What?!

30.7K 1K 15
                                    

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa" teriakku saat melihat seseorang yang tiba-tiba mencekal tanganku

"Ngagetin aja buset gua kira setan" ucapku kesal, dan dia pun langsung menjitak kepalaku. Siapa lagi kalo bukan tuh guru sedeng

"Aww sakit apaan si" ucapku kesal

"Lagian ih ngomong nya" ucap kak Rico yang ikut kesal "Iya maaf" ucapku dingin dan hendak pergi meninggalkan dia

Tapi lagi-lagi dia mencekal tanganku kembali "Apaan lagi si ya allah"

"Kamu kenapa si?" Tanyanya yang bingung akan sikapku

"Aku benci tau ga sama kakak, kakak kenapa sih ga ada ya sedikit aja rasa simpatik kakak ke orang lain?" Ujarku kesal

"Oh yang tadi?" Ucap kak Rico ber oh ria "Oh yang tadi" ucapku mengulangi perkataannya dengan nada meledek

"Iyalah yang tadi, emang yang mana lagi. Naufal itu lagi kesurupan bisa-bisanya kakak maen guyur-guyur aja mukanya dia di kira taneman apa? Abis itu maen tinggal-tinggal aja lagi" ujarku kesal akan sikapnya

"Iya aku tahu aku salah, maafin aku ya sayang" ucapnya lirih seraya mengusap pipiku lembut

"Sayang-sayang pala lu peang, udah ah aku pengen pipis ga jadi-jadi" ucapku

"Mau aku temenin ga?" Tanyanya dengan menaikkan satu alisnya menggodaku

"Dasar omes" ucapku seraya meninggalkan dia

Kamar mandi disini sangat luas terdapat 2 toilet dan 4 kamar mandi, ada wastafel dan tempat menjemur juga disini. Entah kenapa aku merasa takut disini dimana jam telah menunjukkan pukul 01:30

Aku pun segera keluar kamar mandi dan melihat sosok kak Rico yang sedang duduk di tangga

'Tar dulu dah ini suami gua apa bukan ya? Jan jangan diaaa' batinku seraya menatapnya menyelidik

"Kamu kenapa si?" Tanya kak Rico bingung dengan tingkah lakuku. Aku pun segera mencubit pipinya keras sehingga membuatnya meringis kesakitan

"Aaaaw aaaaaw apaan si ih sakit" ringisnya

"Oh ternyata beneran kak Rico" ucapnya dengan wajah tampa dosaku ini

"Iya lah emang siapa lagi, ko kamu cepet banget? Ga jadi?" Tanyanya bingung

"Takut:(" ucapku seraya memanyunkan bibirku

"Terus gimana? Mau ditahan sampe pagi?" Tanyanya, ih bener-bener cetek ya otak guruku yang satu ini bukanya memberi solusi malah menyuruhku menahannya

"Ya kali"

"Ya terus? Mau aku anterin?" Tanyanya seraya menggodaku. Aku pun mengangguk cepat dan menarik tangannya masuk kedalam kamar mandi wanita

"Tapi jan macem-macem!!" Perintahku sebelum aku memasuki toilet

"Emang kenapa? Sama istri sendiri ini kan?"
Tanyanya yang membuatku mendengus kesal

Setelah selesai aku pun kembali ke tenda karena Aura sudah ngantuk dan memaksaku untuk menemaninya di tenda

Jam menunjukkan pukul 2:01 tidak ada suara lagi selain jangkrik di luar tenda dan Aura sudah tertidur pulas disampingku. Entah kenapa aku tidak bisa tidur, aku mencoba untuk memeluk Aura siapa tahu saja aku bisa tidur saat memeluknya

Suara notif handphoneku pun dan akupun membuka pesan itu

Guru Galak

Online

Ra, udah tidur?

Belom, ga bisa tidur

Aku ada di depan tenda kamu, keluar

Aku pun bergegas keluar tenda dengan hati-hati agar tidak membuat Aura bangun

"Kenapa?" Tanyaku bingung

"Aku ga bisa tidur" ucapnya seraya menggenggam kedua tanganku. "Iya sama aku juga" jawabku seraya memanyunkan bibirku

"Yaudah kamu tidur sama aku aja yu" ucapnya bersemangat. "Ya ga mungkin lah kalo ketauan gimana?" Karena tidak lucu kan jika aku tidur di kamar villa sama dia bisa-bisa aku di arak dan di paksa nikah untuk yang kedua kalinya

"Ya kali, tar kalo ketauan gimana? Ngga ah!" Jawabku menolak mentah-mentah

"Ayo" ucapnya seraya menggendongku ala bridal style menuju villa

Sumpah dia orang ternekat yang pernah aku kenal_-. Dia menghempaskan tubuhku ke ranjangnya

Lalu dia pun menyusul dan tidur dengan perutku yang ia jadikan bantalan, dia pun mengusap-usap perutku dengan sesekali di ciumnya

"Sayang" panggilnya lembut "Hmmm?"

"Aku pengen deh di dalam sini ada benih aku" ucapnya yang membuat mataku terbelalak "What?!" Tanyaku kaget

"Hehehe aku bercanda ko, aku ga akan ngelakuin itu sampe kamu siap sayang. Yaudah yu tidur" ucapnya seraya tertidur di sampingku

Dia tersenyum tapi aku tau ada raut kecewa diwajahnya. Tapi aku harus bagaimana? Aku masih sekolah dan aku belum siap untuk itu.

"Udah sayang jangan di fikirin, aku cuma bercanda. Ayo tidur" ucapnya seraya memelukku erat
.
.
.
.
Tunggu episode selanjutnya ya..

Seperti biasa komen dan vote tentang cerita ini 😊😊

My Killer Teacher is My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang