🍃Duapuluhempat🍃

8.8K 1.1K 163
                                    

Maaf ya, molor sampai jam segini updatenya. Saya abis minum obat demam sekaligus flu, makanya bawaannya ngantuk terus. Tapi syukurnya bab ini udah selesai saya tulis kemarin.

21+
Bab khusus yang udah dewasa dan pastinya bisa milah mana yang baik dan benar. Saya udah ngasih pemberitahuan, buat yang ngeyel, ya resikonya ditanggung sendiri2. Jangan sampai nanti ada julid, trus ngereport cerita saya. Sumpah, buat cerita itu nggak gampang, jadi tolong dihargai.

Di sini juga saya mau kasih tau, nggak lama lagi kita bakal pisah sama kakek Yusuf. Kalau nggak sesuai rencana, cerita ini bakal tamat sebelum bab 30.

Itu aja yang mau saya sampaikan. Selamat membaca, dan semoga cerita kakek Yusuf selalu dinanti kehadirannya oleh teman2 semua.

🍏🍏🍏

                                                

Yusuf mengerjapkan mata, tubuhnya bergerak gelisah saat bisa merasakan ada yang mengendus leher juga dadanya yang polos, tanpa tertutupi pakaian, menuruti kemauan sang ibu hamil yang akan merajuk jika kemauannya tidak dituruti.

Setelah mata Yusuf terbuka sepenuhnya, barulah pria itu bisa melihat Salwa telah duduk mengangkanginya dengan tubuh telanjangnya yang menggoda, sementara istrinya itu asyik mengendus area sekitar lehernya.

"Sayang." suara Yusuf terdengar serak, khas orang yang baru bangun tidur, juga gairah yang mulai bangkit. "Kok kamu nggak pakai baju? Kalau masuk angin, gimana?" meski nada suaranya menyiratkan kekhawatiran, reaksi yang ditunjukan Yusuf justru sebaliknya, pria itu memegang erat pinggul Salwa, menekannya ke bawah agar lembah dengan semak belukar itu semakin terasa menghimpit perutnya.

Salwa tak menjawab, hanya gumaman yang wanita muda itu berikan di tengah asyiknya ia menghirup aroma menenangkan dari tubuh suaminya.

Pagi ini, saat matahari belum menampakan sinarnya, entah mengapa Salwa merasakan adanya dorongan untuk menyentuh pria yang tidur di sampingnya itu. Ia bahkan tak mengerti, mengapa tak ada rasa malu sedikit pun saat ia menelanjangi dirinya sendiri, lalu merangsek pelan menaiki tubuh suaminya.

Tapi setelah Salwa tidak ingin memikirkan apapun saat ini, selain keinginan untuk disentuh oleh pria yang tengah berbaring di bawahnya ini.

Tahu apa yang wanitanya itu inginkan, Yusuf menaikan sedikit kepalanya, lalu sedetik kemudian ia sudah mengulum payudara Salwa dengan rakus. Untuk apa lagi menahan diri, mereka sudah sangat tahu apa yang diinginkan, serta apa yang dirasakan walaupun tanpa harus melalui pengucapan.

                                                          "Lembahmu basah." bisik Yusuf saat tiga jemarinya sudah mengisi surga dunia yang hanya miliknya seorang itu. "Pasti kamu udah nggak sabar pengen aku isi dengan kejantananku?" tanya Yusuf yang masih menggoda area sensitif istrinya di bawah sana.

Kepala Salwa hanya mengangguk saja. Wanita muda yang tengah hamil itu bahkan menggerakan turun naik tubuhnya demi menyambut godaan jemari mahir di tubuh bagian bawahnya.

"Menunduklah sedikit, sayangku. Aku ingin merasakan bibir manismu pagi ini, sebelum aku menyatukan tubuh kita."

Apa lagi memangnya yang akan Salwa lakukan selain menurut. Wanita muda itu, meski sedikit canggung sudah bisa mengimbangi gerakan bibir suaminya.

Tak ada lagi rasa malu. Yusuf pun tak perlu merasa usianya yang sudah tua menjadi halangan. Pria itu, menekan punggung Salwa merapat ke tubuhnya, supaya sepasang payudara yang sangat menggiurkan itu menekan dadanya, sehingga sensasi mendamba semakin kuat terasa.

Takdir Cinta [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now