I lost you

32K 998 24
                                    

#Authorpov
Hari ini adalah hari terakhir dimana Ara menghadapi ujian akhir semester.

Setiap hari yang Ara lakukan adalah belajar, belajar, dan belajar. Ya, itulah resiko memiliki suami seorang guru

Dab entah kenapa akhir-akhir Ara selalu merasa pusing dan lemas, mungkin karena Ara kecapean menghadapi ulangan dan berbagai praktek

"Ra, muka lu pucet bat si? Lu sakit ya?" Ucap Rachel yang khawatir akan kondisi sahabatnya itu

"Ga ko, gua mumet aja gara-gara ujian" ucap Ara dengan nada lemasnya

Tak lama pengawas ujian pun datang. 'Kak Rico? Kenapa harus dia si? Batin Ara saat Rico datang untuk mengawasi ujian

Kepala Ara terasa semakin pusing dan matanya berkunang-kunang, tapi Ara tetap berusaha terlihat biasa saja karena ia takut jika Rico menghawatirkannya

Mata Rico tak pernah lepas dari Ara karena kebetulan Ara duduk percis di depan meja guru.

Ara yang berusaha melupakan sakitnya pun konsen dengan handphonenya karena ujian di lakukan secara online. Tiba-tiba terdapat bercak darah pada handphone Ara. Rico yang memperhatikan Ara sedari tadi pun langsung bergegas menghampiri Ara dan berjongkok di samping Ara

"Hey Ara kamu kenapa?" Tanya Rico panik. Rachel, Aura, Rendy dan

"Eee-eengga ko pa, saya gapapa" jawab Ara gugup

"Apanya yang gapapa? Idung kamu berdarah gitu ko" ucap Rico tak terima

"Yaudah kita ke rumah sakit sekarang!" Ucap Rico seraya menggenggam tangan Ara tapi Ara menahannya

"Saya gapapa pak!" Ucap Ara dengan nada tingginya seraya menghempaskan tangan Rico kesal. Rico yang terkejut dengan sikap Ara yang kasar kepadanya 'kenapa Ara menjadi seperti ini?' batin Rico bingung

Rico pun duduk kembali ke tempat duduknya, dia masih bingung dengan sikap istrinya itu

#Ricopov
Setelah menyelesaikan urusan ujian anak-anak Aku pun bergegas menuju kelas Ara untuk mengantarkannya pulang seraya mencari tahu tentang kondisinya dan perubahan sikapnya tadi

Tapi saat aku memeriksa kelasnya, tidak ada sosok dirinya di kelas 'kemana dia?' batinku

"Rachel, Ara kemana?" Tanyaku, "Hmm gatau pak tadi si dia buru-buru pulang, gak tahu kenapa" jawab Rachel

Jam sudah menunjukkan pukul 21:00 namun Ara belum juga pulang, aku sudah berkali-kali menghubunginya namun tidak ada satu pun jawaban darinya. Aku juga sudah mencari kerumahnya tapi aku tetap tidak menemukannya

"Kamu kemana sayang" ucapku frustasi. Handphoneku berdering dan aku pun langsung mengangkat telfon itu

"Halo sayang, kamu dimana? Aku udah nyari kamu kemana-mana tapi ak.." namun belum sempat aku menyelesaikan ucapanku Ara sudah memotong nya terlebih dahulu

"Aku mau kita pisah" ucap Ara, seketika seperti ada petir yang menyambar tubuhku. Hatiku hancur saat mendengar Ara berkata seperti itu

"Mmm-maksud kamu apa sih? Kalo aku punya salah aku minta maaf, kita bisa menyelesaikannya baik-baik kan sayang aku mohon" ucapku berusaha menahan Ara

"Kamu ga salah ko, justru kamu adalah suami yang baik. Aku sudah menjalankan amanah dady untuk menikah sama kamu jadi aku mau kita pisah sekarang" air mataku jatuh membasahi pipiku, aku tidak menyangka jika Ara akan mengatakan hal ini, lalu dia menganggap hubungan kita selama ini apa?

"Udah kamu ga usah ngomong yang aneh-aneh sekarang aku bakal jemput kamu, kamu kasih tau aku sekarang kamu ada dimana" ucapku

"Gausah! Aku cuma mau bilang itu sama kamu" ucapnya dingin

"Lalu, kamu anggep kita selama ini apa Ara" tanyaku lirih

"Aku hanya menganggap kamu sebagai guru aku, ga lebih. Karena aku memang tidak pernah mencintai kamu" ucap Ara bergetar menahan tangis. Aku tahu saat ini dia sedang berbohong, aku yakin itu

"Bohong! Aku tahu kamu ga sungguh-sungguh ngomong itu kan Ara, sekarang bilang sama aku kamu dimana!!" Ucapku dengan nada tinggi

"Sekarang lupain semuanya, dan sekarang aku minta kamu untuk cerain aku!" Ucap Ara yang langsung mematikan handphonenya

Aku pun membanting handphoneku kesembarang arah, kenapa? Kenapa dia seperti ini?

Aku pun langsung menyambar kunci mobilku dan melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi

"Assalamualaikum" ucapku seraya mengetuk pintu rumah keluarga Ara

"Eh den Rico" sapa bi Minah dengan wajah takutnya, aku yakin pasti bi Minah tahu tentang keberadaan Ara

"Bi Ara dimana bi" tanyaku to the point

"Ee-eee bibi gatau den, bukanya non Ara sama aden ya?" Ucapnya gugup

"Bi, bibi tau kan Ara dimana? Saya mohon kasih tau Ara dimana bi" ucapku lirih

"Bibi gatau den" ucap bibi seraya pergi, aku pun berlutut di hadapan bi Minah

"Bi, saya mohon" ucapku bersungguh-sungguh seraya menunduk

"Bangun den, bangun" ucap bibi seraya membantuku berdiri

"Non Ara tadi dateng kesini sambil ngangis, dia bawa semua bajunya dan baru aja pergi 2 jam yang lalu, dia bilang dia mau pergi ke London. Kejar non Ara den bawa non Ara kembali kesini" jawab bibi

"Makasih ya bi" aku pun langsung melajukan mobilku menuju bandara dan sesampainya disana aku langsung mencarinya

'Ya allah, tolong pertemukan aku dengan Ara' batinku. Sudah hampir 20 menit aku mencarinya tapi aku tetap tidak bisa menemukannya

Tiba-tiba terlintas ide cemerlang di otakku, aku berlari menuju ruang informasi dan meminta bantuan kepada bagian informasi disana

"Tes tes 123" ucapku mengetes mikrofon bandara

"Ara, jika kamu dengar ini, aku mohon kamu jangan pergi. Dulu disaat aku dadyku meminta untuk menikah sama kamu, awalnya aku menolak karena aku belum mencintaimu Ara. Tapi aku yakin suatu saat aku bisa mencintaimu, dan saat itu tiba Ara saat dimana aku memutuskan untuk menikah sama kamu. Kamu sudah membuat hariku berwarna Ara, sesuatu yang belum pernah aku rasakan, sesuatu yang tidak ada menjadi ada, aku ga bisa kehilangan kamu Ara, aku mohon kamu kembali sama aku. Aku bakal tunggu kamu disini Ara" ucapku yang berharap Ara mendengarnya

Jam sudah menunjukkan pukul 01:23 tapi Ara tidak kunjung datang kepadaku, tuhan? Apakah aku akan kehilangannya?

"Rico" panggil Andi, Gio, dan Ryan yang tiba-tiba datang

"Ayo kita pulang, lo udah nunggu lama disini tar lu bisa sakit" ucap Andi

"Gak ndi, gua ga akan pergi sampai Ara kembali lagu sama gua. Gua ga siap ndi, gua ga siap kehilangan dia" ucapku seraya menangis

"Kenapa ndi, kenapa cinta itu harus datang jika akhirnya dia pergi"
.
.
.
Kira-kira gimana ya kisah cinta mereka berdua? Akankah mereka bisa beesatu?
.
.
Gimana episode kali ini guys? Komen ya di bawah dan jangan lupa vote juga 😊😊

My Killer Teacher is My Sweet HusbandWhere stories live. Discover now