IBH-07

28.2K 909 10
                                    

"Bagaimana kabarmu, hmm?" sapa pria tersebut dengan tersenyum miring

Belda tak mampu mengeluarkan suaranya.

"masih ingat denganku, huh? "

"Siapa, nek?" Richard menyusul Belda karena tak kunjung kembali dan terkejut
"Sedang apa kau disini?" tanya Richard pada pria yang berdiri dihadapannya dan Belda

Sedang apa bocah tengil ini disini? Batin Max heran

Max tak menjawabnya. Ia terus mengintimidasi Belda dengan tatapan tajamnya, sampai ketika ada sosok gadis manis yang baru saja muncul dari balik tubuh Richard.

"Siapa yang datang, nek?" suara itu mengalun lembut

Dengan kesadarannya yang sudah terkumpul, Belda menjawab "ini Tuan Max, orang yang meminjamkan nenek uang" ujar Belda dengan pelan dan gemetar

"Maaf sebelumnya, ada keperluan apa Tuan kemari? Bukankah hutang kami telah lunas? " tanya Belda dengan takut-takut

Max tiba-tiba tertawa kencang lalu menatap Belda dengan pandangan dingin dan tajam "Kau belum melunasi hutang-hutangmu! Karena kemarin kau melunasinya menggunakan uang bocah tengil ini" tunjuk Max dengan dagunya ke arah Richard

"Ta.. Tapi Tu.. Tuan, apakah itu salah?"tanya Belda

"Jelas! Itu sangat salah. Aku tidak mau tahu, sekarang kau harus membayarnya detik ini juga, atau... " kalimatnya sengaja ia gantung

"Kau tak bisa menindas mereka seenakmu!" Richard tak terima

"Diam kau!" balas Max dingin

"Atau apa?" tanya Belda

"Atau gadis itu ikut bersamaku" bisik Max pada Belda

Max tertarik pada pandangan pertama terhadap Lily, sosok gadis mungil yang manis nan polos. Belda yang mendengarnya seketika menegang. Ia tak rela jika Lily harus bersama orang arogan seperti Max. Ia memang mengharapkan kebahagiaan Lily dapat menikmati kehidupan yang layak, namun tak bersama Max.

"Pilihannya cuma itu, kau bayar detik ini juga atau cucumu ikut bersama ku? Tenang, aku takkan menyakitinya" bisik Max seperti godaan setan yang menghasut manusia, ia memang setan berwujud manusia.

Richard penasaran dengan apa yang dibisikkan oleh kakaknya pada Belda. Namun, ia tak dapat mendengarnya.

Belda sempet tercenung beberapa saat, kemudia ia melirik Lily yang sedang berada diambang pintu.

Apakah ini merupakan jawaban dari setiap doaku? Jika iya, aku ikhlas melepaskan Lily bersama pria arogan ini. Batin Belda penuh kebimbangan

"Mmm... Aku... Aku tak bisa membayarnya detik ini juga" Belda menghela nafasnya panjang, lalu berkata "jadi pilihan kedua memang harus ku lakukan" balas Belda sedih

Mendengar jawaban Belda, Max tersenyum dengan penuh kemenangan. Bela berbalik arah dan melangkah mendekati Lily

"Lily, sayang" panggil Belda lembut pada Lily

"Iya, nek?"

"Kebahagiaan telah menjemputmu. Jadi kau takkan merasakan kesengsaraan lagi. Pergilah, nak" ujar Belda lirih

Lily mengangkat mengerutkan dahinya "Maksudmu apa, nek? Aku tak mengerti"

"Ada seseorang yang membawa kebahagiaan untukmu" balas Belda dengan suara yang ia usahakan biasa saja

Maafkan nenek, mungkin nenek mengantarkanmu pada kesengsaraan, Batin Belda menjerit tak tega

"Siapa?" tanya Lily namun Belda tak menjawab

"Kau akan tahu dengan sendirinya, dia sudah menjemputmu. Ayo kita bereskan barang-barangmu" Belda mengajak Lily untuk membereskan barang-barangnya

Lily menahan Belda "Tunggu, mengapa secepat ini, nek? Aku belum siap berpisah denganmu" air mata lolos dari mata indahnya

"Rencana Tuhan tidak ada yang tahu. Sudahlah, mungkin ini yang terbaik untukmu. Jangan lupakan nenek ya, Ly" ujar sang nenek tersenyum miris

Lily terisak. Richard yang melihatnya terheran, apa yang terjadi dengannya? Batin Richard

"Baiklah,nek. Aku akan menerima ini dengan ikhlas. Meskipun ini sangat berat bagiku. Aku akan sering-sering main kemari menemuimu" balas Lily memeluk Belda erat

Setelah itu Lily melepaskan pelukannya pada Belda. Belda menuntun Lily menuju kamarnya untuk membereskan pakaian yang akan dibawa.

"Apa yang kau katakan pada nenek itu?" Richard memicingkan matanya kearah Max

"Bukan. Urusanmu!" balas Max penuh penekanan

Tidak lama kemudian, Belda bersama Lily keluar membawa sebuah tas yang berisikan pakaian Lily. Richard melihatnya dengan penuh kebingungan. Sedangkan lain dengan Max, ia tersenyum misterius. Belda menuntun Lily untuk mendekat pada Max.

"Kenapa kau membiarkan Lily dekat dengannya, nek?" tanya Richard pada Belda

"Ia kebahagiaan ku, Ric" jawab Lily

Richard tak paham dengan situasi ini. Tapi ia mengetahui satu hal, kakaknya sedang merencanakan hal licik.

"Apa yang kau rencanakan?" Richard mendelik tajam pada Max

Max tersenyum miring, "aku akan bersenang-senang dengannya" bisik Max pada Richard

Mendengar jawaban Max, seketika membuat emosi Richard tersulut.

"Jangan sampai kau menyakitinya, jika kau menyakitinya akulah orang pertama yang akan membalas kebejatanmu" ucap Richard penuh dengan peringatan

"Aku tidak takut" Max tersenyum remeh dan merapihkan setelan jas nya "Kalau begitu, aku dan gadisku pamit. See you" Max menarik pergelangan tangan Lily menuju mobilnya

"Sialan!" balas Richard menggeram

Belda yang melihat kepergian cucunya hanya tersenyum miris, dan air mata lolos begitu saja diwajahnya.

semoga kau selalu bahagia, Batin Belda mendoakan kebahagiaan Lily

_____________

SELAMAT BERPESTA RAKYAT  17 APRIL 2019👍

Pertama kalinya aku ikut berpartisipasi dalam pencoblosan CaLeg dan CaPres pada tahun 2019, apakah ada yang sama?😄

UNTUK KALIAN YANG USIANYA 17-21 TAHUN, 2019 INI MERUPAKAN PERTAMA KALINYA KALIAN IKUT BERPARTISIPASI MEMILIH CALEG DAN CAPRES YANG DAPAT MENYEJAHTERAKAN DAN MEMAKMURKAN RAKYAT INDONESIA. SIAPAPUN PRESIDENNYA KITA HARUS TETAP BERKARYA!😁

SEE U NEXT PART!👋

INVISIBLE BASTARD HUSBANDWhere stories live. Discover now