DAMIRN 3

13.3K 1.2K 101
                                    

Suara mata kapak yang terseret di lantai terdengar begitu mengganggu telinga. Seorang laki-laki yang menyeret kapak besar itu membuka sebuah pintu. Sorot matanya yang dingin, menatap lekat laki-laki yang kaki dan tangannya terikat di atas ranjang ruangan tersebut.

Laki-laki itu berdiri persis di samping ranjang. Di tangan kirinya terdapat sebuah tabung berisikan cairan asam sulfat.

"Siapa kau?!" Tanya laki-laki yang terikat tersebut, ia berontak ingin lepas. Tapi percuma, ikatan yang melekat padanya begitu kuat.

Laki-laki yang berdiri di sampingnya itu terdiam, ia memiringkan kepala lalu mulai menyirami kaki pria gemuk di hadapannya dengan cairan asam sulfat dan dengan waktu singkat. Pergelangan kaki yang ia sirami itu melepuh.

"Aaaarrrrrrrggggghhhh..., Lepaskan! Lepaskan aku! Orang sinting."

Pria gemuk itu mengguling ke samping hingga terjatuh dari ranjang serba putih. Melihat sang mangsa tak lagi berada di atas ranjang, laki-laki yang membawa cairan asam sulfat itu berjalan memutar.

"Apa maumu?! Lepaskan aku. Lepas!!!" Berontak pria gemuk tersebut, keringat dingin terus bercucuran di wajahnya. Sorot matanya yang amat ketakutan begitu membuat laki-laki di depannya merasa terhibur.

"Kau..., mau mati dengan cara apa?"

"Sinting! Aku tidak mau mati. Lepaskan aku! Lepas---"

Csssshhh...

"Aaaaarrrggghhh!!!"

Betis pria gemuk itu ikut melepuh. Laki-laki yang tadinya berdiri, kini sudah berjongkok. Sangat dekat dengan dirinya.

"Menyedihkan. Aku kira... kau adalah orang yang seru, karena sudah berani menyentuh gadisku." Ucap laki-laki itu, yang tak lain adalah Damirn "Sekarang, waktunya kau mati..."

Damirn kembali berdiri, ia mengangkat kapak besar di tangan kanannya.

"He-heeei... tu-tunggu dulu, a-aku bisa je---"

Craaaaaaaakkkk!

Wajah Damirn berubah menjadi merah seraya putusnya kepala milik pria gemuk di hadapannya. Kepala itu terpental cukup jauh dari bagian tubuhnya, Damirn menyeringai ia membiarkan darah terus menciprati wajah putihnya.

Setelah merasa puas, Damirn berjalan keluar ruangan. Menutup pintu abu-abu di tempat ia mencabut nyawa pria gemuk tersebut. Tak lupa, Damirn menggembok pintu tersebut.

♥♥♥

Yehana tersadar dari mimpinya. Bibir mungil gadis itu memucat, dahinya berkeringat. Matanya menyapu ruangan Appartment milik Damirn. Nafas Yehana memburu, ia beberapa kali menelan ludah akibat mimpi buruk yang barusaja ia alami.

"Kau, mimpi buruk lagi?"

Yehana menoleh ke samping kirinya, di sana duduk Damirn sambil menatap lekat dirinya.

Yehana mengangguk, "Jam berapa ini, Damirn?" Yehana keluar dari balutan selimut yang ia pakai. Gadis itu duduk di tepian ranjang, menghadap Damirn.

"Sudah pagi lagi. Sekarang pukul delapan" jawab Damirn rinci

"Ya Tuhan. Berapa lama aku tertidur?" Yehana memegang kepalanya yang berdenyut tiba-tiba.

"21 jam .... "

"Apa?!!!" pekik Yehana tak percaya.

Damirn terdiam, ia terus menjadikan Yehana sebagai objek pemuas matanya.

"Jangan terlalu khawatir, kau... bisa saja tidur lebih lama dari kemarin. Asal kau tau Yehana, kau terlihat begitu cantik ketika kau tertidur" Damirn tersenyum dengan sorot mata yang tajam kearah Yehana.

DAMIRN ✔ (END)Where stories live. Discover now