《25》

4.2K 246 54
                                    

BACA NOTE AKU BIAR KALIAN BISA MEMAKLUMI DIRIKU INI GAIS!!!!!!!






HALO PARA READERS KESAYANGAN AKU :*
Mohon maaf banget ya zheyenk aku baru up skrg
Semua itu krn ada alasan gais, gk kaya si dia yg pergi tanpa alasan Aciaaaa :v
Gue sakit hampir sebulan,belum lagi tugas sklh yg numpuk gara2 gw ga sklh itu dan gw hrs ngejar beresin semuanya. Blm lagi gue ulangan.. hadeh jadi curhat :v  ABAIKAN!!!!

Bts
Ehh
Btw
THANKS FOR 25K NYA GAIS
Huhuhuhuhu gue terhura omaigatt

Btw nih.. Mulai dr sekarang gue fix bakalan pake bahasa sehari2 buat narasi ceritanya. Gue gak terlalu bisa bahasa baku. Tapi gue bakal pake bahasa yg agak baku klo pas narasi org tua aja, klo buat squad2 nya maa gk bakal.Nah buat yg awal2 part kan gue pake bahasa agak baku, maklumin ya.. tar bakal gue revisi lagi ketikannya.

Yodah lah ya, nih anget baru ngetik klo garing ya maafin otak gue paspasan.. dapetnya ide yg kek beginian wkwk .. sorry for typo

Jangan nyesel baca ya gaiseeeuuu

Happy reading

--------------------------------------------















Woobin menatap dingin seseorang yang duduk di depannya dengan menggunakan kaos tahanan polisi.

"Sudah puas? Membuat anak ku menderita? Membuat anak ku sakit berhari-hari di rumah sakit? Membuat anak ku mengidap penyakit baru? Apakah kau sudah puas?!" Tatapan Woobin sunguh tajam. Nada bicaranya dingin. 

"Belum"

Rahang Woobin mengeras dan tangannya mengepal kuat saat perkataan itu keluar dari mulut lawan bicaranya.

"Lebih tepatnya aku tidak akan pernah puas sampai kau benar-benar akan kehilangan orang yang kau sayangi" lanjut pria itu santai. Tatapan nya seakan menantang, senyuman yang diukir oleh bibirnya seakan mengejek Woobin yang sedang menahan emosi.

Woobin mengertak "BAJINGAN!"

"Whatever you say about me, I just want to make you and your family leave this world"

"Sebenarnya apa salah ku sampai kau ingin membunuh aku dan keluarga ku mati?!"

Pria itu berdecih " Kau yang bajingan Woobin!! Bahkan Kau masih tanya apa salah mu?!"

"Sudah berkali-kali ku katakan bahwa istri mu itu meninggal bukan karena ku. Bukan aku yang menabrak istri dan salah satu anak mu."

"Mana ada penjahat yang mengakui kejahatannya. Oh ayolah bung! Sekali pembunuh tetap pembunuh!"

This about Us Where stories live. Discover now