27. Insiden

30.1K 2.8K 95
                                    

Selasa (23.13), 19 Februari 2019

------------------------------

"Aaaaa...!"

Risma berteriak saat Juan mendorongnya dari atas yacht. Lalu beberapa detik kemudian Juan turut melompat seraya tertawa keras.

"Sudah kubilang ini sangat menyenangkan!" seru Juan setelah kepalanya muncul di permukaan air.

Dia hanya mengenakan celana bokser hitam sementara Risma mengenakan celana pendek putih setengah paha dan tanktop abu-abu. Entah bagaimana Juan menyiapkan semua keperluan pribadinya.

"Tapi kau tidak perlu mendorongku seperti itu!" seru Risma kesal sambil mencipratkan air ke wajah Juan yang hanya dibalas lelaki itu dengan tawa lepas.

Mereka masih berada di tengah laut namun tidak terlalu jauh dari Pulau Shelee hingga daratan itu masih bisa terlihat. Ombak yang bergerak tidak terlalu besar, membuat mereka bisa berenang santai tanpa khawatir tersapu ombak.

Tapi ombak kecil itu tetap berhasil membuat yacht yang mereka tumpangi terombang-ambing jika tidak menyalakan mesin. Akibatnya, Risma kembali muntah dan tidak bisa menikmati waktu. Karena itulah Juan menyarankan agar Risma berganti pakaian lalu berenang bersamanya. Dan ternyata itu memang ampuh.

"Lihat! Batu-batu di bawah sana sangat cantik!" seru Juan menunjuk dasar laut, beberapa meter di bawah mereka. "Mau beradu siapa yang paling cepat mengambil batu lalu membawanya ke permukaan?" tantang Juan.

Risma berdecak. "Aku tidak tertarik dengan permainan anak kecil."

Mendadak senyum jahil Juan muncul. "Kalau begitu, kita main permainan orang dewasa saja."

Belum sempat Risma mencerna apa maksud Juan, mendadak lelaki itu menyelam lalu menarik pergelangan kaki Risma hingga wanita itu memekik kaget sebelum tubuhnya tenggelam. Dan saat wajah mereka berhadapan di dalam air, Juan tersenyum lalu menyatukan bibir mereka lembut. Saling berbagi oksigen hingga keduanya terengah lalu memilih naik ke permukaan.

***

"Aw... aw...!"

Juan memekik lalu melangkah mundur, menjauh dari kompor seraya menggosok lengannya yang baru saja terciprat minyak. Melihat itu Risma mendengus geli lalu merebut spatula dari tangan Juan.

"Teriakanmu benar-benar seperti anak perempuan," ejek Risma seraya membali telur di atas wajan. "Kalau tidak bisa masak, tidak perlu sok ingin memasak untukku."

Juan merengut. "Aku hanya ingin menjadi calon suami idaman. Kau tahu? Carissa selalu bilang suaminya tampak manis dan romantis saat memasak untuknya."

Risma mematikan kompor lalu berbalik menghampiri Juan yang sedang berdiri sambil menyandarkan pinggul di meja pantri. Lalu tanpa peringatan, dia melingkarkan lengannya di belakang leher Juan hingga refleks Juan merangkul pinggangnya.

"Mr. Keegan, kau tidak harus meniru siapapun untuk menyenangkanku. Yah, meski terkadang kau egois, tapi aku tetap menyukaimu apa adanya. Hanya perbaiki sifat burukmu dan tetap jadi diri sendiri. Aku juga akan melakukan hal yang sama dan aku yakin... kita akan berhasil." Risma tersenyum manis.

Perlahan senyum Juan turut terbit. Dia menunduk, membuat kening mereka beradu. "Kau benar, Mrs. Keegan. Aku tidak seharusnya menjadi orang lain untuk menyenangkanmu."

Risma tertawa kecil. "Aku belum jadi Mrs. Keegan."

"Tidak apa-apa. Aku suka memanggilmu begitu dan kau bisa belajar menyesuaikan diri."

"Terserahlah."

Mata Juan berbinar senang. Dia menunduk lalu mengecup pipi Risma sekilas lalu mendadak menegakkan punggung dengan ekspresi yang berubah—kesal?

Since I Found You (TAMAT)Where stories live. Discover now