Chapter 37 [1]: Let The Games Begin

952 188 48
                                    

[] [] []

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[] [] []

ANAK-anak Pengubah Wujud berkumpul di lapangan lebih dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ANAK-anak Pengubah Wujud berkumpul di lapangan lebih dulu. Mereka seperti makhluk yang sedang mengalami kelebihan energi–mereka tidak bisa diam di lapangan. Ada salah satu teman Iris, laki-laki yang katanya bisa berubah menjadi coyote, melakukan pemanasan bersama para Pengubah Wujud lainnya dengan berlari mengelilingi lapangan dan membicarakan kombinasi serangan untuk menerkam musuh secara efektif. Mudah-mudahan aku tidak berduel dengan Pengubah Wujud nantinya.

Aku berdiri di lapangan ditemani Iris dan Matilda–kawan perempuan Iris–yang dapat berubah menjadi leopard. Posturnya lebih pendek dariku dan surainya berpotongan seperti laki-laki. Dia tak berhenti mengoceh sejak tadi dan memberiku tips-tips bertarung ala Pengubah Wujud.

"Nah, kalau musuhmu jaraknya sekitar dua langkah darimu, langsung lompat saja ke arahnya dan serang dia dengan membabi buta," katanya sambil memperagakan gerakan mencakar. Cakar leopard mencuat dari jari-jarinya yang gemuk dan aku mengambil selangkah untuk menjauh darinya. "Biasanya, titik lemah lawan ada di leher."

"Tips yang amat sangat bermanfaat." Aku manggut-manggut. Walau tips-tipsnya tidak akan berguna bagiku dan cerocosannya membuatku agak pening, aku tetap mendengarkannya. Dia bermaksud membantuku, dan yang utama, dia tidak menganggapku gadis aneh yang patut dihindari.

Rombongan regu kesehatan berjalan membelah lapangan. Mereka mengenakan setelan putih berikut satu set perlengkapannya. Murid laki-laki memakai scarf dan ban lengan berwarna kuning cerah sementara murid perempuan memakai scarf dan ban lengan hijau tua. Mereka dipandu dua orang Peri berperawakan tinggi besar yang terbang rendah di depan, memandu mereka berjalan ke depan ruang kesehatan.

Sarah menampakkan diri dan melambai pada aku dan Iris. Iris balas melambai dan menyemangati Sarah dengan berapi-api. Aku memberi teman sekamarku itu cengiran kecil. Mataku mencari-cari satu sosok lagi, tapi aku tidak dapat menemukannya. Light tidak kelihatan di tengah rombongan regu kesehatan itu, dan aku jadi cemas. Apakah dia terlambat?

Labeeba terbang menghampiri kami dengan setelan bak pemandu senam. Labeeba menyapa kami dengan suara nyaring penuh gelora yang volumenya diperkeras dua kali lipat oleh bunga Loudee di tangannya. Anak-anak Pengubah Wujud–termasuk Matilda–menyahuti setiap pertanyaan basa-basi Labeeba kencang sekali sampai-sampai aku takut pita suaranya putus. Iris menyenggolku pelan saat dia menyadari aku tidak membuka mulut sama sekali.

Aether: SolitudeWhere stories live. Discover now