"Enggak, gue ke sini sama Senja."

"Apa?"

Gandhi tersentak kaget begitu mengetahui Senja ada di sini untuk menghadiri pernikahannya.

"Relax, Man. Dia ke sini bukan buat ngancurin kawinan lo. Tapi katanya mau ngucapin perpisahan sama lo. Tolong kasih tahu Florence biar dia nggak histeris lagi."

"Oh, okay."

Belum sempat Gandhi berkomentar lebih jauh lagi, Ren mulai cemas karena Senja tidak kunjung mengangkat teleponnya.

Di saat yang sama, Flo yang sudah mengenakan gaun pengantin putih berjalan ke tempat mereka. Didampingi oleh beberapa petugas WO yang mengurus pernikahannya.

"Hai Ren!"

Flo menyapanya dengan riang.

"Hai, selamat ya Flo." Ren mengucapkan selamat sambil masih berkutat dengan telepon genggamnya.

Bertepatan dengan itu seseorang datang tergopoh-gopoh memberikan berita yang mengejutkan pada mereka. "Mas Gandhi! Bapak menghilang! Gimana ini? Bentar lagi kita harus mulai!"

Mbak Emma, yang merupakan leader WO (Wedding Organizer) yang disewanya itu tampak panik karena semenit lagi acara akan dimulai. Sedangkan ayah mempelai pria mendadak menghilang dan tidak bisa ditemukan dimana pun.

"Ayah?"

Kejadian ini di luar dugaan mereka semua. Aneh. Tidak biasanya ayahnya membuat keributan seperti ini.

"Sebentar Mbak, saya nggak ngerti. Menghilang gimana? Tadi ada di ruang tunggu, kan?"

"Iya Mas, tadi saya tinggal sebentar buat koordinasi sama keluarga Mbak Florence. Tapi waktu saya balik lagi Bapak sudah nggak ada! Saya udah cari kemana-mana tapi nggak ketemu!"

Tidak ingin banyak berdebat lagi, Gandhi mengambil tindakan menelpon ayahnya, tapi sayangnya tidak bisa tersambung. Ia mulai bingung, sebenarnya pergi kemana ayahnya?

"Pak Gandhi, maaf mengganggu Pak. Tapi saya rasa ini penting dan saya harus segera menyampaikannya pada Bapak."

Semua yang berada di ruangan itu dikejutkan dengan kedatangan lelaki berusia 40-an yang bertubuh besar dan berperawakan seperti seorang polisi. "Pak Mario...?" ucap Gandhi heran, menyambut detektif pribadinya itu yang sudah lama sekali tidak ia jumpai.

***

Gandhi mengingat pertemuannya dengan pak Mario beberapa bulan yang lalu. Setelah Senja meninggalkannya dan Florence melukai dirinya sendiri karena tidak mau memutuskan hubungan mereka.

"Kenapa Pak Gandhi tiba-tiba meminta saya menyelidiki ini, Pak?"

"Saya... ingin melakukan sesuatu yang terakhir kalinya untuk orang yang saya cintai, Pak."

Pak Mario mungkin tidak mengerti betapa pentingnya tugas yang diamanatkannya oleh kliennya kala itu.

Sejak Florence terluka parah atas perbuatannya sendiri waktu itu, Gandhi sudah tahu kalau ia tidak lagi memiliki kesempatan untuk kembali pada Senja.

Namun sebelum mereka menjadi sesama orang asing yang tidak saling mengenal lagi, paling tidak Gandhi ingin melakukan sesuatu yang mungkin sangat berharga bagi gadis yang disayanginya itu.

Sekali lagi Gandhi meminta tolong pada pak Mario, tapi kali ini dengan kasus yang berbeda. Gandhi ingin agar pak Mario bisa menemukan siapa sebenarnya pembunuh ibu Senja.

Perjalanannya bersama Senja menyusuri rumah lama mereka, membuat Gandhi memahami bahwa ternyata ini sangat berarti baginya.

Sejujurnya Gandhi merasa agak menyesal mengapa tidak dari dulu ia mencari tahu. Selama ini ia hanya dibutakan dengan obsesinya untuk mencari Senja, tetapi ia melupakan penyebab awal mengapa gadis itu bisa terpisah darinya.

Reverse (Every scar has a story)Where stories live. Discover now