Chapter 6.3 <> Menyukaimu

3.3K 128 0
                                    

>>🌹🌹🌹<<

Ara POV'S

Tak terasa rupanya kedua langkah kakiku sudah tidak menjangkau tanah merah putih lagi tetapi sekarang pijakan ini sudah berada disebuah region asing dimata namun begitu menakjubkan. Tuhan memang selalu adil dalam membagi keindahannya.

Mataku menatap kesamping dimana ada beberapa orang yang berpakaian serba hitam yang sedang berbicara *aku tak tahu* dengan pria yang menculikku, membawaku ketempat yang mempesona ini.

"Apa yang kau pikirkan?" Aku terkejut dengan pertanyaan yang terlontar dari bibirnya.

"Apa? Tidak ada yang ku pikirkan kok," Jawabku asal. Dan lihatlah tatapan dingin itu. Cool?

"Kau-

"Tuan Rev," Aku menoleh kebelakang tubuh Rev dan terlihat Deny yang sedang berdiri tegak dengan senyum tipisnya. Yah berbeda dengan tuannya yang bersenyum oplas.

Ck!

Oh itu bukan aku, aku tak diajarkan berdecak didepan umum. Itu tidak baik apalagi berdecak pada kedua orangtua. Yang tadi berdecak adalah Rev. Ya si tua Mr Rev.

*setidaknya aku sudah memujinya*

"Deny..kau melanggar aturanmu dengan memotong ucapanku. Siapa kau?" Kata Rev dengan tajamnya seraya berjalan mendekati Deny.

"Uhuk! Begini tuan bukankah saya sudah bekerja dengan anda puluhan tahun ini, jadi saya harap anda yang masih muda dari saya tidak memiliki penyakit pelupa. Seperti kata.." Aku mengangkat kepalaku saat Deny melihat kearah kakek tua yang tengah berdiri tak jauh dari Rev.

"Pikun!" Aku mengembungkan kedua pipiku dengan melihat kesana kemari saat Rev kembali menatapku.

"Ara.." Desisnya tertahan. Aku tersenyum puas menatap mukanya yang memerah tak terkendali.

Bruakk!!

"Maafkan tuanmu Deny," Kataku dan hanya ditanggapi oleh sekretaris Rev itu dengan kekehan kecilnya. Lucu.

Deny membukakan pintu mobil untukku dan kubalas dengan ucapan terimakasih yang sepadan.

Wait!

"Mr?" Panggilku dan hanya ditanggapi oleh pria itu dengan kedipan matanya.

Wow. Lihat guys saat perjalanan kami menuju East Of England, raut wajah yang tak berubah alur ternyata selain kriteria yang dingin dan menusuk seorang Rev juga memiliki kriteria pria ambekan.

Aku berinisiatif menyentuh lengan Rev dan teng ia tidak bereaksi apapun selain fokus pada majalah of business ditangannya. Lagi aku berinisiatif mengusap-usap jenjang urat nadinya hingga kejari kuku.

"Ara," Yes.

"Makanya jangan cuekin aku." Rev melepas kacamatanya yang hanya digunakannya pada saat membaca. Matanya menatap lekat padaku.

"Makanya..jangan diam," Ulangku kali ini dengan kalimat yang sedikit pantas.

"Aku tidak diam. Aku membaca."

"Maksudku bukan itu akk.." Rajukku sembari membalikkan tubuhku membelakangi Rev. Aku tidak tahu apa yang kini pria itu pikirkan tentangku. Seorang gadis manis yang manja.

"Aku tidak tertarik denganmu gadis licik. Cepatlah keluar?"

"Keluar? Kemana?"

"Kau tidak perlu tahu,"

"Kenapa. Bukannya kau suruh aku keluar tapi aku tidak tahu apa, kemana, dan siapa.."

"Aku bilang kau tidak perlu tahu? Turun!" Aku hanya pasrah atas peritahnya dengan segera aku turun dari mobil diikuti oleh Deny yang meletakkan dua tasku, satu koper besar milikku dan satu koper kecil milik Rev.

"Kita sudah sampai. Tapi bukannya kau bilang England masih jauh,"

"Ya. Ini rumah bibiku. Kita akan menginap disini semalam aku lelah perlu istirahat." Aku mengedipkan mataku beberapa kali seketika Rev memeluk pinggangku seraya menuntunku berjalan menuju pintu masuk rumah bertingkat tersebut.

"Jauhkan pikiran kotormu itu. Bibiku hanya lagi mengidam dan menginginkan aku membawakannya kekasihku,"

Aku mengerti maksudnya.

"Jadi benar?" Tanyaku dan membuat Rev mengkerut menghentikan langkah kakinya.

"Benar apanya,"

"Jadi benar Mr menyukaiku,"

Uhuk!

"Menyukaimu.." Aku tersenyum manis seraya merapat pada Rev.

"Hem hemm,"

"Owhh.. yeah yes I like you. Really i like you," Senyumanku semakin mengembang 360 derajat.

"And I hate you. Really really yes really," Dan senyumanku tetap mengembang layaknya adonan kue bulat yang ditengahnya bolong. Istilah Rev.

Bruakk!!

"Lagi?" Aku menghembuskan nafasku dan kemudian masuk kedalam rumah bibinya Rev itu.

East Of England (Inggris timur). Merupakan salah satu region di Inggris, dengan Cambridge sebagai ibukota dan Norwich sebagai kota terbesar di Inggris timur. Region England juga terbagi menjadi 6 county yaitu Bedfordshire, Cambridgeshire, Essex, Hertfordshire, Norfolk, dan Suffolk.

"Dan kelahiran asli Rev berada di Hertfordshire,"

"Hah! Bibi.." Ucapku dengan berbahasa inggris seraya terkekeh pelan karena terkejut. Dan auntie Vela hanya tersenyum dengan lembutnya.

"Rev mencarimu. Katanya rasa-rasa mau gila, jangan buat tuanmu gila, sayang. Karena tidak disisinya." Aku kembali terkekeh geli mendengar kalimat yang tak pasti terucap dibibir seorang Rev. Aku menutup buku yang bercerita semua tentang Rev Mandeville yang tentu menambah ilmuku.

"Dimana Rev aunt?"

"Ia ada didepan. Tadi sedang menemui seseorang, susul saja." Aku menganggukan kepalaku sembari pamit pada auntie Vela untuk menyusul sang Mr.

Aku menyusuri setiap indera mataku yang bekerja gesit dengan langkah bimbang dan takut kalau-kalau insiden mengerikan waktu di jet saat itu terulang kembali. Apa Mr Rev akan melamarku karena menciumnya?

Aku masih berjalan lurus dan saat tatapanku menuju kedepan, disana sebuah punggung lebar dan tegak seakan menyambutku untuk didekap erat....tapi..

"I miss you Relen,"





"I miss you Relen,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



❌❌ STOP YOU PLAGIAT ❌❌
🚫🚫 DON'T COPY PASTE 🚫🚫
😈😈 SIN WARNING 😈😈

* 25 Januari 2019 *
23:09

MY HUSBAND BULE (COMPLETED)Where stories live. Discover now