21. Bunuh Diri

27.8K 2.9K 188
                                    

Selasa (22.10), 29 Januari 2019

-------------------------

Sudah dua hari berlalu sejak Juan memutuskan hubungan asmarannya dengan Kirana. Dan sejak itu dia belum sekalipun bertemu dengan Risma.

Selama dua hari, Juan masih sanggup menahan diri untuk tidak menemui Risma. Tapi di hari ketiga, dia sudah tidak sanggup menahan rindu. Dia terus gelisah sepanjang hari seperti seorang pecandu yang kehilangan sumber kecanduannya.

Menyerah, Juan memutuskan untuk menemui Risma di tempat kerja wanita itu. Satu jam lagi tepat waktu makan siang. Kalau beruntung mungkin Juan bisa membujuk Risma untuk makan siang bersamanya.

Baru saja selesai merapikan meja kerjanya, ponsel Juan bergetar. Sejenak dia memeriksa caller-id lalu memilih mengabaikan panggilan telepon itu setelah mendapati nama Kirana yang tampak di layar ponsel.

Tidak ada lagi yang perlu mereka bicarakan. Dirinya memang bersikap kejam. Tapi Juan tidak mau lebih kejam lagi dengan memberikan harapan palsu pada Kirana.

Beberapa menit kemudian, panggilan telepon berhenti. Tapi lalu bergetar kembali dengan nama pemanggil yang sama. Juan mendesah. Kali ini dia menolak panggilan telepon dari Kirana lalu mematikan ponselnya sebelum memasukkannya ke saku celana.

Juan keluar dari ruangannya dan mendapati Delon tengah menerima telepon. Asistennya itu buru-buru berdiri lalu menghampiri Juan tanpa memutus sambungan telepon.

"Pak, telepon untuk Anda," ujar Delon seraya menyerahkan ponselnya pada Juan.

Salah satu alis Juan terangkat. "Dari siapa?"

"Mr. Keegan."

"Papa?"

Delon mengangguk.

Segera Juan menerima ponsel Delon sambil dalam hati mengumpat dirinya sendiri karena mematikan ponsel. "Halo, Pa."

"Apa yang kau lakukan pada Kirana?"

Pertanyaan itu membuat Juan mengerutkan kening tidak mengerti. "Memangnya kenapa?"

"Jawab saja." Nada suara Freddy terdengar mendesak sekaligus gusar.

"Tidak ada. Kami hanya putus dua hari lalu." Ujar Juan dengan nada datar.

"Demi Tuhan, Juan! Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak dari dulu saat semua orang di sekitarmu berusaha membuka matamu bahwa kau tidak benar-benar mencintai Kirana."

Sekilas ucapan Papanya terdengar seperti dukungan untuk Juan. Seperti Juan telah melakukan hal yang benar dan seharusnya melakukannya lebih cepat. Tapi nada suara sang Papa membuat Juan bingung. Ada nada menuduh di situ.

"Apa ada masalah?" tanya Juan hati-hati.

"Tentu saja ada masalah!" sergah Freddy "Kau menjalin hubungan dengan seorang wanita, menjanjikan akhir bahagia, dan membuatnya menunggu puluhan tahun. Kau pikir dia bisa menerima dengan lapang dada saat kau memutus hubungan secara sepihak?" Terdengar Freddy menghela napas. "Papa pikir kau sudah cukup dewasa untuk memilih jalanmu sendiri dan mempertanggung jawabkannya. Itu sebabnya Papa diam. Tapi ternyata kau tidak sedewasa itu. Kau hanya memikirkan dirimu sendiri, tidak berusaha menempatkan diri di posisi orang lain."

Mendadak bulu kuduk Juan meremang. Dia bisa meraba ke arah mana pembicaraan Papanya. Lalu dengan nada waswas Juan bertanya, "Apa terjadi sesuatu pada Kirana?"

"Dia menenggak racun dan sekarang dalam kondisi kritis," jelas Freddy dengan nada geram. "Dan beberapa menit lalu Papa harus melerai Mamamu dan Mama Kirana yang nyaris saling membunuh di koridor rumah sakit."

Since I Found You (TAMAT)Where stories live. Discover now