Forgiven Not Forgotten

Start from the beginning
                                    

"Mulai sekarang, saya yang akan menjadi kuasa hukum Anda." ujar Flo sembari membenarkan kacamata minusnya, menjelaskan pada kliennya yang sekarang termenung di hadapannya.

"Perlu saya beritahukan kalau tuntutan yang dibebankan pada Anda cukup berat. Anda tidak hanya dikenai pasal pembunuhan yang Anda lakukan lima belas tahun yang lalu, tapi juga dijerat dengan percobaan pembunuhan dan upaya untuk menghilangkan bukti kejahatan. Saya mungkin tidak bisa membebaskan Anda dari sini, tapi yang bisa saya lakukan hanyalah membantu mengurangi masa hukuman Anda."

"Flo... apa Gandhi yang mengirim kamu ke sini?"

Ayah Gandhi yang juga merupakan mantan calon ayah mertuanya itu tidak mengindahkan apa yang sudah dijelaskannya panjang lebar. Tapi ia hanya tertarik untuk menanyakan tentang kabar anak lelaki satu-satunya itu padanya.

"Ya, Gandhi yang mengirim saya ke sini. Gandhi meminta tolong pada saya untuk menangani kasus Anda."

Ingatan Florence melayang ketika Gandhi pertama kali menemuinya kembali, usai keributan yang terjadi pada resepsi pernikahan mereka. Gandhi meminta maaf padanya dan mengatakan bahwa ia tidak bisa lagi melanjutkan pernikahan mereka.

Anehnya berbeda dari sebelumnya, kali ini Flo tidak meledak dan tidak berniat untuk menghentikannya.

Setelah menyaksikan bagaimana Gandhi betul-betul mencurahkan segalanya untuk menyelamatkan Senja, juga pembicaraannya dengan Ren kala itu, Flo akhirnya dapat melepaskan kepergian Gandhi dengan ikhlas.

Apa yang dikatakan Ren memang benar. Meskipun Flo sangat mencintai Gandhi, tapi semua itu tidak berarti apa-apa jika yang dilakukannya ini hanya akan semakin menyakitinya.

Tidak mudah bagi Flo untuk menghapus perasaannya pada Gandhi. Ia masih sangat mencintainya. Tapi Flo juga tidak bisa membencinya karena ia tahu Gandhi tidak pernah bermaksud jahat padanya. Ia pun akhirnya memutuskan hanya akan menjadi teman baik Gandhi.

Saat Gandhi memintanya untuk membela ayahnya di pengadilan, sekali lagi Flo merasa tersentuh dengan kebaikan hati mantan kekasihnya.

Sejahat apapun ayahnya dan seburuk apapun perbuatannya, Gandhi tetap menganggapnya sebagai seorang ayah. Itulah mengapa Flo tidak bisa menolak permintaan Gandhi, sehingga jadilah ia berada di sini sekarang.

"Sebelum datang ke sini, Gandhi meminta saya mengatakan sesuatu pada Anda."

Ayah Gandhi mendongakkan kepalanya. Mengharap Flo akan mengatakan sesuatu dari anak semata wayangnya yang mungkin akan bisa menenangkannya. Walaupun ia tidak tahu pasti apa yang akan dikatakannya.

Sejak ia menembak kepala Senja, gadis yang merupakan anak dari kekasih masa lalunya yang telah dibunuhnya, juga seseorang yang ternyata sangat dicintai oleh anak lelakinya. Ia belum pernah bertemu lagi dengannya.

"Gandhi bilang pada saya kalau dia tidak akan pernah bisa melupakan perbuatan Anda. Anak Anda masih belum bisa menemui Anda karena dia tidak sanggup untuk melihat wajah Anda."

Lelaki dengan baju tahanan kusut yang wajahnya tampak dua kali lebih tua dari usia sebenarnya itu menunduk dengan lesu. Ia tahu kalau perbuatannya memang tidak bisa termaafkan. Ayah Gandhi bisa menerimanya jika anaknya itu tidak akan mau menemuinya lagi sampai kapanpun.

"Tapi Gandhi ingin saya menyampaikan pada Anda... kalau dia sudah memaafkan perbuatan Anda."

Ayah Gandhi yang tadinya sudah tertunduk putus asa terpaku mendengar ucapan Florence.

"Karena itu Anda harus hidup dengan baik dan menjalani hukuman Anda dengan ikhlas. Gandhi berharap Anda menjaga kesehatan Anda, sementara Gandhi akan berusaha keras untuk membantu Anda tetap nyaman di dalam sana."

Tanpa sadar perkataan Flo membuat ayah Gandhi menitikkan airmatanya. Ia tidak bisa berkata-kata lagi.

Ayah Gandhi sungguh merasa menyesal. Waktu itu ia terlalu ketakutan gadis itu akan mengambil nyawanya karena amarahnya yang tidak terkendali serta rasa dendam akan kematian Ibunya.

Jadi ia tidak berpikir panjang saat mengambil pistol itu untuk menembaknya. Lebih baik melukai daripada dilukai lebih dulu.

Tapi Ayah Gandhi tidak pernah berpikir kalau tindakannya itu akan membuatnya kehilangan miliknya yang paling berharga, yaitu rasa cinta dari anak lelakinya satu-satunya.

Sekarang semuanya sudah terlambat. Apapun yang ia lakukan tidak akan bisa mengubah segalanya. Lelaki tua itu pun terus menangis menyesali perbuatannya, sementara Flo berusaha menguatkan hatinya.

"Flo... bagaimana keadaan Gandhi sekarang, apakah dia baik-baik saja?"

Sebelum Flo berpamitan untuk meninggalkannya, lelaki itu sempat memanggilnya untuk menanyakan kabar Gandhi.

"Ya, Anda tidak perlu khawatir. Dia baik-baik saja dan sudah hidup berbahagia dengan Istrinya sekarang."

***

Reverse (Every scar has a story)Where stories live. Discover now