Chapter 40: Chaos Walking

930 162 44
                                    

[] [] []

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[] [] []

SUASANA hatiku begitu bagus malam ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SUASANA hatiku begitu bagus malam ini. Kudapati diriku tidak sabar untuk segera pergi ke kafetaria dan bertemu dengan Light sesuai janji kami sore tadi. Setelah sekian lama, aku akhirnya punya kesempatan untuk menikmati waktu malam tanpa terbayang-bayang latihan kerasku dengan Necross atau menerka-nerka kesialan apa lagi yang akan menimpaku di kelas keesokan harinya.

Aku benar-benar berharap perasaan bahagia yang kurasakan ini akan berlangsung lama dan takkan ada kejutan mengerikan yang menantikanku di baliknya. Bukan berarti hidupku terjamin akan berlangsung mulus selepas aku berhasil membebaskan diri dari Necross dan Arcane. Aku hanya merasa beban-beban yang kuemban di bahuku jauh lebih berkurang. Namun, tetap saja, karena pengalaman-pengalaman sukarku yang sebelumnya, aku tidak terbiasa menerima sesuatu yang memang patut kudapatkan: kebahagiaan dan ketenangan.

Bahkan saat ini saja, aku merasa seakan ada yang terganggu melihat perasaanku yang berbunga-bunga dan aku mendengar bisikan lirih nan dingin di belakang leherku. Aku berpura-pura tidak merasakannya–jika aku mencurahkan perhatianku ke sana, suasana hatiku akan memburuk dan malamku akan berantakan. Aku mengalihkan pikiranku dengan memikirkan Light dan ciuman pertama kami, dan itu manjur. Paranoia dan ketegangan yang merekah di dasar perutku mengendur dan kepalaku jernih kembali. Ini bukan pertama kalinya aku mendapat gangguan. Yang barusan seharusnya tak menjadi apa-apa.

Iris dan Sarah menyertaiku ke kafetaria–aku tak punya alasan yang meyakinkan mereka untuk membiarkanku pergi sendiri, terlebih karena Iris yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Aku belum bercerita kepada mereka soal hubunganku dengan Light yang membaik, dan aku memang tidak berencana menceritakannya. Aku tidak tahu pendapat Light akan seperti apa jika teman-teman kami yang lain tahu.

Bisikan itu datang lagi dan meninggalkan perasaan tak nyaman di benakku. Nagaku terjaga dan dia ikut gelisah bersamaku. Rasanya seperti ada sesuatu yang tidak beres tapi aku luput memperhatikannya. Mataku mengelilingi sekitar dan semuanya tampak normal-normal saja.

Aku menghirup napas dalam-dalam dan berkata pada diri sendiri kalau aku terlalu paranoid.

Perasaan lega membanjiriku ketika aku akhirnya menemukan Light. Dia ternyata juga datang bersama ketiga temannya yang kukenal baik–Alarik, Ace, dan Indigo. Mereka berempat duduk di bangku depan dan Indigo melambai-lambaikan tangan pada kami, mengajak kami bertiga untuk bergabung. Light, yang bahunya ditegakkan, langsung merileks saat aku mendekat ke bangku tempat mereka duduk.

Aether: SolitudeWhere stories live. Discover now