19. Heart, Mind and Soul

Start from the beginning
                                    

Kemudian menyalakan mesin cukur elektrik. Setiap tarikan mesin pencukur kumis itu menghilangkan krim yang berada di wajahnya, sampai semua krim hilang sepenuhnya. Selesai mencukur Yunho mengoleskan after-shave balm di tempat yang sama. Perbaduan antara lavender, kulit pohon willow dan mur yang ada di dalam kandungan after-shave balm yang dia gunakan memberikan harum yang menyenangkan namun tidak menyengat.

Yunho tersenyum puas melihat wajahnya yang bersih di cermin.

["Idiot."]

Wajah Yunho berubah cemberut.

"Oh thanks." Jawabnya acuh tak acuh.

Setelah berpakaian yunho keluar dari kamarnya menuju dapur, melihat isi kulkas dan mengerutkan kening karena yang ada di dalam kulkas hanya beer, whiskey, soft drink, coklat, dan keju. Tanpa ada bahan makanan yang layak untuk di jadikan sarapan.

Yunho menghela nafas, lalu berjalan ke kamar Jooheon. Dia mengetuk pintu sebanyak tiga kali namun tidak mendapatkan jawaban dari si empunya kamar. Dia pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Jooheon yang ternyata tidak terkunci. Namja yang dia cari sedang berbaring di atas tempat tidurnya, mendengkur lumayan keras.

"Sekarang apa yang harus aku makan?" Tanyanya sambil menyandarkan sisi tubuhnya di ambang pintu.

['Vodka."] Jawab suara di kepalanya.

"Aku bukan orang gila yang minum vodka di pagi hari." Keluhnya seraya menutup kembali pintu kamar Jooheon.

"Mencari sarapan Hyung?" Tanya Hyungwon yang muncul dari arah pintu depan menuju ke ruang tengah.

"Tidak ada apapun yang bisa di makan di dalam sana."

Yunho menjawab dengan ibu jari mengarah ke kulkas.

"Bukan sarapan yang sempurna tapi lebih baik daripada perut kosong." Hyungwon mengangkat plastic yang ada di tangan kanannya, menunjukkan pada Yunho.

Sebelah mata Yunho menyipit. "Kau punya uang?"

"Tentu saja. Tuan Lee memberi kami bayaran untuk setiap pekerjaan dan juga aku bekerja sebagai Dj."

Yunho mengangguk-angguk dengan bibir terbuka. Lalu duduk saat Hyungwon mengeluarkan makanan yang dia beli di atas meja, membaginya menjadi dua dan menyimpan sisanya di kulkas untuk Jooheon. Keduanya pun lalu sibuk mengunyah dan mengigit makanan mereka tanpa bicara. Meski diam bukanlah sifat Yunho tapi dia mempunyai alasan untuk diam karena dia harus membaca ulang 'skenario' yang harus dia perankan nanti, ketika bertemu dengan Jaejoong.

Sebenarnya Yunho ingin bertanya tentang kejadian semalam saat Haneul muncul tapi karena tidak ada yang membicarakannya dia pun memilih untuk tidak menyinggung kejadian semalam. Walaupun sejatinya Yunho tahu, dia tidak melihat kejadian yang terjadi tapi dia merasakan perasaan Haneul dan di alam pikirannya dia seperti mendengar suara-suara sekitarnya dengan sangat jelas.

"Bukannya kau harus pergi ke hotel untuk bertemu dnegan Ayeong?"

Yunho berinisiatif untuk membuka percakapan setelah dia selesai membaca.

"Restoran hotel hyung." Ralat Hyungwon dengan raut wajah kecut. "Kau membuatnya terdengar seolah aku ini adalah seorang gigolo yang hobi berkeliaran di hotel untuk bertemu yeoja. Lagipula aku tidak bertemu dengannya hanya membuntuti."

Yunho mendecakkan lidah. "Hotel dan restoran hotel aku tidak melihat di mana bedanya. Keduanay berada dalam satu gedung."

Hyungwon mendengus, tapi tidak ada rasa marah atau kesal di tatapan matanya pada Yunho.

"Hyung, Apa aku perlu membelikanmu buku ensiklopedia agar kau bisa belajar bedanya antara restoran hotel dan hotel?"

"Astaga," Yunho memutar bola matanya. "Kau terdengar seperti Changmin bagiku."

A MAN BEHIND THE MIRROR Where stories live. Discover now