Romance*Chapter masih lengkap* [ HANYA PENGGALAN IMAJINASI NAIK TURUN. HARAP MAKLUM😌 ] "Berhenti merengek padaku!" "Makanya nikahin aku," seru seorang wanita dengan kedua bola mata nya yang berkaca-kaca. "Kenapa kau ingin sekali aku menikahimu? Heumm.." "...