Epilog

12.9K 818 116
                                    

Seorang pria muda akhirnya membuka pintu setelah cukup lama pintunya di gedor dengan kuat.

"Mau apa kau kemari?" Tanya pria itu ketus.

"Apa kabar, anakku?" Pria paruh baya yang berdiri di ambang pintunya itu tersenyum.

Sang pria itu terdiam, ia hendak menutup pintu kembali.

"Tunggu Danial!" Pria yang tak lain adalah Damitri itu menahan pintu yang hendak Danial tutup. "Aku tahu ibumu sedang sakit, dan kau sedang tak punya uang." Ucap Damitri.

Danial melepaskan tangannya dari gagang pintu, ganti menarik kerah baju Damitri, ayah kandungnya, "Lalu, apa pedulimu? Pergilah sebelum kau ku habisi." Ancam Danial pada Damitri, Damitri menyeringai.

"Tidak Damirn, tidak kau. Kalian sama saja, kenapa anak-anakku seperti ini? Sangat brutal, Hahahahaaa ...." tawa Damitri pecah.

Danial tersulut emosi, ia menghempaskan tubuh tua Damitri ke teras rumahnya. Lalu  tanpa bicara ia kembali melangkah ke dalam rumah.

"Satu milyar," ucap Damitri, Danial menghentikan tindakannya saat mendengar perkataan Damitri barusan. "Kau akan ku berikan uang satu milyar kalau kau berhasil membunuh Damirn." Damitri bangkit dari posisi terduduknya, "saat ini dia di pembuangan sampah, aku sudah menusuknya. Namun aku yakin kalau si brengsek itu belum mati, bunuhlah dia. Maka kau akan ku beri uang satu milyar untuk biaya pengobatan ibumu." Jelas Damitri.

Danial terdiam, saat ini ia sangat membutuhkan uang untuk mengobati penyakit kanker ibunya. Pas sekali juga ia tidak menyukai Damirn yang secara kenyataan adalah anak dari istri pertama Damitri.

"Bagaimana?"

Danial menatap Damitri, "aku bukan bajingan sepertimu, dasar binatang." Ucap Danial,  Ia memilih menutup pintunya.

"Fikirkan kembali Danial, aku menunggu keputusanmu. Hahahahaaa ...."

♥♥♥

Di sinilah Danial, di tempat pembuangan sampah yang di kabarkan Damitri padanya, ia memakai sebuah hoodie hitam. Di sebalik tumpukan sampah ia menyaksikan Damirn yang tengah berbicara dengan seorang pria tua.

Dalam hati Danial mengumpat, karena kedatangannya sedikit terlambat.

Dengan mengendap, Danial berjalan menuju truk besar tersebut. Ia perlahan naik ke belakang, mengikuti Damirn dengan sang pria tua itu hingga ke rumah kecil Baron.

Dengan sabar, Danial menunggu di luar saat Damirn dan Baron masuk ke dalam, hingga Danial di kejutkan oleh kobaran api yang membakar tubuh Baron dan sang istri. Ia sama sekali tidak percaya kalau Damirn tega membakar kedua orang tua renta yang sudah menolongnya.

Gigi Danial mengatup geram, tangannya mengepal.

Dengan sedikit tertatih, Damirn berjalan menuju truk. Lalu membawanya pergi bersama Danial yang berada di belakang, Danial masih tak habis fikir dengan perilaku Damirn barusan.

"KENAPA KALIAN BAIK PADAKU?!" teriak Damirn tiba-tiba, truk yang melaju kencang tiba-tiba kehilangan kendali dan akhirnya menabrak pohon di tepi jalan.

Danial terkejut, namun ia baik-baik saja, tak seperti Damirn yang terluka akibat pecahan kaca mobil yang mengenai dirinya.

Seperti monster, Damirn keluar dari truk. Berdiri di tengah jalan lalu memberhentikan sebuah mobil yang melintas di jalan tersebut.

"Ada ap---"

Brukk!

Brukk!

Bruukk! belum sempat pria yang baru saja menghentikan mobil dan keluar itu menyelesaikan kalimatnya, segera Damirn membenturkan kepalanya ke tiang atap mobil hingga beberapa kali, sampai pria naas itu kehilangan nyawa. Damirn kemudian memasukkan mayat tersebut ke kursi belakang, lalu segera pergi dari tempat tersebut.

DAMIRN ✔ (END)Where stories live. Discover now