IBH-26

19.2K 725 21
                                    

       Kedatangan keduanya di sambut hangat oleh para pelayan keluarga Arlando. Cheesy sengaja datang ke mansion ini untuk mengambil beberapa pakaiannya, ia di temani oleh sahabatnya Bellia Wilson.

Ia memasuki kamarnya yang kebetulan letaknya tak jauh dari kamar Lilya.

"Sepertinya aku mendengar percakapan beberapa orang di kamar itu," tunjuk Bellia pada kamar diujung sana, Cheesy mengangguk.

"Aku juga." balas Cheesy.
"Itu kamar wanita yang kakakku bawa entah dari mana asalnya." lanjutnya.

"sungguh?" Bellia terkejut mendengarnya.

"Yes. Usianya pun dibawah kita. Dan asal kau tahu, gadis itu adalah gadis tuna netra." ucapan sahabatnya kembali mengejutkan Bellia.

"Bisakah kau tak usah berelebihan seperti itu dalam berekspresi?" Cheesy memutar bola matanya malas melihat sahabatnya berlebihan dalam merespon ucapannya.

"Bagaimana aku tidak terkejut, kau tahukan rumor kakakmu itu sama sekali tak pernah membawa sembarang wanita kedalam mansion ini. Apalagi sampai memberikannya tempat tinggal. Terlebih gadis itu cacat, tuna netra." Bellia berucap atas apa yang ia tahu dari berita-berita yang berkeliaran diluaran sana tentang Max —kakak sahabatnya.

"Awalnya aku memang terkejut, namun tak berlebihan sepertimu. Sudahlah aku tak ingin mencampuri urusannya, ia terlalu menakutkan bagiku." ujar Cheesy, Bellia membenarkan ucapannya. Max memang menakutkan.

"Aku jadi penasaran dengannya." ucap Bellia.

"Perlu kau ketahui, Bel, meski ia memiliki kekurangan, ia pun memiliki kelebihan yakni gadis itu berparas cantik." ucapan Cheesy semakin membuat Bellia ingin melihat gadis tersebut.

"Siapa nama gadis itu?"

"Lilya." jawab Cheesy, Bellia menganggukan kepalanya.

"Aku jadi penasaran, apa yang sedang mereka lakukan di kamar gadis itu." Cheesy melangkahkan kakinya secara perlahan mendekati daun pintu gadis itu. Pintu kamar tersebut tidak tertutup, sepertinya terdapat lebih dari dua orang yang berada di kamar itu. Bellia mengikutinya dari belakang.

Samar-samar, keduanya mendengar suara seorang wanita.

"Mengapa kalian terdiam? Ruangan ini seketika sepi. Dok, bagaimana keadaanku?" tanya suara tersebut.

Cheesy mengernyitkan dahinya. "apakah gadis itu sedang sakit?" gumamnya yang masih terdengar oleh Bellia.

"Kurasa begitu." jawab Bellia.

Dengan rasa ingin tahunya yang besar, Cheesy memberanikan diri dengan tingkahnya yang dibuat-buat seperti tidak takut pada sang kakak, ia memasuki kamar tersebut diikuti oleh Bellia yang takut-takut apabila mendapatkan tatapan tajam dari Max.

Melihat kehadiran Cheesy dan juga sahabatnya, membuat Max melihat kearah mereka dengan tatapan tajamnya. Untuk apa kedua wanita itu masuk ke kamar ini.

"Kau sedang sakit, Lilya?" kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Cheesy. Ia bertanya pada Lily seperti kedua orang yang sudah mengenal lama. Padahal, baru kali ini ia berinteraksi dengan Lily. Lilya dibuat bingung oleh suara tersebut.

Suara ini milik seorang wanita, siapa dia? Mengapa dia tahu namaku?, Batin Lilya bertanya-tanya.

Meski tak mengenali sang pemilik suara tersebut, Lilya tetap menjawabnya sebagai bentuk perilaku sopan pada sang lawan bicara.

"Ya, aku merasa sedikit tak enak badan." jawab Lilya ramah.

"Kalau begitu, Lekas membaik. Aku permisi." Cheesy meninggalkan kamar tersebut diikuti oleh Bellia, mereka tak tahan dengan tatapan tajam Max yang sejak tadi memberikan tatapan pengusiran.

INVISIBLE BASTARD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang