"Sayang sekali. Istrimu itu sama sekali nggak seru."

"Ya, aku tahu."

"Kamu boleh menyimpannya di sini kalo kamu mau." tawar Sarah kemudian yang ditanggapi dengan antusias oleh Gilang.

"Benarkah? Ah, tapi di rumahmu juga ada anak kecil." sesal Gilang begitu tersadar kalau Sarah juga memiliki anak perempuan yang seumuran dengan kedua anaknya sendiri.

"Senja? Jangan pikirkan soal dia. Lagipula mungkin suatu saat nanti benda ini bisa berguna saat rentenir itu datang ke rumahku untuk menagih hutang." canda Sarah sembari tertawa renyah yang memancing senyum Gilang.

"See? That's why I love you. Sometimes I wish that you were my wife instead of her."

"Ssshh, stop talking. Come here, you can marry me every night."

Sarah membungkam Gilang dengan ciumannya yang hangat. Ia merengkuh Gilang dalam pelukannya yang kini sudah melupakan segalanya. Kedua insan yang tengah dimabuk cinta itu bercumbu satu sama lain dan memulai sesuatu yang mereka lakukan hampir setiap malam tanpa sepengetahuan siapa pun.

***

"Lang, aku hamil."

"Apa?"

"Aku positif, Lang."

"Nggak mungkin. Bagaimana bisa?"

"Sebulan yang lalu kita mabuk, Lang. Kamu tahu kita melakukannya tanpa pengaman."

Gilang masih tertunduk bingung ketika Sarah mengabarkan berita yang lebih mirip dengan petir yang menyambar di siang bolong itu padanya.

"Lang?" panggil Sarah sekali lagi yang menyadarkan Gilang kembali dari lamunannya.

"Maaf, Sar. Tapi aku nggak bisa. Kita harus gugurkan dia."

"Gilang!" jerit tak menyangka Gilang akan mengatakan hal sekejam itu padanya.

Ia memang pribadi yang kacau. Hal semacam ini sudah pernah terjadi sekali padanya. Sarah menyesali kebodohannya yang mengulangi kesalahan untuk yang kedua kalinya. Tapi seburuk apapun kelakuan Sarah, ia tidak akan tega untuk membunuh darah dagingnya sendiri.

Sementara Gilang? Gilang bukan orang jahat, tapi ia terlampau kalut untuk bisa berpikir dengan jernih sekarang.

"Kamu mau aku melakukan apa, Sar!? Rin baru saja meninggal! Sekarang Gandhi terbaring di rumah sakit karena bunuh diri! Ini semua terlalu berat buat aku!"

"Terus kamu mau membunuh satu lagi anak kamu?! Gitu maksud kamu?!"

"Apa maksud kamu?"

"Oh please, Lang! Sekarang aku tahu kenapa Renata memandang rendah kamu. Kamu memang benar-benar menyedihkan. Satu anak kamu meninggal, satu lagi bunuh diri karena kamu nggak becus mengurus mereka semua!"

"Apa?!"

Sarah tidak sarah kata-katanya barusan membangkitkan amarah pada diri Gilang sehingga ia mendorongnya sampai terjatuh.

BRUAKKK!

"Berani bilang sekali lagi aku habisi kamu!"

"Bilang apa? Memang itu kenyataannya! Kamu yang membunuh anak kamu sendiri karena kamu menyedihkan!!"

Sarah malah semakin menantang emosi Gilang sampai-sampai lelaki itu membuka laci meja tempatnya menyimpan benda kebanggaannya itu dengan kasar yang juga amat berbahaya bagi mereka semua.

Reverse (Every scar has a story)Where stories live. Discover now