Chapter 16: Start From Here

4.8K 695 50
                                    

[] [] []

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[] [] []

UNTUK sekarang ini, aku benar-benar tidak tahu perbedaan antara seekor kelinci percobaan dengan diriku sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

UNTUK sekarang ini, aku benar-benar tidak tahu perbedaan antara seekor kelinci percobaan dengan diriku sendiri. Atau, barangkali pada dasarnya kami memang tidak memiliki perbedaan sama sekali.

Aku mencoba untuk menata perasaanku ketika teringat akan ucapan Labeeba yang mengatakan bahwa masa uji cobaku memiliki tenggat waktu selama satu bulan untuk menemukan sihir dan wujud lain dari diriku. Tetapi, bisa jelaskan bagaimana caranya bagi orang sepertiku untuk menemukan kedua hal ituㅡsihir dan wujud lain dirikuㅡjika posisiku saat ini saja benar-benar tidak tahu bagaimana cara melakukannya?

Tidak berhenti sampai di situ, seakan-akan ingin membuatku semakin terpuruk, Labeeba sengaja memberikanku beberapa seragam yang wajib kupakai selama beberapa hari ke depan. Masalahnya, seragam yang akan kukenakan besok memiliki warna yang begitu berbeda di antara keempat kelompok lainnya, yaitu, hitam. Warna yang melambangkan kelompok Ragnar.

Kuremas erat-erat kantung plastik yang berisi seragam Ragnar selagi berjalan menuju ruanganku. Sempat terbesit di benakku untuk menggunakan lift agar aku bisa cepat-cepat merebahkan diri di ranjang kesayanganku, tetapi, dengan keadaanku yang seperti ini, hal terakhir yang kuinginkan adalah mengundang tatapan mencemooh anak-anak Aether lain. Maka dari itu, kuputuskan untuk pergi menggunakan tangga.

Tapi, nyatanya, menggunakan tangga juga tidak ada bedanyaㅡbahkan anak-anak Aether yang berlalu-lalang di sekitarku pun rupanya lebih banyak dari yang kukira. Karena aku tidak ingin terlibat kontak mata dengan mereka, buru-buru kupercepat tempo langkahku ketika menaiki tangga.

Kusadari aku tidak memperhatikan ke mana langkahku mengarah ketika bahuku tiba-tiba bertumbukan cukup keras dengan orang lainㅡsampai-sampai kantung plastik yang tengah kubawa terlepas dari genggamanku dan membuat seragam yang berada dalamnya jatuh berserakan begitu saja laiknya pakaian yang tengah diobral.

Tidak ingin menimbulkan atensi lebih jauh dari sekitar, aku buru-buru membungkukkan badan untuk mengambil kembali seragamku tanpa sempat menatap lawan bicaraku. "Sungguh, m-maafkan aku. Aku tidakㅡ"

"Jade?"

Mendengar sosok itu memanggilku seolah-olah ia mengenaliku, kuberhentikan kegiatan mengambili seragamku sejenak selagi mendongakkan kepala dengan ragu-ragu. Tepat di hadapanku, berdirilah seorang Aileen Nahara dengan kedua tangan yang telah dilipat di depan dada diikuti dengan dua antek-anteknya yang selalu mengekori Aileen ke mana pun gadis itu pergi.

Aether: SolitudeWhere stories live. Discover now